Pemerintah Beri Skrining Kesehatan Gratis: Deteksi Dini Penyakit Bawaan Lahir, Kanker, Obesitas, Diabetes, dan Kesehatan Gigi
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, didampingi sejumlah pejabat, mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (29/8/2024). (Miftahul Hayat/Jawa Pos)
12:54
8 November 2024

Pemerintah Beri Skrining Kesehatan Gratis: Deteksi Dini Penyakit Bawaan Lahir, Kanker, Obesitas, Diabetes, dan Kesehatan Gigi

 

- Pemerintah akan meluncurkan program skrining kesehatan gratis pada 2025. Layanan itu mirip kado karena diberikan kepada warga yang berulang tahun. Tujuan akhirnya adalah deteksi dini dan mencegah penyakit.

”Skrining ini memang hadiah ulang tahun dari negara kepada masyarakat. Dilakukan setiap hari ulang tahun untuk memastikan kesehatan terpantau secara dini,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Rencananya, deteksi dini dilakukan sesuai dengan usia warga. Cara itu diharapkan bisa meningkatkan efektivitas deteksi dini dan meminimalkan risiko kematian serta kecacatan.

Skrining dikelompokkan berdasar usia. Untuk balita, fokusnya adalah deteksi penyakit bawaan lahir. Lalu, untuk remaja ada pemeriksaan obesitas, diabetes, dan kesehatan gigi. Sementara itu, pada orang dewasa dilakukan deteksi dini penyakit kanker. Lalu, pemeriksaan alzheimer, osteoporosis, serta kesehatan umum akan menjangkau warga lansia. ”Skrining akan dilakukan di puskesmas dan sekolah-sekolah sesuai dengan kategori usia yang relevan,” katanya.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Adib Khumaidi SpOT menyebut program itu sebagai hal yang maju. Menurut dia, layanan kesehatan tersebut menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. ”Program ini dapat berkontribusi pada pencapaian target pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya terkait kesehatan dan kesejahteraan,” terangnya kemarin (7/11).

Untuk mendukung program itu, dia merekomendasikan beberapa hal yang perlu diperhatikan. Di antaranya, ketersediaan tenaga medis yang kompeten dan peralatan yang memadai di fasilitas kesehatan. Tenaga medis perlu dilatih untuk meningkatkan keahlian deteksi dini. ”Yang perlu diingat juga adalah koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam pelaksanaan program,” ucapnya.

Selanjutnya, Adib menyarankan ada sosialisasi yang masif. Tujuannya, meningkatkan kesadaran masyarakat. Dia mencontohkan Jepang yang sudah menerapkan pemeriksaan kesehatan bagi penduduknya. Di Jepang, hasil pemeriksaan tidak terstandar sehingga menghasilkan output pemeriksaan beragam. Selain itu, platform untuk menyimpan informasi riwayat kesehatan kurang.

’’IDI sebagai organisasi profesi dokter senantiasa siap menjadi mitra strategis pemerintah dan berkolaborasi memastikan keberhasilan program ini untuk mewujudkan Indonesia yang sehat,” katanya.

Pada kesempatan berbeda, founder Alzheimer’s Indonesia (Alzi) D.Y. Suharya kemarin menyatakan bahwa langkah skrining untuk lansia ini patut diapresiasi. Sebab, lansia merupakan bagian dari siklus kehidupan yang masih memiliki peran dan ”wisdom” di masyarakat. (lyn/c19/oni)

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #pemerintah #beri #skrining #kesehatan #gratis #deteksi #dini #penyakit #bawaan #lahir #kanker #obesitas #diabetes #kesehatan #gigi

KOMENTAR