Jepang Alami Resesi, Sri Mulyani Ungkap Dampaknya ke Perekonomian Global Termasuk Indonesia
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. (Nurul Fitriana/JawaPos.com)
16:45
20 Pebruari 2024

Jepang Alami Resesi, Sri Mulyani Ungkap Dampaknya ke Perekonomian Global Termasuk Indonesia

  - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati buka suara soal kondisi perekonomian global yang semakin tertekan, termasuk Jepang yang sudah mengalami resesi. Menurutnya, resesi yang dialami negara maju disebabkan oleh kenaikan suku bunga yang cukup tinggi dalam waktu singkat.   "Tahun ini beberapa lembaga memang menyampaikan bahwa kinerja dari perekonomi negara-negara maju akan cukup tertekan karena kenaikan suku bunga di berbagai negara itu cukup tinggi dalam waktu yang sangat singkat," kata Menkeu saat ditemui usai menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024 di Jakarta, Selasa (20/2).   Lebih lanjut, Menkeu memastikan bahwa tertekannya perekonomian sejumlah negara maju itu akan berdampak pada negara lain yang masuk dalam G7. Meliputi, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis, Itali, Jepang, Kanada.   "Kinerja perekonomian mereka itu yang menyebabkan kenapa proyeksi dan outlook ekonomi bagi banyak negara terutama G7 dalam hal itu, akan cenderung melemah," lanjutnya.   Dan ini yang akan menjadi tantangan untuk lingkungan global, termasuk Indonesia. Terkait detailnya seperti apa, Menkeu menyebut bahwa dirinya akan menghadiri G20 di Brasil pada akhir bulan ini.   Adapun nantinya akan ada update kondisi terkini ke perekonomian global. "Jadi, nanti kita lihat minggu depan saya menghadiri G20 di Brasil pasti nanti ada update mengenai kondisi perekonomian global," jelasnya.   "Tapi negara-negara maju seperti yang tadi disebutkan yang mengalami resesi ya memang  mereka sudah cukup lemah. Entah karena perang di Ukraina yang mempengaruhi terutama Eropa tapi juga Jepang dan Eropa secara general juga akan terpengaruh oleh kebijakan ekonomi terutama suku bunga naik," tandasnya.   Sebelumnya, Jepang secara tidak terduga tergelincir ke dalam jurang resesi pada akhir tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang yang tercatat turun 0,4 persen secara tahunan pada Kuartal IV-2023.   Penurunan PDB tersebut tercatat untuk kedua kalinya, karena pernah terjadi pada Kuartal III-2023 yang turun sebesar 3,3 persen. Mengutip Reuters, beberapa analis menyebut kontraksi yang terjadi pada kuartal akhir tahun kemarin dipicu oleh lemahnya permintaan di Tiongkok.   Kemudian, lesunya konsumsi dan penghentian produksi di salah satu unit Toyota Motor Corp. Konsumsi swasta, yang mencakup lebih dari separuh aktivitas ekonomi, turun 0,2 persen dibandingkan perkiraan pasar yang naik 0,1 persen.   Minimnya angka konsumsi disebabkan oleh meningkatnya biaya hidup dan cuaca hangat membuat rumah tangga enggan makan di luar dan membeli pakaian musim dingin. Belanja modal, mesin pertumbuhan utama sektor swasta lainnya, turun 0,1 persen, dibandingkan perkiraan kenaikan 0,3 persen.   Akibat penurunan ekonomi, kini Jepang kehilangan predikat sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia, tersalip Jerman. Sebelumnya negara ini merupakan negara dengan perekonomian nomor 2 di dunia setelah Amerika Serikat.  

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #jepang #alami #resesi #mulyani #ungkap #dampaknya #perekonomian #global #termasuk #indonesia

KOMENTAR