Film Timur Terinspirasi Operasi Mapenduma, Iko Uwais Bakal Tampilkan Sosok Prabowo Subianto?
Film Timur yang digarap Iko Uwais terinspirasi kisah nyata Operasi Mapenduma, sebuah misi penyelamatan yang dijalankan oleh Kopassus di bawah komando Prabowo Subianto.
Iko membenarkan bahwa film Timur akan menampilkan sosok Prabowo, meski tidak secara langsung.
"Ada, cuma tidak pure Bapak, jadi enggak mungkin kami ambil gambar pure Bapak, tapi ada. Mudah-mudahan yang teman-teman lihat sesuai," kata Iko di kawasan Senayan, Jakarta, belum lama ini.
Namun, ia menegaskan bahwa Timur bukanlah film dokumenter yang sepenuhnya mengisahkan perjuangan Kopassus dalam Operasi Mapenduma.
Peristiwa bersejarah tersebut hanya menjadi inspirasi, dengan tambahan unsur drama yang memperkaya cerita.
"Tidak semata-mata kami menceritakan perang, tidak semata-mata tentang instansinya, tapi di sini ada sedikit ikatan tali saudara, ada dramanya, ada emosinya, tidak mengangkat dari segi politik," jelas Iko.
Timur menjadi salah satu dari dua film yang akan diluncurkan oleh rumah produksi Uwais Pictures. Film ini dijadwalkan tayang tahun ini.
Iko Uwais bersama Raffi Ahmad kunjungi Kasad TNI, bahas Film Timur
Iko Uwais bersama kunjungan Utusan Khusus Presiden, Raffi Ahmad mengunjungi Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc di Mabes Angkatan Darat Pada 24 Januari 2025 lalu.
Film Timur rupanya sudah 'permisi' dengan pihak TNI.
Iko Uwais bersama kunjungan Utusan Khusus Presiden, Raffi Ahmad mengunjungi Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc di Mabes Angkatan Darat Pada 24 Januari 2025 lalu.
Mengutip instagramnya, Raffi Ahmad mengatakan lkunjungan ini membahas kolaborasi film laga heroik yang terinspirasi dari peristiwa sejarah yang dialami Presiden RI, Prabowo Subianto, saat masih berdinas sebagai Prajurit Kopassus.
Film ini juga mempromosikan pencak silat, seni bela diri warisan budaya Indonesia, kepada masyarakat nasional dan dunia internasional.
"Kasad mendukung penuh karya ini dan berharap film ini dapat menggugah semangat nasionalisme, memperkuat kebanggaan generasi muda terhadap sejarah bangsa, serta meningkatkan apresiasi publik terhadap budaya Indonesia dan film laga karya anak bangsa," kata Raffi Ahmad.
Seputar Operasi Mapenduma
Operasi Mapenduma, sebuah misi penyelamatan dari Kopassus di bawah komando Prabowo Subianto jadi inspirasi sineas Iko Uwais menggarap Film berjudul Timur.Lantas apa Operasi Mapenduma, dan apa peran Prabowo Subianto?
Operasi ini berawal saat 8 Januari 1996 silam sebelas orang peneliti dari berbagai negara yang tergabung dalam Ekspedisi Lorentz 95 disandera oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) di kampung Mapenduma, distrik Tiom, Jayawijaya, Papua.
Sandera-sandera tersebut adalah Adinda Arimbi Saraswati, Navy W. Th. Panekenan, Matheis Yosias Lasembu, dan Delly Priatna dari Indonesia, Hans van der Ploeg dan Mark van der Wal dari Belanda, René Robert, Jean-Michel Martin, dan Stéphane Malbos dari Prancis, Maxime Jouan dari Swiss, dan Dave Bean dari Amerika Serikat.
Penyanderaan ini menimbulkan krisis diplomatik dan kemanusiaan, serta menantang otoritas pemerintah Indonesia di Papua.
Untuk menyelesaikan masalah ini, Panglima ABRI Jenderal Feisal Tanjung menugaskan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) untuk melakukan operasi pembebasan sandera.
Operasi ini dipimpin oleh Komandan Jenderal Kopassus Brigjen TNI Prabowo Subianto, yang saat itu merupakan menantu dari Presiden Soeharto.
Prabowo mengusulkan untuk melakukan operasi militer secara rahasia dan cepat, tanpa melibatkan pihak asing atau media.
Ia juga menolak untuk bernegosiasi dengan OPM, yang menuntut kemerdekaan Papua, pembebasan tahanan politik, dan penghentian operasi militer di Papua sebagai syarat pembebasan sandera.
Prabowo menganggap OPM sebagai kelompok separatis yang harus diberantas, dan tidak mau memberi kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan publisitas atau legitimasi.
Prabowo mempersiapkan operasi ini dengan sangat hati-hati dan detail.
Ia mengerahkan sekitar 400 prajurit Kopassus, yang sebagian besar bersenjatakan AK dan SSI, untuk menyusup ke daerah Mapenduma.
Ia juga menggunakan pesawat-pesawat terbang dan helikopter-helikopter untuk mengangkut pasukan dan peralatan, serta untuk melakukan pengintaian udara.
Selain itu, ia memanfaatkan informasi dari mata-mata, pembelot, dan penduduk setempat untuk mengetahui lokasi dan gerak-gerik OPM.
Operasi ini berlangsung selama lima hari, dari tanggal 5 hingga 9 Mei 1996.
Dalam menjalankan misi ini, Prabowo memutuskan untuk menyerang di enam titik sesuai hasil kajian tim intelijen.
Hasilnya, Operasi Mapenduma berhasil membebaskan para sandera.
Namun dari total 26 sandera, ada 2 orang yang meninggal dunia.
Operasi Mapenduma merupakan operasi pembebasan sandera terbesar dan terberhasil yang pernah dilakukan oleh Kopassus.
Operasi ini mendapat pujian dari berbagai pihak, termasuk Sekjen PBB Boutros Boutros Ghali, negara-negara asal sandera, dan masyarakat internasional.
Operasi ini juga meningkatkan reputasi dan popularitas Prabowo sebagai komandan pasukan elite Indonesia, yang dianggap memiliki keberanian, keterampilan, dan profesionalisme yang tinggi.
Namun, operasi ini juga menuai kritik dan kontroversi dari beberapa pihak, terutama dari kelompok hak asasi manusia, aktivis Papua, dan media.
Mereka juga menyoroti insiden penembakan oleh seorang prajurit Kopassus yang frustasi terhadap rekan-rekannya pada tanggal 15 April 1996, yang menewaskan Letkol Inf. Adel Gustimego, Komandan Detasemen 81 Kopassus, dan sembilan orang lainnya.
Selain itu, mereka mempertanyakan motif dan agenda Prabowo dalam operasi ini, yang diduga berkaitan dengan ambisinya untuk naik pangkat dan mendekatkan diri dengan Soeharto.
Baca Juga: Sosok Soebianto Djojohadikoesoemo, Paman Prabowo yang Gugur Melawan Jepang dalam Pertempuran Lengkong
Operasi Mapenduma adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Papua dan Indonesia, yang menunjukkan kompleksitas dan dinamika konflik di tanah Papua.
(Tribunnews.com/Alivio/Anita K Wardhani) (Intisari/Grid.id)
Tag: #film #timur #terinspirasi #operasi #mapenduma #uwais #bakal #tampilkan #sosok #prabowo #subianto