Penyebab dan Cara Mengatasi Perut Mual Saat Puasa Ramadhan
Ilustraai perut mual. (Freepik)
17:23
17 Maret 2024

Penyebab dan Cara Mengatasi Perut Mual Saat Puasa Ramadhan

Selama menjalankan ibadah puasa, Umat Muslim tidak makan atau minum lebih dari 12 jam selama puasa. Hal ini dapat membuat sebagian orang merasa lemas dan kurang energi. 

Pada bulan puasa, penyebab rasa mual umumnya datang dari perut kosong. Sebab, pada dasarnya perut secara alami akan menghasilkan asam klorida untuk mendukung proses memecah makanan. 

Kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan untuk berkonsentrasi pada aktivitas sehari-hari dan berpuasa selama Ramadhan.

Mual saat puasa berhubungan dengan masalah di lambung. Bagi yang memiliki penyakit lambung cukup berat, berkonsultasilah dengan dokter terlebih dahulu sebelum berpuasa.

Jika tidak, dapat tetap menjalankan ibadah puasa, asal tahu kiatnya. Dikutip dari klikdokter.com memaparkan bahwa dianjurkan minumlah air putih, minimal 8 gelas sehari.

Perbanyak asupan sayur dan buah saat sahur dan berbuka, hindari makanan pedas, asam, terlalu berminyak, dan dapat menimbulkan banyak gas. Selain itu, jauhi juga kopi, soda, dan rokok.

Dianjurkan untuk mengonsumsi obat maag 15 menit sebelum sahur dan berbuka. Ingat, jangan langsung berbaring sesaat setelah makan. Untuk ini, perlu menunggu hingga setidaknya 3 jam. 

Mual tidak selalu diikuti oleh muntah namun, mual dibiarkan berkepanjangan bisa membuat seseorang menjadi lemas karena kehilangan energi, terutama jika sedang berpuasa. Agar ibadah tetap lancar, berikut beberapa tips mencegah rasa mual saat puasa, dikutip dari halodoc.com memaparkan sebagai berikut:

1. Batasi Jenis Makanan Tertentu

Jika terus-terusan merasa mual saat menjalan ibadah puasa, bisa jadi ada yang salah dengan makanan yang dikonsumsi. Jadi, coba perhatikan apa yang dimakan saat sahur dan berbuka puasa.

Untuk mencegah perut mual saat puasa, sebaiknya perbanyak konsumsi pisang, nasi, saus apel (applesauce), dan roti panggang saat sahur atau berbuka. Terutama bagi yang rentan mengalami mual atau sedang menjalani masa pemulihan infeksi saluran cerna.

Pisang, nasi, saus apel, dan roti panggang dipilih karena makanan ini mudah dicerna dan bisa diterima oleh mayoritas orang.

2. Pastikan Tubuh Terhidrasi dengan Baik

Sebelum dan selama puasa, ada baiknya pastikan tubuh sudah terhidrasi dengan baik. Perbanyak minum air putih dan kaldu bening saat sahur untuk menghindari dehidrasi.

Meski begitu, disarankan untuk jangan terlalu banyak memberi cairan dalam satu waktu agar perut tidak mengalami peregangan. Jumlah cairan yang bisa ditolerir oleh perut adalah 30-60 mililiter tiap 10-15 menit.

Bagi bayi dan anak-anak, maka jumlahnya sepertiga dari 30 mililiter. Gunakan pola 2-4-2 untuk mencegah dan menghilangkan rasa mual saat puasa, yaitu dua gelas saat berbuka, 4 gelas di malam hari, dan dua gelas saat sahur. Di sisi lain, peregangan perut akibat kebanyakan cairan justru berpotensi menyebabkan mual memburuk.

3. Berlatih Teknik Pernapasan

Teknik pernapasan yang baik bisa mencegah perut mual. Faktanya, pernapasan dalam yang terkendali dapat menghilangkan rasa mual. Jika kerap mengalami mual dan sudah merasa menjaga asupan makanan, latihan pernapasan mungkin bisa dicoba. Berikut caranya:

- Tidur telentang, letakkan bantal di bawah dengkul dan leher agar nyaman.

- Letakkan kedua tangan di atas perut tepat di bawah tulang rusuk dengan jari saling terkunci. Dengan demikian, akan dapat merasakan jari-jemari saling memisah ketika mengambil napas. Dengan cara ini akan tahu bahwa praktik pernapasan telah benar.

- Ambil napas yang dalam dan pelan dengan perut, bernapaslah sebagaimana bayi bernapas. Gunakan diafragma dan bukan tulang rusuk. Diafragma akan menciptakan sedotan udara yang lebih kuat dibanding tulang rusuk.

Penyebab mual saat puasa bisa disebabkan oleh sejumlah faktor yang dimaksud di antaranya adalah naiknya asam lambung, perubahan kadar hormon, kadar gula darah rendah, hingga kondisi medis tertentu. Dikutip dari klikdokter.com memaparkan sebagai berikut:

 

1. Asam Lambung Naik

Disampaikan dr. Adeline Jaclyn, mual saat puasa bisa terjadi akibat adanya peningkatan asam lambung. Ahli gastroenterologi dari Cleveland Clinic, dr. Christina Lee, juga menyampaikan bahwa peningkatan tersebut disebabkan oleh lambung yang menghasilkan asam klorida (HCL) dalam jumlah besar. 

Asam klorida merupakan enzim yang berperan memecah protein di dalam makanan, serta melawan serangan patogen yang masuk bersama makanan.

“Asam klorida dapat menumpuk di lambung ketika tidak makan dalam waktu lama. Hal ini menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan, mencetuskan heartburn (sensasi terbakar di dada), maupun mual,” jelas dr. Christina.

Naiknya asam lambung saat puasa bisa disebabkan konsumsi makanan atau minuman yang tidak tepat saat sahur.

Jenis asupan yang dimaksud, misalnya makanan pedas, asam, berlemak (seperti santan dan gorengan), ataupun minuman seperti soda, kopi, dan coklat. 

Asam lambung naik juga bisa disebabkan oleh minum air putih terlalu banyak dan langsung tidur setelah sahur. Pasalnya, asupan air putih berlebih saat sahur membuat perut kembung, sehingga makanan menjadi sulit dicerna. 

Sementara, tidur setelah sahur memicu refluks (naiknya) asam lambung ke kerongkongan, sehingga menyebabkan mual. Guna mencegah mual saat puasa akibat naiknya asam lambung, hindarilah makanan yang dapat memicu refluks.

Selain itu, penuhi kebutuhan cairan dalam jumlah cukup, misalnya dengan minum 3 gelas air saat sahur.  Disarankan pula untuk tidak langsung tidur setelah sahur. Beri jeda sekitar 1-2 jam setelah makan jika Anda ingin tidur kembali.

2. Perubahan Kadar Hormon

Terdapat dua hormon yang berperan dalam mekanisme rasa lapar dan kenyang pada manusia, yaitu ghrelin dan leptin. Ghrelin merupakan hormon rasa lapar, sementara leptin adalah hormon yang bertanggung jawab atas rasa kenyang. 

Dalam keadaan normal, peningkatan kadar ghrelin bertujuan memberikan sinyal kepada tubuh agar segera memenuhi asupan makanan. Kebiasaan sering mengabaikan rasa lapar dan tidak makan secara teratur, dapat mengganggu kinerja ghrelin dalam tubuh.

Akibatnya, beberapa orang mengalami mual ketika lapar. Rasa mual ini juga bisa muncul saat berpuasa. Utamanya, jika punya kebiasaan tidak sahur. Karenanya, pastikan untuk selalu sahur dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, serta memenuhi asupan cairan.

3. Kadar Gula Darah Rendah

Hal ini terjadi karena kebutuhan gula (glukosa) tubuh tidak terpenuhi. Glukosa dalam makanan seperti diketahui merupakan sumber bahan bakar untuk menghasilkan energi yang bermanfaat bagi fungsi sel-sel otak, otot, maupun saluran pencernaan. 

Ketika asupan gula tidak terpenuhi, hal ini menyebabkan hipoglikemia alias kadar glukosa di dalam darah terlalu rendah.

Biasanya, ini dialami orang yang tidak cukup makan sebelum sahur, terlalu sering menggunakan obat terapi diabetes, punya kebiasaan mengkonsumsi alkohol berlebih, ataupun mengidap penyakit hati dan ginjal. 

Pusing merupakan gejala hipoglikemia akibat sel otak kekurangan gula. Sementara, mual merupakan pertanda sel saluran cerna defisit glukosa. 

Untuk mencegah kadar gula darah rendah, pastikan mengonsumsi makanan dengan kadar gula yang tidak terlalu tinggi, diimbangi dengan protein dan sayuran secara cukup.

4. Kondisi Medis Lainnya

Dokter Christina Lee menambahkan, mual saat puasa juga bisa disebabkan oleh kondisi medis lainnya, seperti kadar gula darah tinggi, kenaikan kolesterol, ataupun tekanan darah tinggi (Hipertensi).

Editor: Nicolaus Ade

Tag:  #penyebab #cara #mengatasi #perut #mual #saat #puasa #ramadhan

KOMENTAR