7 Tipe Pria yang Tak Layak Diberi Kesempatan Kedua Menurut Psikologi, Kamu Pernah Mengalaminya?
- Hubungan asmara memang terkadang membuat buta setiap orang yang merasakannya. Salah satunya meskipun pasangan berbuat salah tapi tetap menganggap ia satu-satunya paling berharga di dunia ini hingga diberikan kesempatan kedua.
Mengutip dari laman Marriage, meskipun hubungan asmara itu pasang surut tapi jika diantara keduanya tak memberi kebahagiaan dan berbagai masalah sulit dipecahkan, maka berpisah bisa jadi jalan keluarnya. Khususnya saat pihak pria telah melakukan suatu kesalahan besar.
Memaafkan dan menerima kekurangan memang merupakan tugas dari pasangan, tapi menurut yang dilansir dari laman The Blog Herald pada (21/11) ada 7 tipe pria yang tak layak diberi kesempatan kedua menurut psikologi.
1. Memiliki kepribadian narsistik
Pada dasarnya, orang narsistik adalah individu yang memiliki perasaan berlebihan akan pentingnya diri sendiri, sangat membutuhkan perhatian, serta kekaguman yang berlebihan. Mereka sering kali kurang empati terhadap orang lain dan kesulitan membentuk hubungan yang sehat.
Penting untuk disadari bahwa meskipun mereka sangat menawan dan menarik, pola perilaku ini dapat menyebabkan hubungan yang beracun. Oleh karena itu, menurut psikologi, pria yang terus-menerus menunjukkan perilaku narsistik mungkin tidak pantas mendapatkan kesempatan kedua.
2. Kritikus yang konstan
Kita semua tahu bahwa kritik yang membangun sangat penting untuk pertumbuhan. Tapi ada perbedaan antara masukan yang membangun dan kritik merusak harga diri.
Kritik yang tiada henti ini merupakan bentuk pelecehan emosional. Ini adalah cara bagi orang yang mengkritik untuk melakukan kontrol dan merendahkan harga diri pasangannya.
Dalam kasus seperti ini, penting untuk mengenali polanya dan mengambil langkah untuk melindungi diri sendiri. Pria yang menjadikan kritik sebagai senjata pasti masuk dalam kategori tidak pantas mendapat kesempatan kedua.
3. Suka ghosting
Ghosting adalah istilah yang mendapatkan popularitas dalam beberapa tahun terakhir. Ini mengacu pada tindakan tiba-tiba dan tanpa penjelasan, memutus semua komunikasi dengan seseorang yang kamu kencani.
Meskipun mungkin tampak seperti fenomena modern, ghosting telah diakui oleh para psikolog selama beberapa dekade sebagai strategi penghindaran. Ini adalah cara bagi individu yang tidak dapat menangani percakapan atau konflik yang sulit untuk melarikan diri tanpa harus menghadapi dampak emosionalnya.
Menjalin hubungan dengan pria seperti ini bisa sangat membuat frustrasi dan menyakitkan. Suatu saat kamu menikmati kebersamaannya, saat berikutnya dia pergi, hingga membuatmu bertanya-tanya tentang kesalahan ini.
4. Tidak pandai berkomunikasi
Komunikasi yang efektif adalah landasan dari setiap hubungan sehat. Hal ini mencakup mengungkapkan perasaan, mendiskusikan masalah, dan berbagi harapan impian.
Namun, ada sebagian pria yang belum memahami konsep ini. Mereka menghindari percakapan mendalam, mengabaikan upaya mendiskusikan masalah hubungan, atau sekadar menolak mengungkapkan perasaannya.
5. Manipulator emosional
Ini adalah bentuk kontrol halus yang sering kali membuat kamu mempertanyakan kewarasan diri sendiri. Manipulator emosi mempunyai kemampuan untuk memutarbalikkan situasi demi keuntungan. Mereka saling menyalahkan, berperan sebagai korban dan menggunakan perasaan untuk melawanmu.
Manipulasinya begitu halus sehingga butuh beberapa saat untuk menyadari hal yang sedang terjadi. Merasa bingung, bersalah, dan terkuras secara emosional hampir sepanjang waktu.
Psikologi menyebut hal ini sebagai manipulasi emosional, suatu pola perilaku beracun yang bertujuan untuk mengendalikan dan mendominasi orang lain. Ini berbahaya dan merusak bagi pihak perempuan.
6. Perselingkuhan
Perselingkuhan adalah pelanggaran besar terhadap kepercayaan dalam hubungan apa pun. Meskipun beberapa hubungan dapat pulih dari satu kali perselingkuhan, ada beberapa pria yang menjadikannya kebiasaan berulang.
Jika kamu pernah menjalin hubungan dengan pria yang berulang kali selingkuh, kemungkinan besar dia tidak pantas mendapat kesempatan lagi. Sangat penting untuk memprioritaskan kesejahteraan emosional dan menemukan seseorang yang menghargai kesetiaan dan kejujuran.
7. Pelaku kekerasan
Tipe pria paling penting yang tidak pernah layak mendapatkan kesempatan kedua adalah pelaku kekerasan. Pelecehan baik secara fisik, emosional, atau psikologis, merupakan garis merah yang jelas dan tidak boleh dilanggar.
Pelaku kekerasan menggunakan rasa takut, rasa bersalah, rasa malu, dan intimidasi untuk mengendalikan. Mereka mungkin meremehkan, menyakiti secara fisik, atau memainkan permainan pikiran untuk membuat tetap berada di bawah kendali.
Psikologi mengajarkan kita bahwa pelecehan adalah tentang kekuasaan dan kendali. Penting untuk dipahami bahwa apapun yang dikatakan, tidak pantas diperlakukan seperti ini dan tidak bertanggung jawab untuk mengubahnya.
Tag: #tipe #pria #yang #layak #diberi #kesempatan #kedua #menurut #psikologi #kamu #pernah #mengalaminya