Dampak AS Serang Iran, Analis Keuangan: Harga Energi di Asia Naik, Pasokan Terganggu, Inflasi Mengancam
Pertahanan udara Israel aktif mencegat rudal-rudal Iran yang menargetkan Ibu Kota Tel Aviv pada 18 Juni 2025 dini hari. Perang Israel-Iran pecah sejak 13 Juni 2025, meningkatkan risiko konflik lebih luas di Timur Tengah. AS Ikut Serang Iran di Tengah Konflik dengan Israel, Apa Dampaknya?(AFP/MENAHEM KAHANA)
21:04
22 Juni 2025

Dampak AS Serang Iran, Analis Keuangan: Harga Energi di Asia Naik, Pasokan Terganggu, Inflasi Mengancam

- Para analis keuangan dunia memberikan analisis terhadap masuknya Amerika Serikat (AS) dalam konstelasi konflik militer Iran-Israel.

AS serang Iran dengan melakukan serangan kepada tiga titik fasilitas nuklir Iran pada Sabtu (21/6/2025) yang menurut para analis bisa berdampak signifikan pada harga minyak dan pasar saham global.

Manajer Portofolio dari perusahaan manajemen investasi Eastspring Investment Singapura, Rong Ren Goh menyatakan pengeboman fasilitas nuklir Iran oleh AS menandai eskalasi signifikan dalam konflik Israel-Iran.

Sebab peristiwa itu bisa menjadi pintu masuk fase baru risiko geopolitik.

"Dengan keterlibatan langsung AS yang kemungkinan akan memperpanjang ketegangan di kawasan tersebut. Bagi pasar Asia, kerentanan utama terletak pada sensitivitasnya terhadap harga energi yang lebih tinggi," ujar Goh dilansir Reuters, Minggu (22/6/2025).

"Konflik yang berlarut-larut meningkatkan risiko gangguan pasokan, yang dapat memicu tekanan inflasi dan membebani ekspektasi pertumbuhan di seluruh kawasan," lanjutnya.

Goh bilang, masuknya AS ke konflik Iran-Israel juga mengurangi prospek penyelesaian konflik yang sebelumnya diperkirakan bisa lebih cepat.

Sehingga para investor dunia disebutnya akan menghitung ulang berbagai risiko di seluruh pasar global.

"Saya memperkirakan akan terjadi pelarian ke aset yang aman (safe Haven), dengan tawaran dollar AS dan pelemahan yang meluas di seluruh aset berisiko Asia karena pasar menilai potensi dampak dari ketidakstabilan geopolitik yang berkelanjutan dan harga minyak yang tinggi," paparnya.

Harga minyak diprediksi melonjak

Sementara itu, Chief Investment Officer perusahaan investasi asal AS F/M Investment Alex Morris bilang, harga minyak mentah diperkirakan melonjak hingga 80 dollar AS per barrel akibat kondisi geopolitik terbaru.

Bahkan Alex bilang harga minyak bisa jadi melonjak lebih tinggi.

"Itulah titik berikutnya sebagai reaksi spontan. Saya pikir itulah alasan mengapa ini (serangan)nterjadi pada hari Sabtu dan bukan hari Minggu. Masih banyak lagi yang akan terjadi dalam 24 jam ke depan," paparnya.

Sementara itu, analis energi senior dari MST Marquee Sydney, Saul Kavonic mengatakan, serangan AS ke Iran akan memberikan tekanan cukup tinggi.

Respons pasar yang lebih luas menurut Saul akan bergantung kepada bagaimana Iran merespons serangan AS.

Bisa jadi menurutnya Iran akan mengincar kepentingan AS yang ada di kawasan Timur Tengah seperti infrastruktur minyak di kawasan Teluk atau mengganggu jalur minyak di Selat Hormuz.

Saul memperkirakan jika Iran memberikan respons keras maka harga minyak dunia bisa mencapai 100 dollar AS per barel.

"Ini dapat membawa kita ke jalur menuju harga minyak 100 dollar AS jika Iran menanggapi seperti yang mereka ancam sebelumnya," tuturnya.

Tag:  #dampak #serang #iran #analis #keuangan #harga #energi #asia #naik #pasokan #terganggu #inflasi #mengancam

KOMENTAR