Kabar Duka! Penyair Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Intip 5 Rekomendasi Karyanya yang Tak Lekang oleh Waktu
Penyai Joko Pinurbo meninggal dunia. (Foto dari web.usd.ac.id)
11:48
27 April 2024

Kabar Duka! Penyair Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Intip 5 Rekomendasi Karyanya yang Tak Lekang oleh Waktu

 

 

- Penyair Joko Pinurbo atau yang akrab dengan nama pena Jokpin meninggal dunia di usia 61 tahun pada Sabtu (27/4), pukul 06.03 WIB di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta.    Kabar meninggalnya Joko Pinurbo, telah disampaikan langsung oleh seniman Butet Kartaredjasa melalui akun Facebook pribadinya.    "Sumangga Gusti (Jokpin)," tulis Butet di akun Facebooknya Sabtu pagi.    Mengutip dari laman Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Joko Pinurbo lahir di Sukabumi, pada 11 Mei 1962.    Namanya dikenal masyarakat umum berkat puisi-puisinya yang fenomenal, seperti "Hujan dalam Komposisi" dan "Pada Suatu Pagi Hari".   Puisi Jokpin memiliki tempat tersendiri di kalangan penikmat sastra karena perpaduan antara humor dan ironi dikemas dalam karya apik yang jenaka.    Selain dua puisi di atas, Jokpin juga menerbitkan banyak sekali buku puisi yang sangat khas dalam berbahasa.   Berikut JawaPos.com merekomendasikan beberapa buku puisi karya Joko Pinurbo yang dapat kalian baca untuk menambah khazanah perpuisian kalian.   

  1. Sepotong Hati di Angkringan    angkirngan adalah nama sebuah sunyi tempat kau melerai hati lebih-lebih saat hatimu disakiti sepi   "Sepotong Hati di Angkringan" diterbitkan pada 2021 oleh DIva Press. Buku setebal 80 halaman ini berisi 45 puisi yang terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berjudul 'Sepotong Hati di Angkringan'. Di bagian ini, Jokpin memfokuskan sajak-sajaknya kepada Yogyakarta yang digambarkannya dengan suasana sunyi, manusianya yang ramah, dan kerinduan yang melekat pada kota ini.    Bagian kedua berjudul 'Ibadah Mandi'. Di sini Jokpin menulis puisi tentang perenungannya seputar wabah korona yang mendera. Seperti biasa, Jokpin sangat lihat mengolah dunia yang akrab dengan kita ke dalam sajak-sajak sederhana yang bersahaja.    2. Perjamuan Khong Guan   simsalabim. buka! isinya ternyata ponsel, kartu ATM, tiket voucher, obat jimat, dan kepingan-kepingan rindu yang sudah membantu.   Buku ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 2020. Buku ini berisi 80 puisi yang terbagi dalam empat 'kaleng'. Masing-masing kaleng mengangkat tema yang berbeda, mulai dari tradisi, budaya, peristiwa harapan, dan masalah sosial.    Jokpin juga menyematkan pertanyaan mainstream yang selalu melekat pada kaleng biskuit ini, yakni ke mana perginya sang ayah di kaleng itu? Pada buku ini, Jokpin menjawabnya dengan bahasa yang unik dan nyeleneh perihal keluarga Khong Guan tersebut.    3. Surat Kopi    kurang atau lebih setiap rezeki perlu dirayakan dengan secangkir kopi.    Surat Kopi terbit pertama kali pada 2014 oleh Motion Publishing. Pada 2019, penerbit Grasindo mencetak ulang buku ini dengan menambahkan sejumlah sajak yang belum masuk pada edisi sebelumnya.    Puisi-puisi dalam buku ini bermula dari unggahan-unggahan Jokpin di Twitter dalam kurun waktu 2012-2014. Unggahan-unggahan tersebut dipilih dan dikembangkan untuk kemudian dijadikan buku yang berisi 163 sajak yang rata-rata panjangnya tak lebih dari empat baris.   4. Selamat Menunaikan Ibadah Puisi   dari kamar mandi yang jauh dan sunyi, saya ucapkan selamat menunaikan ibadah puisi.    Buku yang terbit pada 2016 oleh Gramedia Pustaka Utama ini berisi puisi-puisi pilihan karya Joko Pinurbo yang sudah pernah terbit sebelumnya. Judul dari buku ini diambil dari frasa dalam satu sajaknya yang berjudul 'Puasa'. Buku ini terdiri dari 121 yang ia tulis dalam kurun waktu 1989-2012.   Mulanya Jokpin ingin menggabungkan semua puisinya menjadi satu buku. Namun, dengan banyak pertimbangan, akhirnya ia memutuskan untuk memilih sebagian puisi saja dengan harapan dapat menjadi buku pengenal bagi para pembaca yang belum pernah bertemu sajak-sajak Jokpin.    5. Malam ini Aku akan Tidur di Matamu   mata waktu, mata sunyi: memanggil, menelan ceruk cinta yang haus warna, ceruk perempuan, malam ini aku akan tidur di matamu.   Buku ini diterbitkan pertama kali pada 2016 oleh Grasindo. Sama seperti buku Selamat Menunaikan Ibadah Puisi, buku yang satu ini juga merupakan sepilihan sajak-sajak Jokpin yang pernah terbit sebelumnya, mulai dari buku Celana (1999) hingga Tahilalat (2012).   Buku ini berisikan 79 puisi pilihan. DIawali dengan sajak 'Bulu Matamu: Padang Ilalang' dan ditutup dengan puisi berjudul 'Ingatan'. Gaya khas penulisan sajak Jokpin yang jenaka sangat terlihat di buku puisi ini.    Itulah sederet buku puisi karya Joko Pinurbo yang masih dapat kalian jumpai di toko buku online maupun offline. Selain itu, versi digitalnnya juga tersedia di iPusnas dan platform ebook lainnya.    Masih banyak buku puisi karya Joko Pinurbo yang layak dibaca oleh kalian penikmat sastra atau bahkan masyarakat awam. Tentu karya-karyanya ini akan selalu abadi di kalangan penikmat puisi-puisi jenaka nan nyeleneh khas Joko Pinurbo.    ***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #kabar #duka #penyair #joko #pinurbo #meninggal #dunia #intip5 #rekomendasi #karyanya #yang #lekang #oleh #waktu

KOMENTAR