



Pembentukan Bank Emas, OJK Sebut Bisa Ciptakan Nilai Tambah hingga Rp 50 Triliun
- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pembentukan bank emas atau bullion bank di Indonesia dapat menciptakan nilai tambah di industri emas hingga Rp 50 triliun.
Untuk diketahui, pada 12 Februari lalu, OJK telah memberikan izin kepada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) untuk melaksanakan kegiatan usaha bullion. Dengan demikian, Indonesia akan segera memiliki bank emas pertama.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengatakan prospek bisnis bullion bank ke depannya diperkirakan semakin baik.
Berdasarkan hasil penelitian OJK, usaha bullion dapat memaksimalkan nilai tambah dari sumber daya emas yang ada di Indonesia, baik emas hasil tambang maupun stok emas yang dimiliki masyarakat.
"Usaha bullion bank dapat berpotensi meningkatkan konsumsi emas ritel yang akan memacu peningkatan industri emas dan keseluruhan bisnis dalam ekosistem emas yang mewadahi, dengan tambahan value added (nilai tambah) hingga sebesar Rp 30-50 triliun," ujar Dian dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (23/2/2025).
Oleh karena itu, potensi bank emas akan sangat besar didukung dengan ekosistem pengembangan usaha bullion bank yang ada saat ini, antara lain produsen, refiner, manufacturer, wholesales, dan retailers, serta masyarakat yang menjadikan logam mulia sebagai sarana investasi dan pengembangan bisnis.
Dengan demikian, pengembangan usaha bullion akan memberikan keuntungan bagi tiga pihak, yaitu pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha, serta Lembaga Jasa Keuangan (LJK).
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyatakan bank emas Indonesia akan diresmikan pada 26 Februari 2025.
Nantinya akan ada dua perusahaan yang mengelola bank emas, yaitu PT Pegadaian (Persero) dan BSI.
"Kita akan bentuk bank emas. Jadi selama ini kita tidak punya bank untuk emas kita, tidak ada di Indonesia," ujar Presiden dalam keterangan pers di Istana Merdeka pada Senin (17/2/2025).
Pendirian bank emas itu menjadi salah satu poin kebijakan pemerintahan Prabowo untuk mendorong transformasi ekonomi Indonesia.
Menteri BUMN Erick Thohir beberapa waktu lalu mengungkapkan cadangan emas Indonesia berada di urutan enam besar dunia dengan jumlah sekitar 2.600 ton.
Namun, cadangan emas batangan Indonesia baru sebanyak 78,3 ton dan menduduki peringkat 43 di dunia.
Dibandingkan negara lain seperti Amerika Serikat (AS), jumlah cadangan emas Indonesia masih tertinggal.
"Ini contoh saja tadi saya sampaikan, kalau bicara cadangan emas itu, kita nomor 6 terbesar di dunia. Tapi kalau kita lihat, untuk cadangan batangan emas, kita cuma 78,3 ton. Artinya kita nomor 43 di dunia. Ekonomi kita lihat Amerika itu hampir 8 ribu ton reserve-nya," jelas Erick.
Sehingga, sebut Erick Thohir, harus ada tindakan lebih lanjut untuk memperbesar cadangan emas Indonesia. Salah satunya dengan mendirikan bullion bank atau bank emas ini.
Tag: #pembentukan #bank #emas #sebut #bisa #ciptakan #nilai #tambah #hingga #triliun