Pelaksanaan Qadha’ Puasa Ramadhan harus Berurutan atau Tidak? Simak Penjelasannya
Ilustrasi sedang memanjatkan do'a./Pixabay.com_mohamed_hassan
17:03
14 Januari 2024

Pelaksanaan Qadha’ Puasa Ramadhan harus Berurutan atau Tidak? Simak Penjelasannya

Menjelang bulan puasa Ramadhan, kita pasti dihadapkan pada saat pelaksanaan puasa dibulan Ramadhan saat-saat tertentu yang menghendaki meninggalkan puasa wajib dibulan Ramadhan.   Atas ketidakmungkinan untuk menjalankan puasa dibulan Ramadhan, maka kita hendaknya untuk melaksanakan puasa Qadha’ untuk membayar ketertinggalan puasa dibulan Ramadhan.   Maka itu juga kita perlu memahami mengenai apa yang dimaksud dengan Qadha’ puasa Ramadhan dan bagaimana niat puasa Qadha’ di bulan puasa Ramadhan.   Sebagaimana dikutip JawaPos.com dari laman resmi kemenag.go.id ikut menjelaskan mengenai Qadha’ puasa Ramadhan lengkap dengan niat puasa Ramadhan.    Melihat dari pengertian qadha’ sebagai bentuk masdar dari kata dasar qadhaa, yang memiliki arti memenuhi atau melaksanakan.   

  Tetapi, pengertian qadha’ pada sudut pandang fiqih, memiliki arti suatu pelaksanaan ibadah di luar waktu yang sudah ditetapkan oleh syariat Islam.   Pengertian qadha’ yang sudah dijelaskan di atas yang memiliki arti pelaksanaan ibadah di luar waktu, misalnya qadha’ puasa Ramadhan ketika ada halangan pas pelaksanaan puasa dibulan Ramadhan.   Meskipun pengertian qadha’ dari sudut pandang bahasa Arab memiliki makna dengan ada yang itu memiliki arti pelaksanaan ibadah waktu yang telah ditentukan oleh syariat Islam.   Pelaksanaan Qadha’ puasa Ramadhan tentang pelaksanaan secara berurutan atau tidak itu ada dua pandangan.   Mengenai qadha’ puasa Ramadhan harus dilaksanakan sebagaimana jumlah hari yang ditinggalkan.   Firman Allah yang mengingatkan untuk qadha’ puasa Ramadhan sebagaimana termaktub pada Surah Al-Baqarah ayat 184.   Pendapat tentang berurutan atau tidak mengenai pelaksanaan qadha’ puasa Ramadhan ada dua pendapat.  

  Pertama qadha’ harus dilakukan secara berurutan ketika puasa yang ditinggalkan juga harus berurutan.   Kedua, pelaksanaan qadha’ puasa Ramadhan tidak perlu berurutan karena tidak ada keterangan yang menyatakan harus berurutan.   Kalau dilihat dari Surah Al-Baqarah ayat 184 menegaskan bahwa qadha’ puasa wajib dilakukan berdasarkan jumlah hari yang ditinggalkan.   Pendapat itu juga didukung oleh pernyataan hadist Rasulullah SAW. sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini. قَضَاءُ رَمَضَانَ إنْ شَاءَ فَرَّقَ وَإنْ شَاءَ تَابَعَ   Artinya "Qadha' (puasa) Ramadhan itu, jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya terpisah. Dan jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya berurutan. " (HR. Daruquthni, dari Ibnu 'Umar).   Berdasarkan pada dua pendapat yang tadi pelaksanaan puasa qadha’ Ramadhan bisa dilaksanakan dengan hal yang dimungkinkan untuk bisa dilakukan.   Puasa qadha’ Ramadhan sebagai pengingat untuk yang meninggalkan puasa Ramadhan harus mengganti puasa wajib tersebut di luar bulan Ramadhan.   Untuk yang mau melaksanakan puasa qadha’ Ramadhan juga wajib untuk niar puasa qadhanya di malam hari, menurut pandangan Mazhab Syafi’i.    Lafad niat puasa Ramadhan juga harus diperhatikan, berikut ini adalah lafal niat qadha puasa Ramadhan: نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى   Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.   Artinya, “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.” Semoga yang memiliki uzur pada saat pelaksanaan puasa Ramadhan, harus melaksanakan qadha’ puasa Ramadhan.***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #pelaksanaan #qadha #puasa #ramadhan #harus #berurutan #atau #tidak #simak #penjelasannya

KOMENTAR