Pimpinan Jemaah Aolia Mbah Benu Minta Maaf terkait Ucapan 'Telepon Allah' saat Menentukan 1 Syawal
KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau akrab dipanggil Mbah Benu, Pimpinan Jemaah Aolia menyampaikan permohonan maaf terkait pernyataannya yang menyebut soal menelepon Allah untuk mengetahui kapan tanggal 1 Syawal 1445 Hijriah. 
12:31
6 April 2024

Pimpinan Jemaah Aolia Mbah Benu Minta Maaf terkait Ucapan 'Telepon Allah' saat Menentukan 1 Syawal

- Pimpinan Jemaah Aolia Gunungkidul, KH Raden Ibnu Hajar Pranolo menyampaikan permohonan maaf terkait ucapannya soal menelepon Allah.

Permohonan maaf ini disampaikan KH Raden Ibnu Hajar Pranolo yang biasa dipanggil Mbah Benu lantaran sebelumnya beredar video dimana dirinya mengucapkan kata-kata 'menelepon Allah' dalam menentukan tanggal 1 Syawal 1445 Hijriah.

Diketahui ratusan warga yang tergabung dalam jemaah Masjid Aolia di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta sudah melaksanakan Salat Idulfitri pada Jumat (5/4/2024) kemarin.

Jemaah Aolia ini diketahui menunaikan ibadah puasa ramadan lima hari lebih cepat dibandingkan hari penetapan dari pemerintah.

Jemaah Aolia memulai puasa ramadan pada 7 Maret 2024.

Sehingga 1 Syawal 1445 H bagi jemaah Aolia jatuh pada Jumat (5/4/2024) kemarin.

Dari video yang beredar terlihat KH Raden Ibnu Hajar Pranolo bersama sejumlah jemaahnya.

Saat itu Mbah Benu menyampaikan pernyataannya terkait bagaimana cara menentukan jatuhnya 1 Syawal 1445 Hijriah.

Berikut bunyi pernyataan yang disampaikan KH Raden Ibnu Hajar Pranolo.

"Saya tidak pakai perhitungan, saya telepon langsung kepada Allah taala, ya Allah kemarin tanggal 4, malem 4, ya Allah ini sudah 29 (hari puasa ramadan), 1 syawalnya kapan," kata Mbah Benu dikutip dari video yang beredar.

Dia melanjutkan: "Allah taala cerito tanggal limo jumuah (5, Jumat). kui lah ngomong, lah mangke nek disalahke uwong, ora opo2 urusane Gusti Allah (begitu ngomongnya, nanti kalau disalahkan orang, ngga apa-apa urusannya Gusti Allah)," katanya.

Menurut KH Raden Ibnu Hajar Pranolo, sebenarnya apa yang disampaikannya itu adalah sebuah istilah, bukan dalam arti sebenarnya bahwa dia menelepon Allah.

"Terkait pernyataan saya tadi pagi tentang istilah menelepon Gusti Allah SWT itu sebenarnya hanya istilah. Dan yang sebenarnya adalah perjalanan spiritual saya kontak batin dengan Allah SWT."

"Apabila pernyataan saya yang menyinggung atau tidak berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, terima kasih," kata Mba Benu.

Lebaran Lebih Dulu

Diberitakan sebelumnya, para jemaah Aolia melaksanakan Salat Ied di Masjid Aolia yang berlokasi di Dusun Panggang III, Desa Giriharjo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul.

Jemaah Aolia dipimpin oleh KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau akrab dipanggil Mbah Benu.

Mbah Benu mengatakan ditetapkannya Lebaran jatuh pada Jumat berdasarkan keyakinan dari perjalanan spiritualnya.

"Penetapan ini berdasarkan keyakinan. Dan, jemaah Aolia bukan hanya ada di sini tapi tersebar di seluruh Indonesia," kata dia, Jumat (5/4/2024).

Imam Jamaah Masjid Aolia K H Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau akrab dipanggil Mbah Benu. (KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO) Imam Jamaah Masjid Aolia K H Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau akrab dipanggil Mbah Benu. (KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO) (KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

Ia pun meminta kepada para jemaahnya agar saling menghormati dengan masyarakat yang belum merayakan Idulfitri.

"Jemaah untuk menjaga toleransi antar umat beragama dan menghargai keputusan yang ada," tutur dia.

Layaknya perayaan Lebaran pada umumnya, jemaah Aolia juga merayakan bersama-sama dengan keluarga.

Diketahui, sejumlah masjid Aolia juga menggelar salat Idulfitri di antaranya di Kapanewon Wonosari.

Hidup Harmonis

Jemaah Aolia juga tersebar di Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul.

Lurah setempat, Sutarpan mengatakan, di wilayah ada sekitar puluhan warga yang tergabung dalam jemaah Aolia.

Dia mengaku, aktivitas jemaah Aolia yang merayakan Idulfitri lebih awal sudah dilakukan sejak dulu.

"Kami sudah terbiasa dengan ini, sehingga jika mereka merayakan lebih cepat, warga di sini hanya bisa toleransi dan menghormati," ucapnya.

Dia mengaku, selama ini hubungan antara Jemaah Aolia dengan warga yang bukan jemaah terjalin harmonis. Warga saling memahami.

"Tidak pernah ribut-ribut. Kami di sini ya damai saja. Mereka ibadah ya silakan. Tidak ada yang merasa terganggu," ujarnya.

Hubungan harmonis itu, kata Sutarpan, dapat dilihat saat perayaan Lebaran yang ditetapkan oleh pemerintah.

Biasanya jemaah Aolia dan warga lainnya mengadakan halal-bihalal untuk satu kampung.

"Kalau sudah hari Lebaran yang umum dari pemerintah. Kami di sini semua ngumpul untuk halal bi halal, gabung semua termasuk jemaah Aolia. Jadi memang tidak ada selisih antar warga, semua saling menghormati," terangnya.

Sementara itu, saat ditanya apakah tradisi silaturahmi antara warga saat lebaran juga berlaku saat perayaan Lebaran versi Jemaah Aolia, dia mengatakan, biasanya yang saling mengunjungi itu sesama jemaah Aolia saja.

"Biasanya saling mengunjungi sesama mereka saja. Mereka juga buat halal bi halal di rumah imamnya ya itu Mbah Benu, jadi lebih banyak aktivitas di sana," urainya.

Tak hanya perbedaan perayaan Idulfitri, sebelumnya jemaah Aolia juga melaksanakan ibadah puasa lima hari lebih cepat pada 7 Maret 2024, dibandingkan hari penetapan dari pemerintah.

Kapan Idulfitri?

Sementara itu pemerintah baru akan menggelar Sidang Isbat (Penetapan) 1 Syawal 1445 H pada Selasa (9/4/2024).

Sidang isbat akan digelar di Auditorium HM. Rasjidi, Kantor Kemenag RI, Jalan MH. Thamrin, Jakarta.

Kamaruddin Amin, Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat Islam mengatakan sidang isbat dilaksanakan secara tertutup.

Sidang isbat penetapan 1 Syawal 1445 H akan dihadiri oleh Komisi VIII DPR RI, pimpinan MUI, duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, serta Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama.

"Sebagaimana biasa, sidang isbat awal Syawal selalu dilaksanakan pada 29 Ramadan. Tahun ini, bertepatan dengan 9 April 2024," ujar Kamaruddin Amin di Jakarta, Selasa (2/4/2024).

Adapun tahapan sidang isbat akan diawali dengan Seminar Pemaparan Posisi Hilal oleh Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama.

Berdasarkan data hisab, ijtimak terjadi pada Selasa, 29 Ramadan 1445 H/9 April 2024 M, sekitar pukul 01.20 WIB.

Saat matahari terbenam, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk antara 4° 52.71' (empat derajat lima puluh dua koma tujuh puluh satu menit) sampai dengan 7° 37.84' (tujuh derajat tiga puluh tujuh koma delapan puluh empat menit) dan sudut elongasi 8° 23.68' (delapan derajat dua puluh tiga koma enam puluh delapan menit) hingga 10° 12.94' (sepuluh derajat dua belas koma sembilan puluh empat menit).

"Berdasarkan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), posisi hilal dimaksud telah memenuhi kriteria visibilitas hilal (Imkanur Rukyat) yaitu tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat," jelas Kamaruddin.

Kamaruddin mengungkapkan, Kemenag juga akan melakukan pemantauan hilal atau rukyatulhilal di berbagai provinsi.

"Untuk sidang isbat awal Syawal ini, Kementerian Agama akan menurunkan tim ke 120 lokasi di seluruh Indonesia. Mereka akan melaporkan, apakah pada hari itu hilal terlihat atau tidak," ungkapnya.

Setelah itu, hasil hisab dan rukyatulhilal tersebut akan dibahas dan ditetapkan dalam sidang isbat.

"Jadi kapan Hari Raya Idul Fitri, kita masih menunggu keputusan sidang isbat. Hasilnya akan diumumkan secara terbuka melalui konferensi pers," jelas Kamaruddin.

Muhammadiyah Lebaran 10 April

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1445 sebagai Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Rabu, 10 April 2024.

Keputusan jadwal Lebaran 2024 dari Muhammadiyah tertuang dalam Hasil Hisab Awal Ramadan, 1 Syawal, dan 10 Zulhijah 1445 H.

Penjelasannya, ijtimak jelang Syawal 1445 H belum terjadi pada Senin, 8 April 2024.

Ijtimak jelang Syawal 1445 H akan terjadi pada Selasa, 30 Ramadan 1445 H atau bertepatan dengan Selasa, 9 April 2024 pukul 01.23.10 WIB.

Sehingga 1 Syawal 1445 H di wilayah Indonesia jatuh pada Rabu, 10 April 2024.

Pada Selasa, 9 April 2024 malam, warga Muhammadiyah akan melaksanakan takbiran dan keesokan harinya, Rabu, 10 April 2024 pagi hari, salat Id digelar.

Sumber: (Tribunnews.com) (Tribunjogja.com)

Tag:  #pimpinan #jemaah #aolia #mbah #benu #minta #maaf #terkait #ucapan #telepon #allah #saat #menentukan #syawal

KOMENTAR