Aturan Kedaulatan Data Makin Ketat, Nutanix Perkuat Cloud Berdaulat Terdistribusi
- Aturan kedaulatan dan residensi data yang semakin ketat di berbagai negara menjadi tantangan serius bagi organisasi yang mengandalkan teknologi komputasi (cloud).
Perusahaan kini tidak hanya dituntut untuk memodernisasi infrastruktur digital, tetapi juga memastikan data tetap berada di bawah yurisdiksi hukum yang tepat, sesuai regulasi di masing-masing wilayah.
Dalam praktiknya, hal ini tidak mudah diterapkan. Perusahaan harus mengelola infrastruktur di banyak lokasi dengan aturan hukum yang berbeda, serta memastikan data tidak "melintas" wilayah secara tidak sengaja (berdaulat), sekaligus menjaga sistem tetap terhubung dan konsisten.
Tanpa platform terpadu, pengelolaan cloud semacam ini berisiko menjadi kompleks, mahal, dan rawan kesalahan operasional.
Menjawab kebutuhan tersebut, Nutanix, perusahaan software dan komputasi awan (cloud computing) yang berbasis diSan Jose, California, AS, memperluas kemampuan Nutanix Cloud Platform (NCP) miliknya untuk mendukung pengelolaan distributed sovereign cloud (komputasi berdaulat terdistribusi).
Secara sederhana, distributed sovereign cloud adalah model cloud di mana sistem dan aplikasi dijalankan di berbagai lokasi, seperti data center milik sendiri, cloud lokal, hingga cloud publik.
Namun, data tersebut tetap disimpan, dikontrol, dan diatur sesuai hukum di negara atau wilayah tempat data tersebut berada.
Dengan pendekatan yang ditawarkan NCP, organisasi diharapkan tetap bisa memanfaatkan fleksibilitas cloud tanpa melanggar aturan kedaulatan data.
Nutanix menilai pendekatan ini semakin relevan karena banyak organisasi kini beroperasi lintas negara, dengan tuntutan regulasi yang berbeda-beda, tetapi tetap membutuhkan kelincahan operasional dan ketahanan bisnis.
"Di kawasan Asia-Pasifik dan Jepang, berbagai organisasi menghadapi salah satu lanskap regulasi yang paling beragam dan kompleks di dunia," kata Jay Tuseth, Vice President and General Manager for Asia Pacific and Japan at Nutanix.
"Adanya mandat kedaulatan dan residensi data yang berbeda-beda di setiap negara semakin meningkatkan kebutuhan akan solusi yang tepercaya," imbuhnya, dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno.
Utamakan keamanan dan kontrol
Melalui pembaruan NCP, Nutanix mengusung sejumlah fitur yang menonjol di sisi keamanan dan kontrol.
Salah satunya adalah dukungan pengelolaan siklus sistem (lifecycle management) yang terorkestrasi untuk banyak lingkungan tertutup atau dark-site, yakni lokasi operasional yang tidak selalu terhubung ke internet.
Fitur ini memungkinkan organisasi tetap mengelola sistem secara konsisten, meski infrastrukturnya tersebar.
Selain itu, Nutanix menghadirkan opsi agar sistem pengelolaan cloud dapat dijalankan langsung di lingkungan on-premise (server sendiri) yang sepenuhnya dikontrol pelanggan.
Dengan kata lain, organisasi tidak perlu bergantung pada layanan SaaS eksternal untuk mengelola infrastruktur mereka. Pendekatan ini dinilai penting bagi sektor yang memiliki persyaratan keamanan tinggi, seperti pemerintahan, kesehatan, dan keuangan.
Tuseth menegaskan pembaruan ini dirancang agar organisasi dapat tetap berinovasi tanpa harus berkompromi.
"Peningkatan terbaru pada Nutanix Cloud Platform dirancang untuk membantu organisasi memenuhi persyaratan tersebut dengan penuh keyakinan, sekaligus menjaga kelincahan dan skalabilitas yang dibutuhkan untuk berinovasi di berbagai yurisdiksi," ujarnya.
Fleksibel namun tetap patuh
Logo perusahaan software dan cloud computing asal AS, Nutanix.
Fitur lain yang menjadi sorotan adalah perluasan dukungan lintas penyedia cloud melalui Nutanix Cloud Clusters (NC2).
Solusi ini memungkinkan pelanggan menjalankan platform Nutanix di berbagai cloud publik seperti Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, Google Cloud, hingga OVHcloud di Eropa.
Dengan pendekatan ini, organisasi dapat memilih cloud yang paling sesuai dengan aturan kedaulatan data di wilayah operasionalnya.
Untuk memperkuat kepercayaan pelanggan, Nutanix juga menegaskan komitmennya terhadap keamanan dan kepatuhan.
NC2 di AWS dan Azure telah merampungkan audit tahunan SOC 2 Type 2 serta memperbarui sertifikasi ISO 27001, 27017, 27018, 27701, dan 22301. Sertifikasi tersebut menjadi validasi bahwa kontrol keamanan, ketersediaan, dan privasi sistem telah berjalan efektif sesuai standar global yang diaudit.
Dukungan AI
Pembaruan NCP juga menyasar kebutuhan beban kerja modern, termasuk kecerdasan buatan (AI).
Nutanix memperkuat Nutanix Kubernetes Platform (NKP) dan Nutanix Enterprise AI (NAI) agar AI dapat dijalankan secara aman di lingkungan yang memiliki persyaratan kepatuhan ketat.
Platform ini memungkinkan organisasi mengelola aplikasi berbasis container dan AI dengan kontrol yang konsisten, baik di mesin virtual maupun container.
Dari sisi ekosistem, Nutanix bekerja sama dengan NVIDIA untuk menghadirkan AI yang siap memenuhi persyaratan pemerintah.
"Dengan menggabungkan distributed cloud platform Nutanix dengan accelerated computing dari Nvidia dan Nvidia AI Enterprise yang siap memenuhi persyaratan pemerintah, pelanggan bisa mengembangkan dan mengoperasikan sistem sovereign AI berkinerja tinggi dengan kontrol, ketahanan, dan efisiensi yang lebih besar, terlepas di mana pun data mereka berada,” kata John Fanelli, Vice President, Enterprise AI Software, Nvidia.
Ketahanan dan manajemen terpusat
Selain keamanan, Nutanix juga mengutamakan ketahanan. NCP kini mendukung pemulihan bencana berjenjang, yang memungkinkan aplikasi tetap tersedia meski terjadi gangguan di beberapa lokasi atau wilayah sekaligus.
Pendekatan ini penting bagi organisasi yang harus menghindari ketergantungan pada satu lokasi atau satu vendor.
Seluruh lingkungan terdistribusi tersebut dikelola melalui sistem manajemen global terpadu. Dengan satu tampilan, administrator dapat memantau infrastruktur, jaringan, Kubernetes, hingga beban kerja AI, baik di data center sendiri maupun di cloud yang selaras dengan kedaulatan.
Tag: #aturan #kedaulatan #data #makin #ketat #nutanix #perkuat #cloud #berdaulat #terdistribusi