Jalan-Jalan Seharian di Melaka, Bisa ke Mana Saja?
Potret Gereja Christ, gereja di kawasan Req Square Melaka, Sabtu (4/10/2025). (Kompas.com/ Suci Wulandari Putri)
17:28
19 November 2025

Jalan-Jalan Seharian di Melaka, Bisa ke Mana Saja?

Melaka termasuk destinasi wisata Malaysia yang cocok disambangi oleh turis yang suka sejarah dan budaya. 

Pasalnya, dahulu Melaka menjadi tempat persinggahan para pedagang dari berbagai negara. Interaksi pendatang dengan warga lokal kemudian menciptakan akulturasi budaya yang hasilnya bisa dilihat sampai saat ini.

Jika sedang berada di Melaka dan cuma punya waktu sehari untuk berkeliling, berikut spot-spot menarik yang bisa disambangi dengan berjalan kaki.

Jalan seharian di Melaka bisa kemana saja?

Berdasarkan pengalaman Kompas.com saat ikut wisata jalan kaki di Melaka pada Sabtu (4/10/2025), berikut rute dan rekomendasi spot menarik yang bisa dikunjungi di Melaka.

Menyusuri Jalan Harmoni

Perjalanan bisa dimulai dengan menyusuri Jalan Harmoni, kawasan yang menjadi pusat rumah ibadah lintas agama di Melaka.

"Kawasan ini namanya Jalan Tukang Emas, tetapi lebih dikenal sebagai Jalan Harmoni, sebab di sini ada jajaran rumah ibadah," kata pemandu wisata Malaysia bernama Hamim di Jalan Harmoni, Melaka, Sabtu (4/10/2025).

Jalan harmoni ini cukup ramah pejalan kaki, jarak antarrumah ibadah pun cukup dekat. Jadi, kamu bisa berpindah antar lokasi tanpa perlu jalan jauh.

Jika menyusuri Jalan Harmoni, kamu akan menemukan Masjid Kampung Kling, masjid yang mendapat pengaruh arsitektur seni lintas negara.

Tokong Cheng Hoon Teng, kuil China di Jalan Harmoni, Melaka, Sabtu (4/10/2025). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Tokong Cheng Hoon Teng, kuil China di Jalan Harmoni, Melaka, Sabtu (4/10/2025). Tepat di sebelah Masjid Kampung Kling ada Kuil Sri Payyatha Viyanagara Moorthi, yaitu kuil Hindu tertua di Asia Tenggara.

Tidak jauh dari sana, ada pula kuil Tokong Cheng Hoon Teng, kuil China di Melaka yang berusia hampir 4 abad.

Jalan Harmoni kerap dikenal sebagai wujud nyata toleransi dan keharmonisan masyarakat lintas agama di Melaka.

Saat menyusuri Jalan Harmoni pada Sabtu (4/10/2025) siang, Kompas.com berkesempatan mampir ke salah satu rumah ibadah, yaitu Masjid Kampung Kling.

"Ini adalah masjid tertua ketiga di Melaka, dibangun pada tahun 1748," kata Hamim di lokasi, Sabtu (4/10/2025).

Masjid Kampung Kling, masjid dengan arsitektur lintas negara di Melaka, Malaysia, Sabtu (4/10/2025). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Masjid Kampung Kling, masjid dengan arsitektur lintas negara di Melaka, Malaysia, Sabtu (4/10/2025). Ia memaparkan, dinamakan Masjid Kampung Kling karena masjid ini dibangun oleh kelompok bernama Kling, yaitu sebutan untuk kelompok Muslim India di Malaysia.

Bentuk masjid yang unik dan punya nilai sejarah, menjadikan Masjid Kampung Kling tidak hanya sebagai tempat ibadah, melainkan juga wisata religi dan wisata sejarah di Melaka.

Hamim menyebutkan, alasan arsitektur masjid ini mendapat pengaruh seni dari berbagai negara karena kawasan Melaka pada zaman dahulu merupakan pusat perdagangan.

Pada zaman itu, kapal dagang dari berbagai belahan dunia kerap singgah dan bersandar di Melaka. Alhasil, rumah ibadah di sana pun juga mendapat pengaruh dari negara-negara yang datang.

Masjid Kampung Kling, masjid dengan arsitektur lintas negara di Melaka, Malaysia, Sabtu (4/10/2025). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Masjid Kampung Kling, masjid dengan arsitektur lintas negara di Melaka, Malaysia, Sabtu (4/10/2025). "Uniknya masjid ini, arsitekturnya dipengaruhi oleh beberapa negara. Sebab, dahulu Melaka merupakan pusat perdagangan, dan pedagang dari berbagai belahan dunia turut berpengaruh ke bentuk masjid ini," katanya.

Bagian pertama yang cukup mencolok pada masjid yaitu bagian atapnya. Berbentuk piramida dengan ukiran di berbagai sisi. Kata Hamim, atap masjid ini mendapat pengaruh dari Nusantara Hindu Budhis.

Selain itu, jika melihat di area depan, bagian teras masjid dipasang keramik. Keramik tersebut mendaoat pengaruh seni dari Portugis.

Lalu jika masuk ke dalam masjid, terdapat lampu gantung yang mendapat pengaruh dari Inggris.

Mampir ke Red Square

Setelah dari Jalan Harmoni, kamu bisa jalan kaki menuju tepian Sungai Melaka, di sana ada kawasan bersejarah bernama Red Square.

Seperti namanya, bangunan di kawasan ini dicat berwarna merah. Dahulu, jajaran bangunan ini merupakan gedung pemerintah Belanda.

Jika bertandang ke kawasan Red Square di Melaka saat ini, kamu akan melihat konstruksi bangunan hingga ornamen yang masih asli seperti zaman dahulu.

Potret Gereja Christ, gereja di kawasan Red Square Melaka, Sabtu (4/10/2025). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Potret Gereja Christ, gereja di kawasan Red Square Melaka, Sabtu (4/10/2025). "Ini (kawasan Stadthuys) juga merupakan situs warisan dunia UNESCO," kata Hamim.

Setelah pemerintahan Belanda di Melaka, pemerintah Belanda kemudian memberikan kewenangan kepada pemerintah Malaysia untuk menjaga dan merawat gedung-gedung di kawasan tersebut.

Faktanya, kata Hamim, jajaran gedung tua di kawasan Stadthuys ini merupakan gedung pemerintah Belanda tertua yang dibangun di luar Belanda, dibangun sekitar tahun 1643.

Jonker Street Night Market

Ilustrasi suasana malam di sepanjang tepian Sungai Melaka.Dok. Resorts World Cruises Ilustrasi suasana malam di sepanjang tepian Sungai Melaka.Jelang malam, kamu bisa pindah ke Jonker Street Night Market. Lokasinya masih berada di tepian Sungai Melaka, dekat kawasan Red Square.

Di sana, kamu bisa jalan sambil jajan dan membeli oleh-oleh. Terdapat beragam kuliner dan pernak pernik yang menarik.

Namun penting untuk diingat, kawasan kuliner malam Jonker Street Night Market hanya ada setiap malam akhir pekan, khususnya setiap malam Minggu. Maka dari itu, pastikan kamu datang pada waktu yang tepat.

Perlu diketahui, tidak semua makanan yang dijual di Jonker Street Night Market halal untuk dimakan bagi turis muslim. Jadi sebaiknya, pilah pilih makanan sebelum membelinya.

Tag:  #jalan #jalan #seharian #melaka #bisa #mana #saja

KOMENTAR