Tudingan Catering Haji Tak Becus Dibantah, Kemenag: Menu Nusantara Tersaji, Penuhi Kebutuhan Nutrisi Jemaah
Layanan katering untuk jemaah haji Indonesia tahun 2024. [MCH2024/Henri]
16:52
17 September 2024

Tudingan Catering Haji Tak Becus Dibantah, Kemenag: Menu Nusantara Tersaji, Penuhi Kebutuhan Nutrisi Jemaah

Selama penyelenggaraan haji tahun 1445 H/2024 M, Kementerian Agama (Kemenag) membawa sentuhan khas Nusantara ke Tanah Suci.

Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri (Diryanlu) Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) mengungkapkan bahwa Kemenag menghadirkan ragam kuliner Nusantara yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi jemaah haji Indonesia.

Lebih dari sekadar soal rasa, menu ini juga mencerminkan upaya mendukung kesehatan jemaah selama menjalani ibadah di Arab Saudi.

"Tentunya, kami belum bisa memenuhi selera 213 ribu lebih lidah jemaah. Tetapi, menu yang disiapkan sudah sesuai dengan kebutuhan nutrisi jemaah haji," kata Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Subhan Cholid, di Jakarta, Selasa (17/9/2024).

Baca Juga: Kemenag Pastikan Transparansi Layanan Haji 2024: Proses Pengadaan Diawasi Ketat Itjen dan BPK

Ia menekankan bahwa penyusunan menu ini tidak hanya mempertimbangkan ketersediaan bahan baku lokal, tetapi juga masukan dari ahli gizi berbagai lembaga, seperti Kementerian Kesehatan dan Sekolah Tinggi Pariwisata.

Subhan menjelaskan, menu yang disajikan selama di Mekkah dan Madinah mencakup makanan khas Indonesia, seperti orek tempe cabe hijau, semur ayam, sambal goreng kentang, rendang daging, hingga opor ayam.

Makanan khas Nusantara ini juga disajikan saat jemaah berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, dengan variasi seperti rendang ayam dan ikan patin bumbu kuning.

Lebih dari 27 juta paket makanan akan disajikan kepada 213.320 jemaah haji selama di Arab Saudi.

"Setiap jemaah mendapatkan sekitar 127 kali makan, yang disajikan tiga kali sehari," tambah Subhan.

Baca Juga: Kuota Haji Indonesia 2025 Sebanyak 221.000, Menag Langsung Temui Menteri Haji Saudi

Inovasi lain yang dihadirkan Kemenag tahun ini adalah penggunaan makanan siap saji yang didatangkan langsung dari Indonesia.

Total sekitar 1,7 juta kotak makanan siap saji diimpor untuk mendukung kebutuhan jemaah, terutama saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

"Ini menjadi salah satu cara kami tidak hanya menyediakan makanan yang praktis, tetapi juga mempertahankan cita rasa Nusantara," ujar Subhan.

Lebih dari itu, pemerintah juga mengekspor sekitar 70 ton bumbu khas Indonesia ke Arab Saudi untuk memastikan cita rasa autentik makanan yang disajikan.

Langkah ini bukan hanya untuk memberikan layanan katering optimal, tetapi juga bagian dari upaya membangun ekosistem ekonomi haji, yang melibatkan berbagai sektor industri dalam negeri.

Dengan kombinasi antara tradisi kuliner Nusantara dan kebutuhan nutrisi yang diperhitungkan, jemaah haji Indonesia dapat merasakan kenyamanan rasa dan gizi yang terjaga selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.

Penjelasan Subhan Cholid tersebut sekaligus menjawab pernyataan Anggota Panitia Khusus (Pansus) Angket Haji DPR RI Marwan Jafar yang mengungkapkan bahwa salah satu masalah yang terjadi dalam penyelenggaraan haji tahun ini yakni persoalan layanan katering yang tidak beres.

"Banyak catering yang tidak menyajikan menu nusantara, sehingga jamaah tidak bisa menjalanakan ibadah dengan khusuk. Hal ini tidak sesuai dengan parjanjian kerja sama," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima, Senin (16/9/2024).

"Banyak katering yang mengirimkan makanan cepat saji. Selain itu perushaan yang ditunjuk Kemenag juga sangat tertutup, Dapurnya tidak terstandar. Patut diduga ada patgulipat ini meguntungkan pejabat di Kemenag dan merugikan jamaah,” lanjutnya.

Editor: Chandra Iswinarno

Tag:  #tudingan #catering #haji #becus #dibantah #kemenag #menu #nusantara #tersaji #penuhi #kebutuhan #nutrisi #jemaah

KOMENTAR