Kemhan Teken 27 Kontrak Senilai Rp 33 T di Indo Defence, ISESS: Wujud Komitmen Pemerintah Hadirkan Super Ekosistem Inhan Lokal
Mock Up pesawat tempur generasi kelima, KAAN, yang ditampilkan dalam Indo Defence 2024 pada 11-14 Juni 2025. (Syahrul Yunizar/JawaPos.com)
07:40
14 Juni 2025

Kemhan Teken 27 Kontrak Senilai Rp 33 T di Indo Defence, ISESS: Wujud Komitmen Pemerintah Hadirkan Super Ekosistem Inhan Lokal

 - Kementerian Pertahanan (Kemhan) menandatangani 27 kontrak dengan nilai Rp 33 triliun pada helatan Indo Defence 2024. Pemerhati isu-isu militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) menilai hal itu sebagai bentuk kepercayaan pemerintah terhadap industri pertahanan (inhan) dalam negeri. Apalagi kontrak itu ditandatangani untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS).

”Keterlibatan sektor swasta, startup teknologi, dan UMKM strategis harus menjadi bagian dari arsitektur besar kemandirian pertahanan. Indo Defence harus menjadi ruang terbuka yang menginklusikan pelaku industri non-BUMN secara nyata,” kata dia. 

Menurut Fahmi, penandatanganan 27 kontrak antara BUMN dan BUMS inhan dengan nilai Rp 33 triliun adalah perkembangan yang sangat positif dan menunjukkan tiga hal penting. Pertama, mencerminkan komitmen konkret pemerintah untuk memperkuat rantai pasok dan ekosistem industri pertahanan dalam negeri. 

”Kolaborasi antara BUMN seperti PT Pindad, PAL, DI, Dahana, dan LEN dengan mitra swasta adalah syarat penting untuk mewujudkan target Optimum Essential Force dan program jangka panjang modernisasi TNI,” ucap dia.

Kedua, lanjut Fahmi, kontrak-kontrak tersebut juga menjadi bentuk kepercayaan negara terhadap kemampuan sektor swasta pertahanan sekaligus menciptakan pasar yang pasti bagi mereka. Sebab, industri swasta di sektor pertahanan sering menghadapi ketidakpastian permintaan dan stagnasi pesanan.

”Ketiga, penandatangan itu juga bagian dari strategi Presiden Prabowo untuk menciptakan super-ekosistem industri pertahanan yang terintegrasi dan berdaya saing,” imbuhnya. 

Menurut dia, salah satu kelemahan Indonesia saat ini adalah kurangnya integrasi hulu-hilir dan minimnya keberpihakan dalam pengadaan. Menurut dia, jika kontrak senilai Rp 33 triliun tersebut dieksekusi tepat, maka efek domino-nya akan besar. Baik dari sisi serapan tenaga kerja, penguasaan teknologi, maupun penguatan pertahanan nasional.

Terjadinya penandatanganan kontrak dengan nilai mencapai puluhan triliun itu sekaligus menegaskan bahwa Indo Defence bukan hanya pameran teknologi militer. Melainkan juga cermin dari arah pembangunan kekuatan pertahanan nasional dan transformasi ekosistem industrinya.

”Indo Defence menjadi momen strategis untuk menunjukkan kemajuan industri pertahanan dalam negeri dan memperkuat posisi sebagai mitra global yang serius dalam bidang pertahanan,” jelas Fahmi. 

Editor: Sabik Aji Taufan

Tag:  #kemhan #teken #kontrak #senilai #indo #defence #isess #wujud #komitmen #pemerintah #hadirkan #super #ekosistem #inhan #lokal

KOMENTAR