Diabetes Anak Meroket 70 Kali Lipat! IDAI: Batasi Susu UHT, Perbanyak Real Food
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso. [Suara.com/Lilis Varwati]
14:04
23 Juli 2024

Diabetes Anak Meroket 70 Kali Lipat! IDAI: Batasi Susu UHT, Perbanyak Real Food

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) meminta agar pemberian susu kemasan atau Ultra High Temperature (UHT) untuk anak-anak sebaiknya tidak menjadi kebiasaan.

Dokter Piprim menyampaikan bahwa susu hanya sumber nutrisi pelengkap bagi anak. Dia menyarankan kalau anak-anak harusnya diutamakan pemberian makanan utuh atau real food.

"Ya susu mungkin komplementer aja, pelengkap aja dan tidak menjadi superfood. Jadi lebih baik anak-anak itu diberikan real food," kata dokter Piprim ditemui di kantor IDAI, Jakarta, Selasa (23/7/2024).

Real food merupakan istilah untuk makanan alami yang tidak atau minim proses, bebas dari tambahan bahan kimia, pemanis buatan, dan pengawet tanpa banyak modifikasi.

Baca Juga: Beda Susu UHT dan Pasteurisasi, Mana yang Lebih Baik?

Dokter Piprim mencontohkan real food harus berupa makanan dengan komposisi protein hewani, nabati, serta sumber serat dari sayur dan buah.

Sedangkan susu UHT termasuk makanan yang diproses khusus dengan teknologi. Proses Ultra High Temperature atau UHT itu menggunakan suatu teknologi pengolahan susu dengan teknik pemanasan sangat tinggi dalam waktu singkat.

"Jangan dibiasakan anak-anak itu dengan ultra processed food sejak awal, apalagi junk food. Itu nanti macam-macam dampak kesehatannya," kata dokter Piprim.

Dia mengingatkan bahwa dampak dari konsumsi makanan dengan tinggi proses itu dapat menyebabkan penyakit tidak menular, seperti diabetes dan gagal ginjal.

Diketahui bahwa kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023, data Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Baca Juga: Apakah Menyimpan Susu UHT Harus Dingin? Begini Cara Penyimpanan yang Benar dan Manfaatnya!

Jumlah tersebut dibandingkan dengan jumlah diabetes anak tahun 2010 atau 0,028 per 100.000 anak dan 0,004 per 100.000 jiwa pada 2000.

"Saya kira kita mesti aware dengan pembelian makan pada anak-anak," pinta dokter Piprim.

Editor: Chandra Iswinarno

Tag:  #diabetes #anak #meroket #kali #lipat #idai #batasi #susu #perbanyak #real #food

KOMENTAR