Dikenal sebagai Sumber Vitamin K, Ini Sejumlah Kekayaan Gizi dari Buah Tin yang Sayang untuk Dilewatkan
Buah tin dan zaitum. (Sumber foto: Pexels.com)
20:36
11 Maret 2024

Dikenal sebagai Sumber Vitamin K, Ini Sejumlah Kekayaan Gizi dari Buah Tin yang Sayang untuk Dilewatkan

 

Budi daya buah tin memang utamanya untuk mendapatkan buahnya yang kaya akan manfaat.

Selain itu, buah tin yang disebut dalam kitab suci Al-Qur'an ini, dinyatakan sebagai salah satu sumber makanan dengan kandungan kalsium dan serat tertinggi.

Kandungan kalsium buah tin kering, disebutkan lebih tinggi dibanding apel, pisang, kurma, anggur, jeruk, kismis, dan stroberi.

Buah tin kering sangat kaya serat, mineral tembaga, manganum, magnesium, kalium, kalsium, dan vitamin K dalam konsentrasi yang relatif sesuai kebutuhan harian manusia.

Tingginya kandungan serat dapat menjadi pertimbangan perannya dalam pengendalian berat badan.

Keberadaan zat bioaktif golongan fenolik memberi kontribusi pada rasa, warna, dan khasiat buah. Kadar tertinggi adalah rutin, diikuti katekin, chlorogenic acid, epikatekin, gallic acid, dan syringic acid.

Percobaan laboratorik menunjukkan perbedaan kandungan zat golongan polifenol, flavonoid, dan antosian di setiap tahapan kematangan buah.

Ada yang saat mentah kulit buahnya keras berwarna hijau, lalu berubah menjadi hijau keunguan, dan, ketika sudah matang berwarna ungu hitam.

Saat kulit buah sudah menghitam maka makin banyak kandungan fenol total, antosianin total, dengan kapasitas antioksidan lebih tinggi.

Perubahan warna pun tergantung varietas buah, kompleksitas kandungan menjadi alasan kuat terpilihnya buah tin segar sebagai bahan pangan di daerah asalnya.

Untuk lebih lanjut, berikut beberapa manfaat buah tin yang diungkap berdasarkan penelitinan ilmiah.

1. Kecerdasan dan Kesehatan Otak

Secara turun-temurun buah tin dipakai untuk kesehatan otak. Inilah yang menarik perhatian peneliti.

Salah satunya peneliti India (2016) yang mempelajari pengaruh pemberian ekstrak etanol buah pada peningkatan kemampuan belajar dan mengingat.

Penelitian pada tikus itu membandingkan efek pemberian ekstrak dan obat modern dengan alat dan metode penelitian terstandar.

Pengamatan dilakukan terhadap waktu yang diperlukan tikus untuk menemukan jalan keluar pada alat yang digunakan.

Hasilnya, tikus yang diberi ekstrak buah tin lebih cepat dalam mempelajari dan menemukan jalan keluar.

Peningkatan durasi penelitian membuat tikus makin terlatih sehingga kemampuan, keterampilan, dan kecepatannya meningkat.

Keberhasilan tikus itu berkat aktivitas antioksidan dan peningkat imunitas ekstrak.

Aktivitas antioksidan ditunjukkan melalui zat kandungan golongan flavonoid dan fenolik.

Dari hasil studi terdahulu, diketahui flavonoid juga dapat mencegah kepikunan pada manusia.

Khasiat pendongkrak imunitas buah tin perlu dipertimbangkan sebagai bahan alam pilihan untuk menggantikan obat-obatan penekan imun modern yang diketahui bisa mengganggu fungsi otak.

Selain tu, buah tersebut diyakini bisa membantu mengatasi kerusakan otak pada pusat belajar dan mengingat, termasuk pencegahan penyakit Alzheimer.

2. Kesehatan Tulang

Kecukupan jumlah dan jenis mineral berperan penting pada kekuatan tulang manusia.

Kekayaan kandungan mineral buah tin mengundang perhatian peneliti, terutama terkait gangguan pengeroposan dan nyeri sendi pada usia lanjut.

Dalam sebuah artikel ilmiah, peneliti Malaysia (2018) mengungkap hubungan antara tingginya kandungan mineral dan keseimbangan dalam proses pembentukan tulang.

Kandungan utama mineral kalium, magnesium, fosfor, dan strontium pada buah tin sangat krusial bagi perkembangan tulang.

Strontium terbukti dapat mengendalikan patah tulang akibat pengeroposan tulang, di mana pemberian pada wanita pascamenopause mampu merangsang pembentukan tulang.

Melalui studi lanjut, hasil itu diharapkan membuka wacana pemanfaatan buah tin sebagai produk farmasi untuk kesehatan tulang.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #dikenal #sebagai #sumber #vitamin #sejumlah #kekayaan #gizi #dari #buah #yang #sayang #untuk #dilewatkan

KOMENTAR