Tragedi Banjir Sumbar: 161 Jenazah Dikenali, Puluhan Lainnya Masih 'Tanpa Nama', Mayoritas Anak-anak
Tim SAR mengevakuasi korban banjir [Dok. Antara/ Muhammad Zulfikar]
16:04
3 Desember 2025

Tragedi Banjir Sumbar: 161 Jenazah Dikenali, Puluhan Lainnya Masih 'Tanpa Nama', Mayoritas Anak-anak

Baca 10 detik
  • Tim DVI Polda Sumatera Barat berhasil mengidentifikasi 161 dari 193 korban meninggal akibat bencana banjir dan longsor.
  • RS Bhayangkara Padang menjadi pusat operasi, menangani 58 kantong jenazah sejak 27 November 2025.
  • Sebanyak 32 jenazah masih menunggu identifikasi, terutama korban anak-anak yang sulit dicocokkan datanya.

Proses identifikasi korban bencana longsor dan banjir bandang di Sumatera Barat terus berjalan dengan penuh duka. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Biddokkes Polda Sumatera Barat mengungkap fakta pilu di balik angka-angka.

Dari total 193 korban banjir meninggal dunia yang telah ditemukan, sebanyak 161 jenazah kini telah memiliki nama dan dapat kembali ke pelukan keluarga.

Namun, perjuangan tim forensik belum usai. Sebanyak 32 jenazah lainnya hingga kini masih berstatus misteri, menunggu secercah petunjuk untuk mengungkap identitas mereka.

Kabid Dokkes Polda Sumbar, AKBP Faizal, memberikan rincian terbaru mengenai proses yang menjadi sorotan nasional ini. Menurutnya, fokus utama saat ini adalah pada puluhan jenazah yang masih tersimpan di rumah sakit.

“Dari jumlah tersebut, 161 jenazah telah berhasil diidentifikasi, sementara 32 lainnya masih dalam proses, termasuk 25 jenazah yang saat ini berada di RS Bhayangkara Padang,” kata Faizal, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/12/2025).

Rumah Sakit Bhayangkara Padang menjadi pusat operasi identifikasi ini. Sejak 27 November 2025, rumah sakit ini telah menerima total 58 kantong jenazah.

Faizal menuturkan, dari 58 kantong jenazah yang diterima RS Bhayangkara sejak 27 November 2025, 33 jenazah telah teridentifikasi melalui data primer dan sekunder serta sudah diserahkan kepada keluarga.

Sementara itu, 25 jenazah sisanya masih berstatus 'tanpa nama', menjadi tantangan terbesar bagi tim DVI karena belum adanya kecocokan dengan data antemortem (data pembanding dari keluarga) yang masuk.

Kepala Rumah Sakit Bhayangkara TK III Padang, Kompol Hari Andromeda, menjelaskan bahwa kunci untuk mempercepat proses ini ada di tangan masyarakat, khususnya keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya.

“Kami mengimbau masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk segera datang ke posko antemortem di RS Bhayangkara Padang,” ujarnya.

Menurutnya, kecepatan dan kelengkapan data pembanding sangat menentukan nasib jenazah yang belum teridentifikasi.

“Semakin cepat data pembanding masuk, semakin cepat pula identifikasi dapat kami selesaikan,” imbuhnya.

Fakta yang paling menyayat hati adalah mayoritas jenazah yang sulit dikenali merupakan anak-anak. Kompol Hari Andromeda menjelaskan kemungkinan tragis di balik kondisi ini.

Banyak dari mereka diduga kehilangan seluruh anggota keluarga inti yang seharusnya bisa memberikan data pembanding, sehingga tidak ada yang melapor ke posko DVI.

Untuk mendukung proses yang krusial ini, berbagai upaya dilakukan. RS Bhayangkara kini telah menerima tambahan satu unit mobil cold storage dari Dinas Pertanian Sumbar.

Fasilitas ini sangat vital untuk membantu menjaga kondisi jenazah agar tidak cepat rusak selama proses identifikasi forensik yang rumit berlangsung.

Di sisi lain, Ps Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Sumbar, Kompol Omri Yan Sahureka, menegaskan komitmen penuh institusinya untuk menuntaskan tugas kemanusiaan ini hingga tuntas.

“Polda Sumbar mengajak masyarakat yang kehilangan keluarga untuk segera memberikan data antemortem ke RS Bhayangkara atau posko DVI terdekat. Data pembanding sangat penting agar proses identifikasi dapat segera dipercepat,” tandasnya.

Editor: Bangun Santoso

Tag:  #tragedi #banjir #sumbar #jenazah #dikenali #puluhan #lainnya #masih #tanpa #nama #mayoritas #anak #anak

KOMENTAR