Ingin Sukses Tapi Kurang Motivasi? Segera Tinggalkan 10 Perilaku Ini Menurut Psikologi, Apa Saja?
Berdasarkan psikologi, motivasi adalah faktor kunci yang mendorong seseorang menuju hidup sukses. Namun, ada beberapa perilaku yang, tanpa disadari, justru menghambat hal tersebut dan membuat langkah menuju kesuksesan semakin jauh.
Beberapa perilaku tertentu bisa menjadi penghalang utama untuk mencapai hidup sukses. Mengenali dan meninggalkan perilaku penghambat ini adalah langkah awal yang penting untuk memupuk motivasi dan membuka jalan menuju kesuksesan yang diinginkan.
Dilansir dari Hack Spirit pada Kamis (14/11), diterangkan bahwa terdapat sepuluh perilaku yang harus ditinggalkan jika seseorang ingin menjadi sukses meskipun kurang motivasi menurut Psikologi.
- Menunda selalu membuat masalah
Perilaku menunda-nunda adalah musuh terbesar dari motivasi yang sering kita alami dalam keseharian. Kebiasaan ini seringkali muncul tanpa kita sadari, bahkan ketika kita sudah berniat penuh untuk menyelesaikan tugas tepat waktu.
Menunda-nunda menciptakan tekanan mental yang luar biasa dan membuat progress terhambat, yang akhirnya memunculkan perasaan bersalah dan kewalahan. Dampaknya sangat terasa ketika kita terus-menerus dikejar deadline atau terburu-buru menyelesaikan tugas di menit-menit terakhir.
- Percakapan negatif dengan diri sendiri
Dialog internal yang negatif merupakan perilaku yang sangat merusak dan bisa menggerogoti motivasi secara perlahan. Pikiran-pikiran seperti “aku tidak mampu” atau “untuk apa mencoba” adalah racun bagi mental yang bisa menguras energi positif.
Saat kita mulai menyadari bahwa dialog internal negatif adalah sesuatu yang bisa dikendalikan, kita bisa mengubahnya menjadi afirmasi positif yang membangun. Kata-kata positif yang kita ucapkan pada diri sendiri justru bisa menjadi bahan bakar untuk meningkatkan motivasi.
- Kurangnya aktivitas fisik
Gaya hidup yang minim gerakan ternyata memiliki kaitan erat dengan rendahnya motivasi dalam hidup. Penelitian membuktikan bahwa aktivitas fisik rutin tidak hanya meningkatkan energi, tapi juga memperbaiki suasana hati dan meningkatkan fungsi kognitif otak.
Saat berolahraga, tubuh melepaskan endorfin yang berperan sebagai pengangkat suasana hati alami dan mengurangi stres. Aktivitas sederhana seperti jalan kaki, bersepeda, atau yoga sudah cukup untuk membuat perubahan signifikan.
- Terlalu banyak komitmen
Mengambil terlalu banyak tanggung jawab bisa menjadi bumerang yang menguras energi dan motivasi. Daftar tugas yang menggunung dan jadwal yang terlalu padat bisa memicu rasa kewalahan yang berujung pada penurunan produktivitas dan kelelahan mental.
Ketika kita merasa terbebani, fokus dan motivasi akan sulit dipertahankan. Kunci untuk mengatasi hal ini adalah belajar mengatakan “tidak” dan memprioritaskan tugas yang benar-benar penting.
- Mengabaikan kesejahteraan diri
Merawat diri bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan dasar yang tidak bisa diabaikan. Ketika kita mengabaikan kesejahteraan fisik, emosional, dan mental, kita akan merasa lelah, stres, dan terkuras secara emosional.
Menyediakan waktu untuk aktivitas yang membuat kita merasa lebih baik seperti membaca buku, menikmati alam, atau sekadar beristirahat yang cukup sangat penting untuk menjaga motivasi tetap tinggi. Ingatlah bahwa tidak mungkin memberikan yang terbaik jika kita sendiri dalam kondisi kosong.
- Hidup di masa lalu atau masa depan
Motivasi bisa hilang ketika kita terlalu sering memikirkan kesalahan masa lalu atau terlalu khawatir tentang masa depan. Kedua perilaku ini sama-sama tidak produktif dan hanya menghabiskan energi mental.
Hidup di masa sekarang dan menghargai momen yang sedang berlangsung adalah kunci untuk mempertahankan motivasi. Yang terpenting adalah belajar dari masa lalu dan merencanakan masa depan, tanpa terjebak di salah satunya.
- Perfeksionisme yang berlebihan
Keinginan untuk selalu sempurna bisa menjadi penghalang besar dalam mencapai kesuksesan. Standar yang terlalu tinggi seringkali membuat kita takut untuk memulai atau mencoba hal baru karena khawatir hasilnya tidak sempurna.
Kesempurnaan adalah ilusi yang bisa melumpuhkan aksi dan menurunkan produktivitas. Yang lebih penting adalah fokus pada kemajuan dan pembelajaran dari setiap kesalahan yang terjadi.
- Menghindari waktu istirahat
Di era yang serba cepat ini, banyak yang mengira kesibukan adalah tanda produktivitas. Padahal, bekerja tanpa henti justru bisa menurunkan kualitas kerja dan motivasi. Istirahat yang cukup sangat penting untuk mengisi ulang energi fisik dan mental.
Memberikan waktu untuk relaksasi dan melakukan hal yang disukai di akhir pekan bukanlah tanda kemalasan, melainkan strategi cerdas untuk menjaga produktivitas jangka panjang.
- Membandingkan diri dengan orang lain
Kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain adalah pembunuh motivasi yang sangat berbahaya. Setiap orang memiliki perjalanan hidupnya masing-masing, dan apa yang berhasil untuk satu orang belum tentu cocok untuk yang lain.
Lebih baik fokus pada pertumbuhan pribadi dan merayakan setiap pencapaian, sekecil apapun itu. Jadikan kesuksesan orang lain sebagai inspirasi, bukan standar yang harus dikejar.
- Tidak memiliki tujuan yang jelas
Tujuan yang jelas adalah kompas yang mengarahkan kita menuju kesuksesan. Tanpa tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki tenggat waktu (SMART), kita seperti berlayar tanpa arah.
Memecah tujuan besar menjadi langkah-langkah kecil yang lebih mudah dicapai membuat perjalanan menuju sukses terasa lebih ringan dan memberikan lebih banyak kesempatan untuk merayakan pencapaian.
***
Tag: #ingin #sukses #tapi #kurang #motivasi #segera #tinggalkan #perilaku #menurut #psikologi #saja