



Persaingan Pusat Konvensi Makin Ketat, Venue di BSD, Jakarta, hingga Surabaya, Berebut Pasar MICE
-Industri Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions (MICE) di Indonesia terus tumbuh pesat. Kota-kota besar seperti Jakarta, Tangerang, Surabaya, dan Bali, kini menjadi medan persaingan bagi pusat konvensi yang berlomba menarik acara berskala nasional hingga internasional.
Permintaan ruang pamer dan konferensi yang meningkat pasca pandemi membuat pengelola venue berlomba memperbarui fasilitas, memperkuat layanan digital, dan membangun ekosistem pendukung.
Di antara pemain besar, Indonesia Convention Exhibition (ICE BSD) menjadi salah satu yang berhasil memanfaatkan momentum tersebut. Lewat strategi inovasi berkelanjutan walaupun dalam dua tahun terakhir, geliat modernisasi konvensi besar terlihat jelas.
Jakarta Convention Center (JCC) memperluas fasilitas hybrid meeting, JIExpo Kemayoran menambah area hotel terintegrasi, dan Grand City Convex Surabaya memperkuat konektivitas dengan pusat kota. Sementara itu, ICE BSD memilih jalur peningkatan pengalaman pengunjung dengan pendekatan layanan terpadu dan teknologi acara digital.
Pendekatan itu membuat ICE BSD dinobatkan sebagai Facilities Upgrade of the Year, Indonesia dan Meetings & Conferencing Property of the Year Indonesia dalam ajang TDM Travel Trade Excellence Awards 2025.
Penghargaan ini bukan semata simbol prestise, tetapi mencerminkan persaingan di sektor MICE kini bergeser dari sekadar besar dan megah menjadi soal efisiensi, fleksibilitas, dan integrasi layanan.
“Dalam setahun terakhir, kami berfokus pada upaya menciptakan pengalaman yang lebih baik dan terhubung bagi para klien dan pengunjung, tidak hanya melalui peningkatan infrastruktur, tetapi juga melalui layanan terintegrasi yang membuat pengelolaan acara menjadi lebih mudah dan efisien," ujar E. Ernawan, Presiden Direktur Indonesia Convention Exhibition (ICE) di Tangerang, Jumat (10/10).
ICE BSD baru-baru ini menyelesaikan pembaruan sistem partisi hall otomatis, pemasangan 24 layar LED di area pre-function, serta memperkuat sistem kontrol acara berbasis digital.
Pembukaan Tol Serpong–Balaraja (Serbaraja) juga memperpendek waktu tempuh dari Jakarta dan Bandara Soekarno–Hatta, menjadikan BSD sebagai alternatif strategis selain Kemayoran atau Senayan.
Sementara itu, JIExpo dan JCC juga gencar memperluas fasilitas parkir, menambah area pamer, serta meningkatkan konektivitas transportasi publik untuk menjaga daya saingnya.
Pengelola venue juga kini mulai mengembangkan model bisnis baru yang tak hanya menjual ruang, tetapi pengalaman menyeluruh. ICE BSD misalnya, membentuk divisi ICE Events yang menangani layanan 360°, mulai dari desain acara, produksi, kemitraan, hingga penyediaan kuliner.
Model serupa mulai diadopsi beberapa venue lain di Surabaya dan Bali, menandakan arah baru industri MICE menuju integrated venue ecosystem.
Menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kontribusi sektor MICE terhadap ekonomi nasional mencapai lebih dari 8 persen pendapatan pariwisata Indonesia pada 2024, dengan tren pertumbuhan dua digit.
Namun, dengan makin banyaknya pemain baru dan modernisasi besar-besaran, tantangan utama kini bukan hanya kapasitas, tapi juga diferensiasi pengalaman dan efisiensi operasional.
Tag: #persaingan #pusat #konvensi #makin #ketat #venue #jakarta #hingga #surabaya #berebut #pasar #mice