Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
Ilustrasi Popok Bayi di Pengungsian Sumatera (Dok. Makuku)
15:00
14 Desember 2025

Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?

Baca 10 detik
  • Banjir dan longsor di tiga provinsi Sumatera menyebabkan ratusan ribu warga mengungsi.
  • Bayi dan balita membutuhkan popok sebagai kebutuhan sanitasi penting di pengungsian.
  • Brand popok ini menyalurkan bantuan senilai Rp 600 juta berupa popok dan pakaian bayi melalui Dompet Dhuafa.

Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak akhir November 2025 bukan hanya merusak rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengguncang sendi kehidupan ribuan keluarga. 

Berdasarkan data Geoportal Data Bencana Indonesia milik BNPB per Selasa, 9 Desember 2025 pukul 14.35 WIB, tercatat 961 orang meninggal dunia, 287 orang hilang, lebih dari 5.000 orang luka-luka, dan sekitar 928.800 orang terpaksa mengungsi.

Di balik angka-angka besar tersebut, terdapat kebutuhan-kebutuhan mendasar yang sering luput dari perhatian, salah satunya adalah popok bayi. Di lokasi pengungsian, bayi dan balita menjadi kelompok paling rentan. 

Keterbatasan air bersih, sanitasi yang minim, serta kondisi lingkungan yang tidak higienis membuat popok bayi bukan sekadar perlengkapan, melainkan kebutuhan vital untuk menjaga kesehatan dan martabat anak-anak.

Mengapa Popok Bayi Sangat Penting di Pengungsian?

Dalam situasi darurat, orang tua sering kali datang ke pengungsian dengan persediaan seadanya. Popok bayi cepat habis, sementara akses untuk membeli atau mencuci popok kain hampir tidak tersedia. 

Tanpa popok yang layak, bayi berisiko mengalami iritasi kulit, infeksi, hingga penyakit lain akibat kondisi tidak higienis.

“Di pengungsian, fokus keluarga bukan hanya soal makanan, tetapi juga bagaimana menjaga kesehatan bayi dan balita. Popok menjadi kebutuhan dasar yang tidak bisa ditunda,” ujar Agustinah, Corporate Affairs Director PT Lucky Mom Indonesia. 

Menurutnya, perhatian terhadap kebutuhan bayi di situasi bencana merupakan bagian penting dari upaya kemanusiaan.

Melihat urgensi tersebut, PT Lucky Mom Indonesia melalui merek popok bayi Makuku menyalurkan Bantuan Banjir Sumatera berupa popok bayi, pakaian bayi, dan pakaian anak senilai total Rp 600 juta. 

Bantuan ini disalurkan melalui Dompet Dhuafa dan difokuskan pada wilayah terdampak di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh, dengan prioritas keluarga yang memiliki bayi dan balita.

“Kami turut menyalurkan bantuan untuk masyarakat terdampak banjir di Sumatera. Komitmen ini merupakan wujud kepedulian kami pada kesehatan bayi dan balita, khususnya di pengungsian,” jelas Agustinah.

Untuk memastikan bantuan cepat dan tepat sasaran, Makuku mengirimkan bantuan langsung dari fasilitas logistik perusahaan ke posko-posko Dompet Dhuafa di Sumatera.

“Kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban para keluarga sehingga mereka dapat lebih fokus pada proses pemulihan,” kata Titi Nurmalasari, Head of Communications PT Lucky Mom Indonesia.

Kebutuhan Nyata di Lapangan

Pihak Dompet Dhuafa yang terjun langsung ke lokasi pengungsian mengungkapkan bahwa popok dan pakaian anak termasuk bantuan yang paling dibutuhkan. 

Banyak keluarga datang ke pengungsian dengan bayi dan anak kecil tanpa persediaan yang cukup.

“Kebanyakan keluarga membawa bayi dan anak ke pengungsian dengan persediaan terbatas. Bantuan seperti popok dan pakaian anak sangat dibutuhkan,” ungkap Yudha Andilla, Manager Retail Fundraising Dompet Dhuafa.

Ia menambahkan bahwa distribusi bantuan dilakukan secara bertahap dan langsung kepada keluarga penerima manfaat.

Distribusi Bantuan Banjir Sumatera dilakukan berdasarkan pemetaan kebutuhan di lapangan, dengan prioritas pada lokasi pengungsian berpenduduk padat dan minim akses perlengkapan bayi. 

Koordinasi antara Makuku dan Dompet Dhuafa memastikan bahwa bantuan popok bayi benar-benar sampai kepada mereka yang paling membutuhkan.

Di tengah bencana besar, popok bayi mungkin terlihat sebagai kebutuhan kecil. Namun bagi bayi dan orang tua di pengungsian, popok adalah perlindungan kesehatan, kenyamanan, dan rasa aman. 

Editor: Dinda Rachmawati

Tag:  #balik #duka #banjir #sumatera #mengapa #popok #bayi #jadi #kebutuhan #mendesak #pengungsian

KOMENTAR