Klasik nan Artistik! Gedung PLN Gambir: Warisan Kolonial, Simbol Listrik Pertama di Jakarta
Gedung A PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) di Jalan M.I. Ridwan Rais Nomor 1 , Gambir, Jakarta Pusat. (Ryandi Zahdomo/JawaPos.com)
15:27
31 Oktober 2025

Klasik nan Artistik! Gedung PLN Gambir: Warisan Kolonial, Simbol Listrik Pertama di Jakarta

 

- Diantara deretan gedung modern di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, ada satu bangunan klasik yang mencuri perhatian. Warnanya cokelat dengan menara runcing di puncak atap. Gedung A PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya), salah satu peninggalan bersejarah yang masih berdiri megah hingga kini.

Bangunan bergaya Art Nouveau, Art Deco, dan Craft itu tak sekadar indah, tapi juga sarat makna sejarah.

Gedung berdenah persegi panjang ini terdiri atas dua lantai. Sejatinya, terdapat lantai ketiga, namun hanya berisikan ruangan dengan ventilasi udara. Terdapat kupola, struktur tinggi yang relatif kecil dan seringkali menyerupai kubah yang terletak di puncak suatu bangunan, pada sudut barat laut dan kolom bangunan berukuran kecil. 

Terdapat pagar pembatasan di lantai dua dengan motif klasik. Pilar-pilar besar dengan ornamen flora meliuk menghiasi sisi luar gedung, sementara ukiran garis dan lingkaran kecil terpahat di pintu dan jendela lebar khas era kolonial.

Suasana di dalam gedung terasa sejuk dan lapang. Langit-langitnya menjulang lebih dari tiga meter. Ciri khas bangunan Belanda yang dirancang untuk menyesuaikan iklim tropis Indonesia.

"Gedung ini berstatus Cagar Budaya DKI Jakarta. Ditetapkan lewat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 Tahun 1993," ujar Linda Enriany, Kepala Bidang Pelindungan Kebudayaan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, kepada JawaPos.com.

Bangunan tiga lantai ini kini dimanfaatkan sebagai Kantor Unit Pelayanan Pelanggan (UP3) Menteng milik PLN UID Jaya. Uniknya, dua ruangan di lantai dasar dialihfungsikan menjadi Stroom Coffee, kedai kopi hasil kolaborasi PLN dengan pelaku UMKM lokal.

Langkah ini menjadikan gedung heritage tak sekadar simbol masa lalu, tetapi juga ruang hidup baru bagi masyarakat modern.

Dua ruangan di lantai dasar dialihfungsikan menjadi Stroom Coffee, kedai kopi hasil kolaborasi PLN dengan pelaku UMKM lokal. (Ryandi Zahdomo/JawaPos.com)

Dari NIEM hingga Jawatan Listrik dan Gas

Gedung PLN Gambir punya perjalanan panjang dalam sejarah kelistrikan Indonesia. Dulu, bangunan ini berdiri di kawasan Koningsplein Oost (kini Jalan Medan Merdeka Timur) dan berfungsi sebagai kantor Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij (NIEM), perusahaan listrik Belanda yang membangun PLTU di Gambir dekat Sungai Ciliwung.

"Kesuksesan tersebut membawa NIEM untuk mendirikan kantor di beberapa tempat di Pulau Jawa," ungkap Linda.

Namun masa kejayaan NIEM berakhir ketika Jepang menduduki Indonesia. Aset dan pengelolaan listrik kemudian diambil-alih oleh pemerintah pendudukan Jepang melalui lembaga Djawa Denki Djigjo Kosja yang sempat berganti nama menjadi Djawa Denki Djigjo Sja.

Setelah Indonesia merdeka pada 1945, seluruh aset listrik diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia. Dari sinilah lahir Jawatan Listrik dan Gas, cikal bakal PLN yang kita kenal saat ini.

Simbol Peradaban dan Jejak Listrik Pertama di Jakarta

Bagi Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Gedung PLN Gambir bukan sekadar bangunan tua. Ia menjadi saksi lahirnya peradaban modern di Batavia (Jakarta) dan bukti nyata bagaimana listrik pertama kali hadir di Tanah Air.

Dengan perpaduan sejarah, arsitektur, dan fungsi baru yang relevan, gedung ini berhasil mempertahankan roh heritage di tengah arus modernisasi ibu kota.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #klasik #artistik #gedung #gambir #warisan #kolonial #simbol #listrik #pertama #jakarta

KOMENTAR