144
ilustrasi kanker payudara pada perempuan. Sumber foto: Freepik
20:16
31 Oktober 2024
70 Persen Terdeteksi Stadium Lanjut, Kanker Payudara Jadi Penyebab Utama Kematian Perempuan di Indonesia, Deteksi Dini Jadi Kunci
- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat penyakit kanker payudara masih menjadi jenis kanker terbanyak kedua di Indonesia sekaligus penyebab utama kematian perempuan. Masalahnya, banyak pengidap yang segera memeriksakan diri
“Hampir 70 persen diketahui sudah pada stadium lanjut," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada wartawan, Kamis (30/10). Oleh sebab itu, ia mengatakan bahwa penanganan kanker menjadi salah satu prioritas pemerintah dengan rencana strategisnya yang tertuang dalam Rencana Aksi Kanker Nasional yang diluncurkan awal Oktober lalu. "Kementerian Kesehatan akan menyusun Rencana Aksi Nasional Kanker Payudara dan mengadopsi rekomendasi yang diberikan A2KPI menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Mari kita deteksi dini kanker payudara dengan melakukan pemeriksaan Sadari, Sadanis dan Pemeriksaan USG serta Mamografi," ajak Nadia. Senada dengan itu, Prof. Dr. dr. Soehartati Argadikoesoema Gondhowiardjo, Sp.Rad (K),Onk.Rad, Koordinator Pelayanan Kanker Terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (PKaT RSCM) menjelaskan pentingya deteksi dini kanker payudara. "Kanker payudara dapat dikontrol bila ditemukan dan diobati dengan benar dalam keadaan dini, juga dengan hasil kosmetik yang lebih baik. Deteksi dini dan terapi yang tepat sangat penting jangan percaya pada terapi yangtidak berbasis bukti," tuturnya Asosiasi Advokasi Kanker Perempuan Indonesia (A2KPI) juga menyoroti statistik yang memprihatinkan, di mana lebih dari 48% pasien didiagnosis pada Stadium III, 20% pada Stadium IV, dan 70% pasien kanker payudara meninggal atau mengalami masalah finansial hanya dalam waktu 12 bulan sejak terdiagnosa. “Oleh karena itu, kami mengapresiasi dan menyambut baik komitmen Pemerintah atas pengendalian kankeryang lebih komprehensif melalui peluncuran Rencana Kanker Nasional 2024 - 2034,” ujar Aryanthi Baramuli Putri, Ketua panitia A2KPI. “Komitmen baik ini harus segera ditindaklanjutidengan strategi implementasi yang tertuang dalam rencana aksi nasional khusus kankerpayudara disertai rencana pendanaan yang memadai agar implementasinya bisa optimal,mengingat beban penyakit yang sangat besar,” sambung Aryanthi. Senada dengan itu, Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia dan salah satu penggagas A2KPI, Linda Agum Gumelar, menjelaskan bahwa RAN Kanker Payudara sangat penting sebagai peta jalan agar Indonesia dapat mencapai sasaran penurunan angka kematian akibat penyakit ini. "Serta memastikan tercapainya indikator yang telah ditetapkan GBCI, yaitu 60% kasus terdeteksi secara dini, diagnosis ditegakkan dalam 60 hari, dan 80% pasienmenerima pengobatan multimodalitas sehingga bisa berhasil,” jelasnya. Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, menegaskan bahwa rencana aksi nasional kanker harus diletakkan dalam kerangka "menyelamatkan" seluruh warga negara, khususnya para Ibu. "Semua proses mulai dari edukasi/sosialisasi kanker, deteksi dini, diagnosa, pengobatan dan perawatan lanjutan merupakan tanggung jawab negara bersama seluruh komponen masyarakat. Dengan political will yang kuat dan pendekatan bottom-up, kita mampu menurunkan kanker payudara stadium lanjut dengan target 60% pasien terdiagnosis dini," bebernya. Terakhir, Dewan Penasehat LovepinkIndonesia Samantha Barbara, menegaskan bahwa tujuan utama dari upaya penanggulangan kanker payudara adalah untuk memberikan hasil penanganan yang lebih baik bagi pasien. "Oleh karena itu, pasien adalah pemangku kepentingan kunci dalam penyusunan dan implementasi RAN Kanker Payudara. Untuk pasien, bersama pasien," pungkasnya.
Editor: Nurul Adriyana Salbiah
Tag: #persen #terdeteksi #stadium #lanjut #kanker #payudara #jadi #penyebab #utama #kematian #perempuan #indonesia #deteksi #dini #jadi #kunci