Migrant CARE Soroti Sosialisasi PSU di Kuala Lumpur, Partisipasi Pemilih Diprediksi Lebih Rendah
Ketua KPU Hasyim Asy ari bersama August Mellaz (Wakil Ketua) memberi keterangan kepada wartawan mengenai perkembangan kesiapan pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilu Tahun 2024 di Kuala Lumpur di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (8/3/2024). (FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS)
16:48
10 Maret 2024

Migrant CARE Soroti Sosialisasi PSU di Kuala Lumpur, Partisipasi Pemilih Diprediksi Lebih Rendah

– Hari ini (10/3) pemungutan suara ulang (PSU) dilakukan di Kuala Lumpur (KL). Ketua KPU Hasyim Asy’ari memastikan bahwa pihaknya sudah melakukan sosialisasi melalui berbagai kanal media sosial sehingga PSU bisa diketahui pemilih di Kuala Lumpur dan sekitarnya. ”Situasi ini (PSU) juga sudah diketahui publik dan warga negara Indonesia yang berada di Kuala Lumpur,” ujar Hasyim Asy’ari kemarin (9/3).

Kendati demikian, Hasyim belum bisa memprediksi tingkat partisipasi pemilih dalam PSU tersebut. Dia berharap, dengan sosialisasi yang masif, penyelenggaraan PSU bisa diketahui warga Indonesia di Kuala Lumpur sehingga mereka berpartisipasi aktif dalam pemungutan suara. ”(Kalau partisipasi pemilih, Red) tentu tidak bisa diprediksi sejak sekarang (kemarin),” katanya.

Coblosan ulang itu dilakukan, baik untuk metode kotak suara keliling (KSK) maupun PSU di tempat pemungutan suara luar negeri (TPSLN). Sebelumnya, dua metode PSU tersebut dilakukan pada hari berbeda.

Metode KSK diperuntukkan pemilih yang berada di luar Kuala Lumpur. KSK menyasar titik-titik permukiman warga Indonesia. KPU memastikan metode KSK bisa menjangkau seluruh titik tersebut dalam waktu satu hari.

Sementara itu, Migrant CARE, LSM yang berfokus pada isu pekerja migran Indonesia (PMI), kembali melakukan pengawasan persiapan dan pelaksanaan PSU di sejumlah titik di Malaysia hari ini. Anggota Migrant CARE Trisna Dwi Yuni melaporkan, semalam progres pemasangan sarana-prasana untuk TPS di WTC KL baru mencapai 60–70 persen. Pihak vendor mengakui, pemesanan untuk PSU memang baru dilakukan dua hari lalu.

Sorotan lain adalah sosialisasi. Menurut Trisna, banyak PMI yang masih tidak tersentuh sosialisasi KPU untuk PSU. ”Sosialisasi hampir tidak dilakukan. Hanya bertukar pesan lewat WhatsApp. Padahal, bisa melalui website, Instagram, dan Facebook. Ini cukup kita sayangkan,” katanya dalam konferensi pers kemarin.

Hal itu tentu bisa berimbas pada menurunnya jumlah partisipasi pada PSU hari ini. Lebih rendah daripada pemilu pada 11 Februari lalu. Apalagi, ada perubahan jumlah DPTLN yang awalnya sebanyak 491 ribu menciut hingga hanya tersisa 13 persen atau 62 ribu. ”Kami juga menanyakan kenapa penyusutan begitu banyak. Kalau memang pemutakhiran, ada selisih cukup besar,” katanya.

Belum lagi, KPU akan memperketat izin untuk daftar pemilih khusus (DPK). Seharusnya, kata dia, dalam PSU kali ini, kegagalan tak bisa memutakhirkan data pemilih sebelumnya tidak kemudian diikuti dengan pembatasan bagi mereka.

Trisna sempat mengecek formulir C hasil yang telah di-upload. Ditemukan sejumlah hal yang cukup aneh. Ada beberapa TPS yang tidak memiliki DPT, tetapi jumlah surat suaranya mencapai 1.020. Lucunya lagi, tidak ada saksi yang datang dari setiap pasangan calon.

Senior Program Adviser Migrant CARE Mulyadi menyatakan, ada kemungkinan jumlah partisipasi PSU hari ini bakal merosot. Apalagi, ada isu bahwa mereka yang di luar DPT hanya bisa memilih ketika memiliki surat keterangan domisili dan keterangan izin dari majikan. Syarat itu dirasa memberatkan para PMI di sana. (tyo/mia/c14/fal)

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #migrant #care #soroti #sosialisasi #kuala #lumpur #partisipasi #pemilih #diprediksi #lebih #rendah

KOMENTAR