Stabilkan Ekonomi, BI Jaga Posisi Investasi dan Cadangan Devisa di Tengah Tekanan Global
Ilustrasi cadangan devisa.
15:50
11 Juni 2025

Stabilkan Ekonomi, BI Jaga Posisi Investasi dan Cadangan Devisa di Tengah Tekanan Global

Bank Indonesia (BI) melaporkan Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada triwulan I 2025 mencatat kewajiban neto yang menurun.

Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan penurunan kewajiban neto tersebut bersumber dari peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) dan penurunan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN).

"Pada akhir triwulan I 2025, PII Indonesia mencatat kewajiban neto 224,5 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir triwulan IV 2024 sebesar 245,7 miliar dolar AS," kata Ramdan Denny dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (12/6/2025).

Kata dia, posisi AFLN Indonesia meningkat didorong peningkatan investasi penduduk pada berbagai instrumen finansial luar negeri. Posisi AFLN pada akhir triwulan I 2025. Tercatat sebesar 533,1 miliar dolar AS, naik 1,9% (qtq) dari 523,1 miliar dolar AS pada akhir triwulan IV 2024.

"Hampir seluruh komponen AFLN mencatat peningkatan transaksi penempatan di luar negeri, dengan kenaikan terbesar pada aset investasi lainnya terutama dalam bentuk pinjaman dan piutang usaha," katanya.

Sedangkan, peningkatan posisi AFLN lebih lanjut juga didukung oleh pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global dan kenaikan harga emas internasional. Posisi KFLN Indonesia menurun di tengah aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi portofolio yang tetap solid.

"Posisi KFLN Indonesia pada akhir triwulan I 2025 tercatat sebesar 757,6 miliar dolar AS, turun 1,5% (qtq) dari 768,8 miliar dolar AS pada akhir triwulan IV 2024," bebernya.

Investasi langsung tetap membukukan surplus sebagai cerminan dari terjaganya optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik. Investasi portofolio juga mencatat neto aliran masuk modal asing di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat.

"Perkembangan posisi KFLN lebih lanjut dipengaruhi penurunan nilai instrumen keuangan domestik seiring penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)," imbuhnya.

Bank Indonesia memandang perkembangan PII Indonesia pada triwulan I 2025 tetap terjaga sehingga mendukung ketahanan eksternal. Hal ini tecermin dari rasio PII Indonesia terhadap PDB pada triwulan I 2025 sebesar 16,0%, lebih rendah dibandingkan 17,6% pada triwulan IV 2024.

Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang (91,9%) terutama dalam bentuk investasi langsung.

Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek PII Indonesia dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

"Selain itu, Bank Indonesia akan terus memantau potensi risiko terkait kewajiban neto PII terhadap perekonomian," tandasnya.

Posisi Cadangan Devisa Indonesia Mandek

Sebelumnya, melaporkan cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Mei 2025 tetap tinggi sebesar 152,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 2.485 triliun.

Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan posisi cadev ini stabil dibandingkan pada akhir April 2025. Serta, perkembangan cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penerimaan devisa migas.

" Posisi cadev ini stabil di tengah kebutuhan untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah,"katanya.

Selain itu, Bank Indonesia terus menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi. Tentunya, cadangan devisa pada akhir Mei 2025 setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," katanya.

Ke depan, Bank Indonesia memandang posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus.

Serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang menarik. Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Sebelumnya, arus modal asing dalam sepekan lalu keluar sebanyak Rp4,48 triliun. Aliran modal asing yang keluar terdiri dari jual neto sebesar Rp3,98 triliun di pasar saham dan Rp5,69 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) serta beli neto sebesar Rp5,19 triliun di pasar SBN.

Lalu, selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 4 Juni 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp46,67 triliun di pasar saham dan Rp19,34 triliun di SRBI. Serta beli neto sebesar Rp46,70 triliun di pasar SBN.

BI pun terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Editor: Iwan Supriyatna

Tag:  #stabilkan #ekonomi #jaga #posisi #investasi #cadangan #devisa #tengah #tekanan #global

KOMENTAR