Menurut Psikologi, 7 Pola Asuh Ini Tanpa Disadari Mengikis dan Merusak Rasa Percaya Diri pada Anak, Bahkan hingga Dewasa
Ilustrasi pola asuh orang tua yang bisa menghilangkan rasa percaya diri pada anak. (Freepik)
16:08
9 November 2024

Menurut Psikologi, 7 Pola Asuh Ini Tanpa Disadari Mengikis dan Merusak Rasa Percaya Diri pada Anak, Bahkan hingga Dewasa

 

 

Membangun rasa percaya diri sejak anak masih kecil adalah fondasi penting untuk menciptakan generasi dewasa yang mandiri, percaya diri, dan mampu menghadapi tantangan hidup.

Namun sayangnya, ada pola asuh yang tanpa disadari justru merusak rasa percaya diri anak dan berdampak buruk pada kehidupan mereka ketika dewasa.

Sejumlah studi dalam psikologi menyebutkan, perkembangan dan pendidikan anak yang menunjukkan sikap dan metode tertentu dapat membuat anak tumbuh dengan kepercayaan diri yang rendah, sulit menghadapi tekanan, serta memiliki pandangan negatif terhadap diri mereka sendiri.

Lantas, pola asuh seperti apa yang membuat anak kehilangan rasa percaya diri?

Berikut adalah beberapa pola asuh yang sebaiknya dihindari untuk mendukung perkembangan mental dan emosional anak dikutip dari beberpa jurnal penelitian.

1. Kritik Berlebihan Terhadap Kesalahan

Kritik yang terlalu sering dan berlebihan terhadap kesalahan anak, bahkan kesalahan kecil, dapat membuat anak merasa tidak pernah cukup baik.

Alih-alih membangun rasa percaya diri, kritik yang konsisten membuat anak takut mengambil risiko dan selalu meragukan kemampuan mereka.

Psikolog anak Dr. Laura Markham, dalam bukunya Peaceful Parent, Happy Kids, menjelaskan bahwa terlalu banyak kritik dapat mengakibatkan anak tumbuh menjadi individu yang takut mencoba hal baru karena takut gagal.

Sebaiknya, orang tua fokus pada pembelajaran dari kesalahan dan dorong anak untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapi.

2. Membandingkan dengan Anak Lain

Membandingkan anak dengan saudara atau teman sebayanya dapat berdampak buruk pada kesehatan emosional anak.

Saat anak merasa dirinya tidak cukup baik dibandingkan dengan orang lain, kepercayaan diri mereka akan hancur secara perlahan.

Menurut American Psychological Association (APA), anak yang sering dibandingkan akan tumbuh dengan perasaan rendah diri dan mungkin merasa kurang berharga.

Sebagai gantinya, hargai dan beri pujian pada usaha anak, dan tunjukkan bahwa setiap anak memiliki keunikannya sendiri.

3. Tidak Memberikan Ruang untuk Mengekspresikan Diri

Pola asuh yang otoriter dan tidak memberikan kesempatan bagi anak untuk mengekspresikan pendapat atau ide mereka bisa menekan rasa percaya diri anak.

Saat anak tidak diberi ruang untuk mengemukakan pemikiran atau bahkan diberi tanggung jawab kecil, mereka bisa tumbuh dengan perasaan bahwa suara mereka tidak penting.

Dalam buku The Whole-Brain Child karya Dr. Daniel Siegel, disebutkan bahwa ketika anak merasa pendapatnya diabaikan, hal ini dapat berdampak pada kepercayaan diri dan perkembangan kemampuan sosial mereka.

Beri kesempatan bagi anak untuk mengutarakan pikiran mereka, dan tanggapi dengan rasa hormat agar mereka merasa dihargai.

4. Perlakuan Terlalu Protektif atau Overprotective

Pola asuh yang terlalu protektif mungkin dilakukan dengan niat baik, tetapi efeknya pada anak bisa menjadi negatif.

Anak yang tumbuh dengan perlindungan berlebihan sering kali merasa cemas dan takut menghadapi dunia luar tanpa bantuan orang tua.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Developmental Psychology menemukan bahwa anak-anak dengan orang tua overprotective lebih mungkin memiliki tingkat kecemasan dan rasa tidak percaya diri yang tinggi ketika mereka dewasa.

Beri anak kebebasan yang sesuai dengan usia mereka, agar mereka bisa belajar mandiri dan mengasah kemampuan dalam menghadapi tantangan hidup.

5. Tidak Mengakui atau Menghargai Prestasi Kecil

Orang tua yang hanya mengakui pencapaian besar dan mengabaikan keberhasilan kecil anak dapat membuat mereka merasa tidak dihargai.

Rasa percaya diri anak akan terbangun ketika mereka tahu bahwa orang tua menghargai usaha mereka, tak peduli besar atau kecilnya prestasi tersebut.

Menghargai pencapaian kecil dapat memberikan dorongan motivasi pada anak untuk berusaha lebih baik lagi di masa mendatang.

Sebaliknya, mengabaikan prestasi mereka membuat anak merasa usaha mereka tidak pernah cukup.

6. Memberikan Tekanan Berlebihan untuk Sukses

Mengharapkan anak untuk selalu menjadi yang terbaik atau mengharuskan mereka mencapai standar tinggi dapat membuat anak mengalami tekanan yang luar biasa.

Orang tua yang cenderung menuntut prestasi atau keunggulan terus-menerus akan membuat anak merasa hanya diterima atau dicintai ketika mereka mencapai hasil yang diharapkan.

Berdasarkan penelitian dalam jurnal Child Development, tekanan yang tinggi dapat menyebabkan anak merasa gagal dan akhirnya meragukan kemampuan mereka sendiri, bahkan hingga dewasa.

Orang tua perlu mengapresiasi proses, bukan hanya hasil akhir, agar anak merasa dihargai atas usaha mereka.

7. Menghindari Diskusi tentang Emosi

Mengabaikan emosi anak, seperti marah, sedih, atau takut, bisa membuat anak merasa bahwa emosi mereka tidak valid.

Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menekan ekspresi emosi cenderung tumbuh dengan kesulitan dalam mengenali dan mengelola perasaan mereka sendiri, yang berdampak pada rasa percaya diri mereka.

Menurut Dr. John Gottman, seorang pakar dalam hubungan keluarga, orang tua sebaiknya berperan sebagai ‘coach emosi’ yang mendukung anak dalam mengenali, mengelola, dan mengekspresikan perasaan mereka dengan baik.

Membantu anak memahami perasaannya sendiri akan membuat mereka lebih percaya diri dan tangguh dalam menghadapi masalah.

Bagaimana Orang Tua Bisa Membangun Rasa Percaya Diri Anak?

Orang tua memiliki peran besar dalam membangun rasa percaya diri anak. Dengan menghindari pola asuh yang merusak seperti kritik berlebihan atau tekanan berlebihan, orang tua bisa menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan positif pada anak. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Beri apresiasi pada usaha anak, bukan hanya hasilnya.
  • Dengarkan dan hargai pendapat anak, tunjukkan bahwa pendapat mereka berharga.
  • Biarkan anak mengambil tanggung jawab kecil sesuai dengan usia mereka untuk membangun rasa percaya diri.
  • Berikan dorongan positif, dan hindari kata-kata yang bisa merendahkan harga diri mereka.
  • Ajarkan anak untuk mengenali dan mengelola emosinya agar tumbuh menjadi individu yang tangguh dan percaya diri.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #menurut #psikologi7 #pola #asuh #tanpa #disadari #mengikis #merusak #rasa #percaya #diri #pada #anak #bahkan #hingga #dewasa

KOMENTAR