7 Perilaku yang Menunjukkan Rendahnya Kemampuan Berpikir Kritis Pada Diri Seseorang, Menurut Psikologi
- Kemampuan berpikir kritis adalah keterampilan penting yang membantu kita menilai informasi secara objektif, membuat keputusan yang baik, dan melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang.
Namun, tidak semua orang memiliki kemampuan ini dengan kuat. Dalam beberapa situasi, kita mungkin mendapati orang-orang di sekitar kita, atau bahkan diri kita sendiri, melakukan hal-hal yang justru menunjukkan rendahnya keterampilan berpikir kritis.
Menurut psikologi, terdapat beberapa perilaku yang bisa menjadi tanda bahwa seseorang kurang mampu untuk berpikir secara kritis.
Artikel ini akan menguraikan beberapa perilaku yang menunjukkan rendahnya kemampuan berpikir kritis pada diri seseorang, sekaligus memberikan pemahaman mendalam agar kita dapat menghindari pola pikir yang merugikan ini dan mulai melatih diri untuk berpikir lebih jernih serta logis.
Dilansir dari laman Global English Editing pada Senin (4/11), berikut merupakan 7 perilaku yang menunjukkan rendahnya kemampuan berpikir kritis pada diri seseorang, menurut psikologi.
1. Mengikuti Pendapat Orang Lain Tanpa Pertimbangan
Tanda berikutnya adalah kecenderungan mereka untuk mengikuti apa yang dikatakan orang lain tanpa berpikir dua kali.
Orang seperti ini cenderung mempercayai informasi hanya karena disampaikan oleh figur otoritas atau mayoritas, tanpa mencari tahu lebih dalam atau memeriksa kebenarannya.
Misalnya, mereka mungkin langsung percaya dan mencoba metode diet atau peluang bisnis yang banyak dibicarakan orang tanpa mencari informasi tambahan atau mempertimbangkan kemungkinan efek sampingnya.
Akibatnya, keputusan yang mereka ambil seringkali didasarkan pada dorongan dari luar, bukan hasil dari pemikiran atau riset yang matang.
2. Berpikir yang Kaku
Orang yang kurang berpikir kritis sering menunjukkan pemikiran yang kaku, yaitu mereka sulit menerima informasi baru yang berlawanan dengan keyakinan mereka.
Sekali mereka memiliki opini tertentu, mereka cenderung bertahan dengan opini tersebut, meskipun bukti menunjukkan sebaliknya.
Misalnya, jika mereka mendukung seorang tokoh publik, mereka akan mengabaikan fakta negatif tentang tokoh tersebut dan menganggap semua kritik hanyalah bentuk serangan pribadi.
Kecenderungan untuk menolak bukti ini menunjukkan bahwa mereka tidak fleksibel dan kurang terbuka dalam melihat sesuatu dari sudut pandang lain, sehingga sulit untuk memproses informasi secara objektif.
3. Cepat Menarik Kesimpulan dan Membuat Asumsi
Orang yang kurang dalam berpikir kritis sering kali cepat dalam membuat kesimpulan tanpa mempertimbangkan semua informasi yang ada.
Mereka cenderung mengandalkan asumsi dan menilai situasi hanya berdasarkan sedikit informasi yang dimiliki, dan mereka sering kali menganggap asumsi tersebut sebagai fakta.
Misalnya, jika mendengar suatu rumor, mereka akan langsung percaya dan menyebarkannya, padahal bisa jadi informasi itu tidak benar.
Kebiasaan membuat kesimpulan cepat ini bisa membawa mereka pada kesalahan dalam pengambilan keputusan atau dalam memahami situasi secara keseluruhan.
4. Membiarkan Emosi Mengendalikan Penilaian Mereka
Orang yang membiarkan emosi mengendalikan keputusan mereka sering kali menunjukkan keterbatasan dalam berpikir kritis.
Mereka akan sulit menerima kritik atau masukan karena merasa diserang secara pribadi, atau tetap bertahan dalam hubungan yang tidak sehat karena didorong oleh perasaan, bukan logika.
Hal ini karena mereka cenderung membuat keputusan berdasarkan perasaan, bukan berdasarkan pertimbangan yang rasional.
Dalam situasi tertentu, emosi bisa menghalangi mereka untuk menilai sesuatu dengan objektif, sehingga keputusan yang diambil lebih didasari oleh keinginan sesaat daripada pertimbangan yang matang.
5. Tidak Mampu Memahami Kedua Sisi dari Sebuah Argumen
Kemampuan untuk memahami sudut pandang lain adalah tanda dari pemikiran yang terbuka dan bijaksana.
Namun, orang yang kurang berpikir kritis cenderung hanya melihat dari sisi mereka sendiri dan menganggap pendapat mereka sebagai yang paling benar.
Mereka kurang mampu memahami argumen dari perspektif lain, sehingga seringkali berdebat tanpa mempertimbangkan alasan pihak lain.
Keterbatasan dalam memahami pandangan orang lain inilah yang menunjukkan bahwa mereka kurang fleksibel dalam berpikir dan sulit untuk menerima perbedaan pendapat.
6. Logika yang Tidak Konsisten
Salah satu tanda utama bahwa seseorang kurang memiliki keterampilan berpikir kritis adalah logika yang tidak konsisten.
Seseorang yang logikanya lemah sering membuat pernyataan yang berlawanan dalam argumennya atau menggunakan alasan yang terlalu umum dan tidak masuk akal.
Contohnya, mereka mungkin membuat asumsi cepat tentang karakter orang hanya berdasarkan pengalaman pribadi yang terbatas, seperti menganggap semua penduduk kota tertentu tidak ramah hanya karena pengalaman singkat mereka.
7. Menyederhanakan Masalah yang Kompleks
Orang yang berpikir kritis cenderung bisa melihat nuansa dalam sebuah masalah. Namun, orang yang kurang kritis cenderung melihat masalah yang rumit dengan cara yang sangat sederhana, yaitu dengan menggolongkannya sebagai benar atau salah, baik atau buruk.
Contohnya, dalam diskusi tentang masalah sosial yang kompleks, mereka akan merespons dengan pernyataan yang ekstrem tanpa mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi.
Sikap seperti ini menunjukkan bahwa mereka mengabaikan sisi-sisi lain yang penting dan kurang memahami bahwa banyak situasi yang membutuhkan pemikiran lebih dalam.
Tag: #perilaku #yang #menunjukkan #rendahnya #kemampuan #berpikir #kritis #pada #diri #seseorang #menurut #psikologi