



Orang yang Belum Pernah Traveling Biasanya Menunjukkan 8 Tanda ini Menurut Psikolog
- Pernahkah kalian menghabiskan waktu dengan seseorang yang belum pernah pergi jauh dari rumah? Ini bukanlah sesuatu yang dapat mereka akui secara terbuka, tetapi kalian bisa merasakannya melalui hal-hal kecil.
Misalnya dari keraguan mereka saat berbicara tentang budaya lain atau cara mereka berpegang teguh pada hal-hal yang sudah dikenalnya. Bagi sebagian orang, menetap di suatu tempat bukanlah sekedar preferensi.
Hal itu berakar pada ciri-ciri kepribadian, ketakutan, atau bahkan keadaan hidup yang membuat gagasan untuk bepergian terasa berat. Kita semua nampaknya pernah mengalami saat-saat di mana kita berpegang teguh pada apa yang diketahui.
Dilansir dari Geediting, ada 8 tanda yang menunjukkan seseorang jarang bepergian dan mengapa memahami tanda-tanda ini dapat membantu kalian melihat perspektif mereka dengan cara yang benar-benar baru.
1. Kewalahan saat memikirkan harus meninggalkan zona nyaman
Ketika kalian menyarankan suatu perjalanan kepada seseorang yang belum pernah bepergian, mereka mungkin akan membelalak karena takut dan gembira. Hal ini karena pikiran untuk keluar dari zona nyaman bisa sangat membebaninya.
Psikolog berpendapat bahwa hal ini bisa jadi disebabkan oleh rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui atau kurangnya pengalaman dalam menjelajahi lingkungan baru. Banyak orang yang bukan pelancong menemukan kenyamanan dalam rutinitas dan lingkungan yang sudah mereka kenal.
Gagasan meninggalkan semua ini, meskipun untuk sementara, dapat menimbulkan kecemasan dan stres. Bukan karena mereka tidak ingin mengalami hal baru, tetapi lebih menjadi respon psikologis mereka terhadap tantangan yang mungkin timbul saat bepergian.
2. Kurangnya rasa ingin tahu terhadap budaya yang berbeda
Menariknya, orang yang belum pernah bepergian sebelumnya mungkin tidak menunjukkan banyak rasa ingin tahu tentang budaya orang lain. Hal ini mungkin tampak tidak biasa karena seseorang yang berasumsi tidak terbiasa dengan perjalanan akan memicu minat untuk mempelajari berbagai belahan dunia.
Namun, menurut psikolog kurangnya rasa ingin tahu ini bisa jadi merupakan bentuk perlindungan diri. Orang yang tidak bepergian mungkin secara tidak sadar menghindari mempelajari budaya lain untuk mengurangi perasaan tidak mampu mengenai kurangnya pengalaman perjalannya sendiri.
Bukan berarti mereka tidak tertarik atau berpikiran sempit. Sebaliknya, mereka mungkin melindungi diri dari perasaan iri atau menyesal. Ini adalah mekanisme psikologis halus yang seringkali disadari sampai kalian mengamatinya lebih dekat.
3. Tingkat stres yang tinggi ketika mengalami perubahan
Perubahan baik besar maupun kecil dapat memicu respon stres dalam tubuh. Hal ini terasa pada orang yang terbiasa bepergian. Saat menghadapi situasi yang menegangkan, tubuh memproduksi lebih banyak kortisol.
Kadang, hal ini dapat bermanfaat dan membantu untuk menanggapi tantangan dengan cepat. Namun, kadar tinggi yang berkelanjutan dapat berbahaya dan menyebabkan masalah kesehatan seperti kecemasan dan depresi.
Penelitian telah menunjukkan bahwa individu dengan gangguan kecemasan seringkali memiliki pola kortisol yang tidak teratur. Hal ini menunjukkan hubungan kuat antara stres kronis dan peningkatan kadar kortisol.
4. Takut terbang atau moda transportasi lain
Bagi mereka yang jarang bepergian, membayangkan terbang atau berlayar akan sangat menakutkan. Ketakutan ini berasa dari banyak hal, seperti perasaan tidak memiliki landasan yang kokoh untuk berpijak, gagasan berada di ruang tertutup dalam jangka waktu lama atau sekedar ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di depan.
Ketakutan ini nyata dan valid untuk mereka. Ini bukan hanya tentang menjadi berani atau suka berpetualang. Dunia bisa menjadi tempat yang menakutkan jika kalian tidak biasa menjelajahinya.
Memberikan dukungan dan pengertian dapat sangat membantu mereka untuk mengatasi ketakutan ini. Bagaimanapun, kita semua punya pertempuran sendiri yang harus diperjuangkan dan rintangan yang harus dilewati.
5. Preferensi terhadap makanan yang familiar
Bagi mereka yang jarang bepergian, menyantap makanan yang dikenal dapat menjadi cara untuk mempertahankan rasa normal dalam situasi yang tidak dikenal. Saat tidak yakin atau cemas terhadap sesuatu banyak orang yang sering mencari pelipur lara pada hal yang sudah dikenal.
Begitu juga pada makanan. Kita semua punya satu hidangan yang mengingatkan pada rumah dan memberikan rasa aman. Kegemaran terhadap makanan yang familiar ini seringkali menular ke makan di luar.
Orang yang bukan pelancong mungkin akan memilih restoran asing yang mereka kenali ketimbang restoran lokal. Ini bukan berarti tidak suka mencoba hal baru, tetapi lebih kepada mekanisme penanggulangan untuk menangani ketidaktahuan yang muncul saat bepergian.
6. Berkemas berlebihan untuk perjalanan singkat
Bayangkan mereka merencanakan liburan akhir pekan dengan bawaan koper yang penuh dengan pakaian yang cukup untuk dua minggu. Sebuah studi oleh Trunk Club menemukan bahwa 62% orang Amerika membawa barang bawaan terlalu banyak saat bepergian, dengan pakaian menjadi barang yang paling banyak dibawa.
Bagi orang yang belum pernah bepergian sebelumnya, ini bisa menjadi skenario yang umum. Hal ini karena mereka ingin bersiap menghadapi setiap kemungkinan situasi.
Berkemas yang berlebihan dapat disebabkan oleh ketakutan terhadap hal yang tidak terduga atau kebutuhan untuk mempertahankan kontrol terhadap lingkungan sekitarnya, bahkan saat mereka jauh dari rumah. Ini tentang memiliki selimut keamanan terhadap barang mereka saat berada di tempat yang tidak dikenal.
7. Menghindari pembelajaran bahasa baru
Dunia ini sangat beragam. Dengan lebih dari 6.500 bahasa di luar sana, kalian pasti akan menemukan beberapa bahasa yang tidak dipahami. Bagi mereka yang belum pernah bepergian, gagasan ini mungkin tampak menakutkan.
Alih-alih menerima sebagai tantangan dan melihatnya sebagai peluang untuk berkembang, mereka mungkin akan menghindar dan berpegangan pada apa yang sudah mereka ketahui. Namun, ini bukanlah strategi yang jitu.
Menghindari bahasa baru, tidak hanya membatasi kemampuan untuk berkomunikasi saat bepergian tetapi juga kehilangan pengalaman budaya yang kaya dengan memahami bahasa baru.
8. Takut untuk keluar dari rutinitas
Bagi orang-orang yang tidak terbiasa bepergian, kemungkinan mengganggu pola rutinitas harian dapat menjadi hal yang menakutkan. Mereka mungkin akan menunda perencanaan, ragu memesan tiket, atau mencari alasan untuk menunda perjalanan.
Keengganan ini seringkali berasa dari rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui, bukan karena kurangnya petualangan. Penelitian menunjukkan bahwa perjalanan dapat mengganggu rutinitas harian dan pola tidur yang menyebabkan meningkatnya stres dan kelelahan.
Namun, merangkul perubahan ini dapat mengarah pada pertumbuhan pribadi. Bepergian memberi kita pengalaman baru, budaya yang beragam, dan memperluas perspektif kita.
Tag: #orang #yang #belum #pernah #traveling #biasanya #menunjukkan #tanda #menurut #psikolog