Rencana Cetak Sawah di Aceh, Mentan: Kita Beri Solusi Permanen
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat menyampaikan konferensi pers terkait penyitaan impor beras ilegal mellaui kawasan Batam, Kepulauan Riau, di rumahnya, Jakarta Selatan, Selasa (25/11/2025).(KOMPAS.com/Syakirun Ni'am)
13:12
25 November 2025

Rencana Cetak Sawah di Aceh, Mentan: Kita Beri Solusi Permanen

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebut pemerintah mencoba memberi solusi permanen untuk persoalan beras di Aceh lewat program cetak sawah.

Pernyataan itu Amran sampaikan saat menanggapi keberatan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem). Kuasa hukum Mualem sebelumnya menyampaikan keberatan karena Amran menyebut masuknya 250 ton beras impor ilegal.

“Ada permintaan dari Aceh, kita cetak sawah. Jadi kita memberikan solusi permanen,” kata Amran saat ditemui di kediamannya, Jakarta Selatan, Selasa (25/11/2025).

Amran mengatakan Kementerian Pertanian sudah berdiskusi dengan Gubernur Aceh.

Pemerintah juga menyiapkan anggaran program cetak sawah dan pembangunan irigasi dengan nilai hampir Rp 200 miliar.

“Tahun 2025, 100 tepatnya, 189. Tahun depan kemungkinan dua kali lipat. Kami akan cetak sawah lagi,” ujar Amran.

Amran menjelaskan alasan pemerintah menyita dan menindak importasi 250 ton beras yang masuk melalui kawasan free trade zone (FRZ) di Sabang. Ia menyebut kebijakan itu mengikuti perintah Presiden Prabowo Subianto.

Pemerintah menyatakan Indonesia sudah mencapai swasembada pangan dan menutup keran impor. Menurut Amran, Indonesia sebagai negara dengan penduduk besar merupakan pasar beras besar di dunia.

Ketika impor ditutup, harga beras di negara pengekspor jatuh. Amran menyebut harga beras merosot dari 650 dollar Amerika Serikat (AS) per ton menjadi 340 dollar AS per ton.

“Penduduk kita adalah nomor 4 dunia, 286 juta. Apakah kita mau jadi pasar?” kata Amran.

Mengutip Serambi Indonesia, program cetak sawah di Aceh dilakukan di Kabupaten Aceh Barat. Rencana mencakup 250 hektar di Kecamatan Pante Ceureumen, Woyla Barat, Panton Reu, dan Kaway XVI.

Program itu menjadi langkah pemerintah untuk meningkatkan produksi beras di Aceh.

Sebelumnya, Kementan mengungkap masuknya 250 ton beras ilegal di Sabang. Beras disimpan di gudang perusahaan swasta, PT Multazam Sabang Group.

Kegiatan impor itu dinilai melanggar aturan dan perintah Presiden Prabowo yang melarang impor beras.

"Kami terima laporan tadi sekitar jam 2 bahwasannya ada beras masuk di Sabang itu 250 ton tanpa izin dari pusat, tanpa persetujuan pusat. Tadi langsung kami telepon ke Polda, Kabareskrim, Pak Pandam, langsung disegel ini berasnya enggak boleh keluar," kata Amran dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (23/11/2025).

Tag:  #rencana #cetak #sawah #aceh #mentan #kita #beri #solusi #permanen

KOMENTAR