In Vitro Fertilization atau Bayi Tabung Jadi Solusi Pasutri Sulit Punya Anak, Begini Risikonya
– Bayi tabung atau istilah umum dari In Vitro Fertilization (IVF) merupakan program pembuahan atara sel sperma dengan sel telur yang terjadi di luar rahim. Program ini biasanya dilakukan pasutri yang memiliki masalah infertilitas.
IVF dilakukan dengan mempertemukan sel sperma dengan sel telur di luar tubuh atau di sebuah tempat instalasi khusus berbentuk tabung. Maka dari itu, proses pembuahan tersebut dinamkan bayi tabung.
Melansir dari siloamhospital.com sel telur yang berhasil dibuahi sel sperma di luar tubuh tersebut akan menjadi embrio, dan kemudian dipindahkan ke dalam rahim istri. Apabila embrio sudah menempel ke dinding rahim, janin akan tumbuh dan program IVF dikatakan berhasil.
Pasangan yang memutuskan melakukan IVF karena sulit memiliki anak biasanya dilakukan pada wanita berumur 40 tahun dalam masalah infertilitas. Tidak hanya sebab itu, gangguan medis lainnya juga dapat menjadi faktor sulit memiliki anak.
Program bayi tabung juga dapat menjadi solusi bagi pasangan yang sulit memiliki anak karena kondisi medis tertentu, seperti:
- Adanya sumbatan atau kerusakan pada saluran indung telur (tuba falopi), yang menyebabkan sel telur sulit dibuahi atau embrio sulit menuju ke rahim
- Mengalami gangguan ovulasi, yang menyebabkan sedikitnya jumlah sel telur
- Menderita endometriosis atau kondisi endrometrium (jaringan dinding Rahim) tumbuh di luar Rahim, sehingga mempengaruhi fungsi ovarium, rahim dan tuba falopi.
- Menderita fibroid rahim atau miom, sebuah tumor jinak di dinding atau di dalam rahim yang dapat mengganggu implantasi embrio dalam rahim
- Gangguan pada fungsi sperma. Kelainan pada bentuk dan ukuran menjadikan kualitas sperma buruk
- Masalah infertilitas atau kesuburan yang tidak diketahui penyebabnya
- Pernah menjalani operasi pengangkatan fertilisasi yang gagal
- Faktor genetik
Program IVF tidak selamanya akan mendapatkan keberhasilan dalam kehamilan. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilannya, seperti pada kondisi pasangan.
Bagi pasangan yang akan melakukan program IVF harus dalam keadaan tubuh yang baik atau sehat. Karena dalam prosesnya perlu adanya persiapaan bukan hanya pada kondisi fisik, namun juga pada kondisi mental.
Maka dari itu sebelum melakukan program In Vitro Fertilization diharuskan melakukan pemeriksaan, seperti pengujian cadangan ovarium, pemeriksaan rahim, analisis air mani, skrining penyakit menular, dan praktek transfer embrio.
Bukan hanya tingkat keberhasilan yang tidak dapat dipastikan, program IVF juga dapat menimbulkan risiko tertentu. Dilansir dari Halodoc.com faktor risiko yang perlu diketahui sebelum melakukan metode IVF diantaranya:
- Kelahiran ganda
- Persalinan prematur dan rendahnya berat lahir
- Sindrom hiperstimulasi ovarium
- Keguguran
- Komplikasi saat melakukan prosedur pengambilan sel telur
- Kehamilan ektopik atau kelainan kehamilan
- Cacat lahir
Untuk itu bagi pasutri yang berencana melakukan IVF, harus dipertimbangkan secara matang dan atas rekomendasi dokter.
Tag: #vitro #fertilization #atau #bayi #tabung #jadi #solusi #pasutri #sulit #punya #anak #begini #risikonya