Kisah Anak-anak Fatherless yang Bangkit Tanpa Sosok Ayah, Tak Selalu Berakhir Buruk
Meski tumbuh tanpa ayah, ketiga sosok ini membuktikan bahwa anak fatherless bisa sukses dan bahagia. Simak cerita selengkapnya.(Dok. Freepik/pikisuperstar)
12:40
27 Oktober 2025

Kisah Anak-anak Fatherless yang Bangkit Tanpa Sosok Ayah, Tak Selalu Berakhir Buruk

- Anak-anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah, alias fatherless, kerap dianggap menjadi sosok yang terluka, haus akan kasih sayang, bermasalah, dan tidak tangguh.

Namun, tidak selamanya anak-anak korban fatherless berakhir demikian. Ada beberapa yang bisa bangkit tanpa peran ayah dalam tumbuh kembangnya, berdasarkan temuan tim Harian Kompas melalui wawancara dengan beberapa narasumber.

“Ada tiga tokoh (narasumber) yang fatherless yang kemudian bisa menjadi ‘orang’. Artinya bukan dari sisi materi, tapi berusaha untuk memutus (rantai fatherless) supaya hidup lebih baik lagi,” kata wartawan Harian Kompas dari desk Investigasi & Jurnalisme Data, M Puteri Rosalina dalam acara “After Hours Club: Redefining Father Figure” di Gramedia Jalma, Jakarta Selatan, Kamis (23/10/2025).

Sebagai informasi, fenomena fatherless adalah ketika seorang anak tumbuh tanpa kehadiran sosok ayah baik secara fisik maupun emosional karena beragam faktor, mulai dari sibuk bekerja sampai bercerai.

Berdasarkan olahan Tim Jurnalisme Data Harian Kompas menggunakan data Mikro Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik Maret 2024, sebanyak 20,1 persen atau 15,9 juta anak Indonesia berpotensi tumbuh fatherless.

Dari 15,9 juta itu, sebanyak 4,4 juta anak tinggal di keluarga tanpa ayah. Sisanya alias 11,5 juta anak, mereka tinggal bersama ayah dengan jam kerja lebih dari 60 jam per minggu, atau lebih dari 12 jam per hari, lima hari kerja.

Tumbuh fatherless, Dono menemukan sosok ayah lewat buku

Meski tumbuh tanpa ayah, ketiga sosok ini membuktikan bahwa anak fatherless bisa sukses dan bahagia. Simak cerita selengkapnya.UNSPLASH/RENDY NOVANTINO Meski tumbuh tanpa ayah, ketiga sosok ini membuktikan bahwa anak fatherless bisa sukses dan bahagia. Simak cerita selengkapnya.

Kisah pertama datang dari salah satu narasumber yang diwawancarai oleh Harian Kompas yaitu Dono. Ia mengalami fatherless karena orangtuanya bercerai.

Alih-alih membiarkan dirinya terpuruk karena tidak memiliki figur ayah yang menemani pertumbuhannya, Dono berupaya mencari figur ayah dari literatur.

“Dia berusaha mencari sosok ayah dari buku. Waktu itu mungkin karena belum ada internet, dia berusaha mencari dari buku,” tutur Puteri.

Beragam figur ayah yang Dono “temui” lewat buku membuatnya berupaya agar apa yang dialami tidak terjadi pada anak-anaknya.

Rachmat Reza mengubah luka akibat fatherless menjadi karya

Narasumber kedua adalah penulis buku “Fatherless: Andai Ayah Dengar Ini” terbitan Buku Mojok, yaitu Rachmat Reza.

“Untuk menyembuhkan luka, dia berusaha untuk menuliskan ceritanya, ditambah dengan beberapa penelitian dia sendiri. Dia menuliskan ceritanya di dalam 14 buku soal fatherless,” ungkap Puteri.

Melalui buku-buku tersebut, Reza berharap agar orang-orang tidak mengalami hal negatif dari fenomena fatherless yang ia pernah alami.

Aulia berprestasi tanpa ditemani ayah

Meski tumbuh tanpa ayah, ketiga sosok ini membuktikan bahwa anak fatherless bisa sukses dan bahagia. Simak cerita selengkapnya.KOMPAS.COM/Shutterstock Meski tumbuh tanpa ayah, ketiga sosok ini membuktikan bahwa anak fatherless bisa sukses dan bahagia. Simak cerita selengkapnya.

Kisah terakhir datang dari seorang perempuan bernama Aulia. Ia lahir tanpa figur ayah karena sang ayah bekerja di luar kota demi pendapatan yang lebih bisa menjamin kehidupan Aulia sekeluarga.

“Tapi dia (Aulia) berusaha supaya menunjukkan ke lingkungannya bahwa tidak adanya ayah tidak akan menghalangi prestasinya. Dan dia berhasil berprestasi, dan sekarang sudah lulus dari kuliah,” tutur Puteri.

Fatherless tak selamanya buruk

Puteri mengatakan bahwa benang merah dari kisah ketiga narasumber tersebut adalah para “korban” berusaha keluar dari bayang-bayang bahwa tidak ada ayah pasti akan selalu buruk.

“Kalau saya wawancara Pak Dono, dia bilang, ‘Sudah enggak usah bersedih untuk fatherless, kita harus bangkit, toh enggak ada gunanya’. Tapi mungkin ini tidak bisa buat semua orang kalau keputusan (untuk bangkit) tidak ada dalam diri sendiri,” pungkas Puteri.

Tag:  #kisah #anak #anak #fatherless #yang #bangkit #tanpa #sosok #ayah #selalu #berakhir #buruk

KOMENTAR