7 Perubahan Pola Pikir untuk Mengatasi Makan Berlebihan Akibat Stres dan Suasana Hati Kacau
JawaPos.Com - Ketika kehidupan terasa berat dan masalah datang bertubi-tubi, tidak sedikit dari kita yang melarikan diri ke makanan.
Makanan sering kali menjadi pelipur lara ketika perasaan sedih, cemas, atau depresi melanda.
Dalam momen-momen tersebut, makan berlebihan bisa terasa seperti pelarian sementara dari rasa sakit emosional yang menggelayuti pikiran.
Namun setelah efek kenyang berlalu, sering kali muncul perasaan bersalah, penyesalan, dan beban emosional yang semakin berat.
Siklus ini pun terus berulang, menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus.
Makan berlebihan akibat depresi bukanlah hal yang aneh, namun hal ini juga bukanlah solusi yang sehat.
Tubuh kita mungkin merasa puas sesaat, tetapi masalah utama yang kita hadapi tidak akan hilang hanya dengan mengisi perut.
Mungkin Anda telah mencoba untuk menghentikan kebiasaan ini berkali-kali, namun tidak pernah berhasil.
Sebenarnya, kunci untuk keluar dari pola makan berlebihan ini bukanlah pada diet ketat atau aturan keras, melainkan pada perubahan pola pikir yang mendasar.
Mengubah cara kita berpikir tentang makanan dan tubuh kita sendiri bisa menjadi langkah pertama yang kuat untuk menghentikan kebiasaan makan berlebihan.
Dilansir dari Tinybuddha.com, inilah tujuh perubahan pola pikir yang bisa membantu Anda keluar dari kebiasaan ini.
Dengan memulai dari pikiran, Anda akan lebih mudah mengendalikan perilaku makan Anda dan, yang terpenting, merawat diri dengan lebih baik di saat-saat sulit.
1. Katakan Pada Diri Sendiri Bahwa Kamu Tidak Rusak
Satu hal yang perlu diingat ketika Anda terjebak dalam siklus makan berlebihan akibat depresi adalah bahwa Anda tidak rusak atau gagal.
Banyak orang merasa bahwa perilaku makan mereka mencerminkan kelemahan atau kekurangan pribadi.
Mereka merasa malu dan bahkan berpikir bahwa ada yang salah dengan diri mereka.
Pikiran seperti ini hanya akan memperparah masalah, karena perasaan rendah diri dan malu sering kali memicu lebih banyak makan berlebihan sebagai pelarian.
Cobalah untuk berbicara pada diri sendiri dengan lebih lembut. Pahami bahwa makan berlebihan adalah mekanisme koping, bukan tanda kerusakan.
Dengan merubah pandangan ini, Anda akan lebih mudah memberikan ruang bagi diri sendiri untuk memproses perasaan tanpa terbebani rasa malu yang berkepanjangan.
Dengan merawat diri sendiri secara emosional, Anda akan mulai memahami bahwa Anda layak untuk mendapatkan dukungan, termasuk dari diri Anda sendiri.
2. Singkirkan Rasa Bersalah dan Menghukum Diri Sendiri
Perasaan bersalah setelah makan berlebihan sering kali menjadi beban emosional tambahan yang memperburuk keadaan.
Alih-alih merasa bersalah dan menghukum diri sendiri, cobalah untuk menggantinya dengan belas kasih dan pemahaman.
Setiap kali Anda terjebak dalam pola makan berlebihan, ingatlah bahwa ini adalah respon alami terhadap tekanan emosional yang sedang Anda rasakan.
Menyingkirkan rasa bersalah bukan berarti membenarkan perilaku tersebut, melainkan memahami bahwa Anda sedang berusaha untuk bertahan.
Dengan begitu, Anda bisa lebih fokus pada solusi jangka panjang dan bukan hanya pada rasa bersalah yang menguras energi.
Ketika Anda mulai membebaskan diri dari rasa bersalah, Anda juga mulai memecahkan siklus makan berlebihan.
3. Buatlah Janji Tanpa Aturan Ketat
Salah satu penyebab makan berlebihan adalah aturan ketat yang sering kita buat untuk diri sendiri.
Misalnya, kita berjanji untuk tidak makan makanan tertentu, lalu saat aturan tersebut dilanggar, kita merasa gagal dan akhirnya makan berlebihan sebagai bentuk 'pembalasan'.
Siklus ini sering kali terjadi pada mereka yang mencoba mengatasi masalah makan mereka dengan cara yang terlalu ketat.
Solusinya? Buatlah janji tanpa aturan ketat. Izinkan diri Anda untuk makan dengan lebih bebas dan fleksibel.
Dengan tidak membatasi makanan secara ekstrem, Anda akan menghilangkan rasa tertekan yang sering kali memicu makan berlebihan.
Ketika Anda memberi diri Anda kebebasan untuk memilih makanan tanpa aturan ketat, makan menjadi lebih menyenangkan dan tidak lagi dilihat sebagai musuh yang harus dilawan.
4. Pelan-pelan dan Nikmati Makanan Anda
Kebiasaan makan berlebihan sering kali dikaitkan dengan makan cepat atau tanpa berpikir.
Dalam kondisi depresi atau stres, kita cenderung makan dengan cepat, seolah-olah makanan tersebut bisa langsung mengusir perasaan negatif.
Namun makan dengan tergesa-gesa hanya memperburuk keadaan. Kita tidak benar-benar menikmati makanan dan sering kali makan lebih banyak dari yang kita butuhkan.
Cobalah untuk melatih diri agar makan lebih perlahan dan sadar. Nikmati setiap gigitan, rasakan tekstur, aroma, dan rasa makanan yang Anda konsumsi.
Dengan memperlambat proses makan, Anda akan lebih sadar terhadap sinyal kenyang tubuh Anda.
Selain itu, makanan akan terasa lebih memuaskan karena Anda menikmatinya dengan penuh perhatian.
Ini adalah salah satu cara paling efektif untuk mengurangi makan berlebihan.
5. Gerakkan Tubuh Anda
Aktivitas fisik bukan hanya baik untuk tubuh, tetapi juga pikiran. Ketika Anda merasa terjebak dalam siklus makan berlebihan, cobalah untuk mulai bergerak.
Tidak perlu olahraga yang intens atau melelahkan, cukup dengan berjalan kaki, yoga, atau aktivitas ringan lainnya.
Bergerak membantu melepaskan endorfin yang dapat meningkatkan suasana hati Anda, sehingga keinginan untuk makan berlebihan sebagai pelarian bisa berkurang.
Selain itu, gerakan tubuh juga membantu Anda merasa lebih terhubung dengan tubuh Anda sendiri.
Ketika Anda aktif secara fisik, Anda akan lebih mudah mendengarkan sinyal tubuh, termasuk rasa lapar dan kenyang.
Ini bisa menjadi langkah penting untuk mengakhiri pola makan yang berlebihan akibat emosi negatif.
6. Biarkan Keinginan Anda Menuntunmu
Daripada melawan keinginan untuk makan, cobalah untuk memahaminya.
Tanyakan pada diri sendiri apa yang sebenarnya Anda butuhkan saat merasa ingin makan berlebihan.
Apakah Anda benar-benar lapar, atau Anda sedang mencari kenyamanan? Dengan memeriksa keinginan Anda secara mendalam, Anda bisa menemukan cara lain untuk memenuhi kebutuhan emosional tersebut selain dari makanan.
Terkadang, yang kita butuhkan hanyalah istirahat, pelukan, atau waktu untuk bersantai.
Dengan mengidentifikasi apa yang sebenarnya Anda butuhkan, Anda dapat mulai mencari solusi lain yang lebih sehat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
7. Alihkan Energi Anda ke Hal yang Lebih Bermakna
Salah satu cara terbaik untuk mengakhiri siklus makan berlebihan adalah dengan mengalihkan energi Anda ke hal-hal yang lebih bermakna.
Ketika Anda sibuk dengan aktivitas yang penting bagi Anda, baik itu hobi, pekerjaan, atau hubungan, keinginan untuk makan berlebihan sebagai pelarian akan berkurang.
Anda akan merasa lebih terhubung dengan dunia dan memiliki fokus yang lebih sehat.
Mencari makna dalam hidup Anda adalah kunci untuk mengatasi depresi dan makan berlebihan.
Ketika Anda mengisi hidup Anda dengan hal-hal yang bermakna, makanan tidak lagi menjadi satu-satunya pelarian dari perasaan negatif.
Anda akan memiliki tujuan yang lebih besar, dan itu akan membantu Anda menjaga keseimbangan emosi dan kesehatan fisik Anda.
Tag: #perubahan #pola #pikir #untukmengatasi #makan #berlebihan #akibatstres #suasana #hati #kacau