Cegah Pneumonia pada Bayi Prematur, Pentingnya Perlindungan dari Virus RSV 
Ilustrasi bayi menangis.(canva.com)
07:36
23 November 2025

Cegah Pneumonia pada Bayi Prematur, Pentingnya Perlindungan dari Virus RSV 

- Bayi prematur memiliki risiko tinggi mengalami infeksi pernapasan karena paru-paru mereka belum matang sempurna saat lahir. 

Kondisi ini membuat mereka lebih rentan terhadap virus dan bakteri, termasuk RSV (Respiratory Syncytial Virus), yang dapat berkembang menjadi penyakit serius seperti bronkiolitis atau pneumonia

Di Indonesia, pneumonia masih menjadi penyebab utama kematian pada anak dan balita. 

Menurut pemaparan Prof. Cissy Rachiana Sudjana Prawira, Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Respirologi Anak, berdasarkan penelitian di tiga provinsi di Indonesia ada lima penyebab utama pneumonia pada anak usia 2 bulan - 4 tahun. 

"Lima penyebab utama pneumonia adalah H influemzae non type B 38,8 persen, RSV sebanyak 27 persen, Klebsiella pneumoniae 22,9 persen; Streptococcus pneumoniae 15,4 persen, dan Influenza virus 13,3 persen," katanya di acara media edukasi bertajuk “Kenali RSV, Selamatkan Bayi Berisiko Tinggi” yang diadakan AstraZeneca Indonesia di Jakarta (20/11/2025).

Sedangkan penelitian beban penyakit pneumonia RSV di 3 kota di Indonesia (Bandung, Banjarmasin, dan  Mataram)  pada  balita,  dari  total subyek 673 pasien pneumonia berat, RSV positif 31,5 persen.

RSV  merupakan penyebab utama penyakit infeksi saluran pernapasan bawah (ISPB) pada anak usia muda secara global,  dan penyumbang  kematian  utama yang berhubungan dengan ISPB.

Menurut Prof.Cissy, untuk pengobatan  penyakit  RSV belum ada  terapi spesifik,  pengobatan berupa terapi suportif seperti melakukan penghisapan sekret dari hidung (nasal suction), pemberian cairan untuk hidrasi dan pemberian oksigen.

Ilustrasi ibu dan bayi Ilustrasi ibu dan bayi

Pencegahan infeksi RSV

Upaya pencegahan dan deteksi dini menjadi sangat penting agar anak bisa tercegah dari risiko penularan penyakit tersebut.

“Berdasarkan Konsensus RSV Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2024, identifikasi dini RSV dan pemberian antibodi monoklonal seperti Palivizumab sebagai profilaksis infeksi RSV berat, direkomendasikan bagi bayi dengan risiko tinggi," kata Prof.Cissy.

Kelompok ini termasuk, bayi prematur, bayi dengan kondisi bronchopulmonary dysplasia (BPD) serta bayi yang memiliki penyakit jantung bawaan.

Langkah ini merupakan upaya pencegahan penting yang perlu disadari orang tua. Palivizumab sendiri telah terbukti menurunkan angka rawat inap akibat RSV hingga lebih dari 50 persen pada bayi berisiko tinggi.

Prof.Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A, Subsp. Neo., Dokter Spesialis Anak Subspesialis Neonatologi menambahkan, bayi prematur memiliki risiko tinggi karena paru-parunya belum berkembang sempurna.

"Selain itu, bayi prematur juga belum sempat menerima transfer antibodi pelindung dari ibunya secara optimal selama masa kehamilan, sehingga sistem kekebalan tubuh mereka masih sangat lemah dan rentan terhadap berbagai infeksi," katanya.

Dibandingkan bayi cukup bulan, mereka memiliki kemungkinan dua hingga tiga kali lebih besar untuk dirawat di rumah sakit akibat infeksi RSV pada tahun pertama kehidupannya. Infeksi ini sering kali berkembang dengan cepat dan dapat memerlukan perawatan yang lebih lama serta intensif.

"Bayi usia kurang dari setahun yang lahir prematur dan terinfeksi RSV biasanya butuh perawatan di ICU. Setelah sembuh pun akan ada gejala sisa berupa asma atau bayinya jadi gampang sakit," katanya.

Karena itu, langkah pencegahan dan perlindungan menjadi sangat penting—mulai dari menjaga kebersihan lingkungan, membatasi paparan terhadap orang sakit, pemberian antibodi, dan pemantauan kesehatan yang tepat. 

Tag:  #cegah #pneumonia #pada #bayi #prematur #pentingnya #perlindungan #dari #virus

KOMENTAR