Kenali Perbedaan 8 Jenis Vitamin B dan Efek bagi Tubuh jika Kekurangan, Mulai dari B1 hingga B12
Ilustrasi vitamin B. Ada 8 jenis vitamin B. (Freepik)
18:00
17 Februari 2024

Kenali Perbedaan 8 Jenis Vitamin B dan Efek bagi Tubuh jika Kekurangan, Mulai dari B1 hingga B12

- Vitamin B merupakan nutrisi penting yang memainkan peran dalam banyak organ dan sistem tubuh serta membantu jalannya berbagai fungsi, termasuk membantu tubuh mengubah makanan menjadi energi (metabolisme), menciptakan sel darah baru, menjaga sel kulit yang sehat, sel otak, dan jaringan tubuh lainnya.

Ada 8 jenis vitamin B yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri seperti tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niacin (vitamin B3), asam pantotenat (vitamin B5), vitamin B6, biotin (vitamin B7), folat (vitamin B9), dan vitamin B12. Secara bersama-sama, jenis-jenis vitamin B tersebut dinamakan vitamin B kompleks.

Dilansir dari Medical News Today pada Sabtu (17/2), berikut merupakan perbedaan dari masing-masing 8 jenis vitamin B tersebut, mulai dari fungsi, contoh makanan yang kaya akan vitamin tersebut, serta gejala yang akan dialami jika kekurangan vitamin tersebut.

1. Vitamin B1 (Thiamin)

Thiamin ditemukan dalam jumlah yang banyak pada jantung, hati, ginjal, dan otak yang sangat penting bagi fungsi tubuh. Thiamin berfungsi untuk menguraikan molekul gula dari makanan, pembuatan neurotransmiter tertentu, produksi asam lemak, dan sintesis hormon.

Adapun makanan yang kaya akan thiamin meliputi biji-bijian utuh, roti, sereal, pasta, trout, kerang, labu siam, kacang hitam, kedelai, dan berbagai jenis biji-bijian dan kacang-kacangan.

Sementara itu perlu untuk mengetahui beberapa gejala ketika tubuh kekurangan thiamin, meliputi penurunan berat badan, nafsu makan berkurang atau hilang, masalah ingatan, masalah jantung, kesemutan dan mati rasa di tangan dan kaki, kehilangan massa otot, dan refleks yang buruk.

2. Vitamin B2 (Riboflavin)

Riboflavin (vitamin B2) adalah nutrisi penting yang diperlukan untuk beberapa fungsi dalam tubuh seperti produksi energi, membantu tubuh dalam memecah lemak, obat-obatan, dan hormon steroid. Selain itu dapat nengubah triptofan menjadi niacin (vitamin B3), serta mengubah vitamin B6 menjadi koenzim yang dibutuhkan tubuh.

Riboflavin dapat ditemukan dalam berbagai jenis makanan, seperti daging organ, sereal, bubur oat, yogurt, susu, jamur, dan kacang almond. Meskipun defisiensi riboflavin jarang terjadi, orang yang memiliki gangguan endokrin atau kondisi lain tertentu berisiko mengalami defisiensi ini.

Gejala kekurangan riboflavin meliputi gangguan kulit, luka di sudut mulut, pembengkakan di mulut dan tenggorokan, bibir pecah dan bengkak, kerontokan rambut, serta mata merah dan gatal.

Kekurangan riboflavin yang parah dapat menyebabkan anemia dan katarak, sementara kekurangan riboflavin selama kehamilan dapat meningkatkan risiko bayi cacat lahir. Adapun individu yang paling berisiko kekurangan riboflavin termasuk mereka yang mengikuti diet vegan, atlet yang tidak makan daging, dan wanita hamil atau menyusui yang tidak mengonsumsi produk daging atau susu.

3. Vitamin B3 (Niacin)

Tubuh mengubah niacin menjadi koenzim yang disebut nicotinamide adenine dinucleotide (NAD). Koenzim ini memiliki beberapa fungsi, seperti membantu mengubah energi dari karbohidrat, lemak, dan protein menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh, serta berperan dalam proses metabolisme, komunikasi antar sel, dan ekspresi DNA dalam sel.

Makanan yang mengandung niacin yakni meliputi makanan yang berbasis hewan seperti daging, unggas, dan ikan yang kaya akan NAD. Sedangkan makanan berbasis tumbuhan yakni seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran.

Adapun gejala kekurangan niacin termasuk perubahan warna kulit menjadi cokelat pada bagian yang terpapar sinar matahari, ruam pada kulit, lidah yang merah terang, muntah, diare, sembelit, sakit kepala, kelelahan, dan depresi.

4. Vitamin B5 (Pantothenic acid)

Asam pantotenat diperlukan oleh tubuh untuk membentuk koenzim baru, protein, dan lemak. Sel darah merah membawa asam pantotenat ke seluruh tubuh sehingga tubuh dapat menggunakan nutrisi tersebut dalam berbagai proses yang berguna untuk energi dan metabolisme.

Beberapa makanan yang mengandung asam pantotenat yang tinggi, yakni meliputi hati sapi, jamur shiitake, biji bunga matahari, ayam, tuna, alpukat, dan sereal.

Sementara itu, gejala kekurangan vitamin Bt meliputi mati rasa di tangan dan kaki, sakit kepala, iritabilitas, gelisah, kualitas tidur yang buruk, serta kurangnya nafsu makan.

5. Vitamin B6 (Piridoksin)

Tubuh membutuhkan vitamin B6 untuk metabolisme asam amino, mengurai karbohidrat dan lemak, pengembangan otak, dan berperan dalam fungsi kekebalan tubuh. Sumber makanan yang kaya vitamin B6 termasuk jeroan, kacang kuda, tuna, salmon, unggas, kentang, dan sereal.

Adapun gejala kekurangan vitamin B6 seperti anemia, skala di bibir, lidah bengkak, sistem kekebalan tubuh yang melemah, kebingungan, dan depresi.

Individu yang berisiko kekurangan vitamin B6 termasuk mereka yang memiliki penyakit ginjal, individu yang telah menjalani transplantasi ginjal, menderita penyakit celiac, Crohn, kolitis ulserativa, atau gangguan autoimun seperti rematoid artritis, serta individu yang ketergantungan alkohol.

6. Vitamin B7 (Biotin)

Tubuh manusia membutuhkan biotin untuk menguraikan lemak, karbohidrat, dan protein, serta berperan untuk komunikasi antar sel dalam tubuh dan pengaturan DNA.

Adapun makanan yang kaya akan biotin meliputi, jeroan, telur, salmon, daging sapi, dan biji bunga matahari. Tanda-tanda yang terjadi pada seseorang akibat kekurangan biotin meliputi rambut rontok, ruam bersisik di sekitar mata, hidung, dan mulut, kuku rapuh, depresi, dan kelelahan.

7. Vitamin B9 (Folate)

Bentuk alami dari vitamin B9 disebut folat. Sedangkan asam folat, yang terdapat dalam makanan yang diperkaya dari beberapa suplemen, merupakan bentuk sintetis dari vitamin tersebut. Folat sangat penting untuk replikasi DNA, metabolisme vitamin, metabolisme asam amino, dan pembelahan sel yang tepat.

Gejala kekurangan folat meliputi kelemahan, sakit kepala, detak jantung tidak teratur, iritabilitas, luka di lidah atau dalam mulut, dan perubahan kulit, rambut, atau kuku.

8. Vitamin B12

Vitamin B12 berguna dalam pembuatan sel darah merah baru, mensintesis DNA, berperan dalam fungsi otak dan neurologis, serta metabolisme lemak dan protein.

Sumber alami vitamin B12 terutama berasal dari produk hewani seperti kerang, hati sapi, salmon, daging sapi, susu, dan yogurt. Bagi mereka yang tidak mengonsumsi produk hewani, suplemen atau makanan yang kaya akan nutrisi seperti sereal juga bisa menjadi sumber alternatif vitamin B12.

Kekurangan vitamin B12 umumnya menyebabkan kondisi anemia megaloblastik, yang ditandai oleh gejala seperti kelelahan, penurunan berat badan, sembelit, hilangnya nafsu makan, mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki, masalah ingatan, dan depresi.

Editor: Edy Pramana

Tag:  #kenali #perbedaan #jenis #vitamin #efek #bagi #tubuh #jika #kekurangan #mulai #dari #hingga

KOMENTAR