Giant Sea Wall Pantura Tidak Semua dari Beton, AHY: Gunakan Mangrove Juga
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (27/5/2025). (KOMPAS.com/YOHANA ARTHA ULY)
11:52
17 Juni 2025

Giant Sea Wall Pantura Tidak Semua dari Beton, AHY: Gunakan Mangrove Juga

– Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyebut tanggul laut raksasa atau giant sea wall tidak seluruhnya dibangun dari beton.

Ia menjelaskan, proyek ini akan memakai pendekatan integratif. Tanggul beton hanya digunakan di lokasi tertentu. Sisanya bisa diganti dengan solusi alami.

"Memang bisa disimpulkan bahwa yang paling visible, yang paling realistis adalah jika kita menerapkan pendekatan yang integratif, dan tidak harus sama semuanya," kata AHY saat menghadiri Forum Komunikasi Daerah Mitra Praja Utama di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (17/6/2025), seperti disiarkan Kompas TV.

Menurut AHY, pendekatan ini mengacu pada studi dan pengalaman negara lain yang lebih dulu membangun tanggul laut.

Lokasi yang masih bisa ditangani secara alami akan memakai pendekatan berbasis alam. Salah satunya menanam mangrove sebagai tanggul alami.

"Ada lokasi-lokasi yang masih bisa kita tangani dengan menggunakan pendekatan natural tadi ada nature-based solution namanya, solusi berbasis alam menggunakan mangrove, menggunakan yang bukan beton lah," ucapnya.

Namun, di lokasi yang sudah rusak berat, tanggul beton tetap dibutuhkan.

"Tapi ada yang memang sudah sangat parah, artinya tidak bisa, kita harus benar-benar membangun dinding tebal dan tinggi (bangun tanggul beton)," lanjut AHY.

Pemerintah akan menentukan lebih dulu wilayah mana yang perlu tanggul beton dan mana yang bisa memakai solusi alami.

Ia menambahkan, kawasan yang sering terkena banjir rob akan diprioritaskan untuk pembangunan tanggul beton.

"Kita benar-benar harus meyakinkan blueprint-nya itu rapi benar. Kita tidak ingin lambat-lambat karena kita harus segera membangun ini, karena jangka panjang. Ini bukan setahun dua tahun tapi bisa 10 tahun bahkan 20 tahun jika kita memang punya niat untuk melindungi utara Jawa secara keseluruhan," jelas AHY.

 

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan perkembangan terbaru proyek giant sea wall di pesisir utara Jawa.

Ia menyatakan proyek ini akan segera dimulai setelah mangkrak selama hampir 30 tahun.

"Proyek ini sangat vital, proyek ini berada dalam perencanaan Bappenas sejak tahun 95. Bayangkan, sejak tahun 1995. Kalau tidak salah ya 30 tahun yang lalu," ujar Prabowo saat menyampaikan keynote speech di Konferensi Infrastruktur Internasional di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (12/6/2025).

"Sekarang, tidak ada lagi penundaan. Sudah enggak perlu lagi banyak bicara. Kita kerjakan itu," tegasnya.

Menurut Presiden, tanggul laut akan membentang sepanjang 500 kilometer dari Banten hingga Jawa Timur.

Pembangunan tahap awal akan difokuskan di empat titik. Masing-masing di utara Jakarta, utara Semarang, utara Pekalongan, dan utara Brebes. Kawasan itu dipilih karena terdampak rob yang sudah mengganggu kehidupan warga.

"Prioritas kita adalah DKI, Semarang, Pekalongan, Brebes itu air sudah mengancam kehidupan rakyat kita. Harus segera," tegas Prabowo.

Presiden juga membuka peluang kerja sama dengan investor asing. Ia menyebut perusahaan dari Asia hingga Eropa bisa ikut mendanai proyek ini.

"Kita terbuka, perusahaan-perusahaan dari China, dari Jepang dari Korea dari Eropa dari Timur Tengah yang mau ikut silakan," kata Prabowo.

Namun ia menegaskan proyek tetap jalan meski belum ada investor yang masuk.

"Tapi kita tidak tunggu, kita akan gunakan kekuatan kita sendiri," tegasnya.

Tag:  #giant #wall #pantura #tidak #semua #dari #beton #gunakan #mangrove #juga

KOMENTAR