Baek Sehee Meninggal di Usia 35 Tahun, Selamatkan Lima Nyawa Lewat Donasi Organ
Baek Sehee [Ist]
14:47
17 Oktober 2025

Baek Sehee Meninggal di Usia 35 Tahun, Selamatkan Lima Nyawa Lewat Donasi Organ

Baca 10 detik
  • Penulis Korea Selatan yang buku debutnya, I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki, menjadi bestseller global, Baek Sehee, meninggal dunia pada usia 35 tahun.
  • Di tengah duka, kabar inspiratif datang: Baek Sehee berhasil menyelamatkan lima nyawa melalui donasi organ.
  • Pihak keluarga dan kerabat terdekat tengah bekerja sama dengan otoritas terkait untuk menyelesaikan semua proses yang diperlukan. 

Dunia literasi Korea Selatan diselimuti kabar duka. Penulis novel bestseller Baek Sehee dilaporkan meninggal dunia pada usia muda, 35 tahun. Berita duka ini dikonfirmasi oleh media Korea, The Korea Herald.

Hingga saat ini, rincian mengenai penyebab kematian maupun jadwal pemakaman belum diumumkan secara resmi.

Pihak keluarga dan kerabat terdekat tengah bekerja sama dengan otoritas terkait untuk menyelesaikan semua proses yang diperlukan. 

Di balik kabar duka ini, tersimpan kisah inspiratif mengenai kemurahan hati almarhumah. Menurut keterangan dari Badan Donasi Organ Korea (Korea Organ Donation Agency), Baek Sehee telah membantu menyelamatkan lima nyawa orang lain melalui keputusan mulia untuk mendonasikan organ-organ vitalnya.

Organ yang didonasikan meliputi jantung, paru-paru, hati, dan ginjal.

Penulis yang Mendobrak Tabu Kesehatan Mental

Nama Baek Sehee melejit berkat buku debutnya pada tahun 2018, "I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki" ( ).

Buku ini bukanlah novel fiksi biasa, melainkan kumpulan refleksi pribadi dan transkrip sesi terapinya.

Karya yang ditulis dengan gaya bahasa lugas namun sangat menyentuh emosi ini langsung menarik perhatian pembaca, khususnya generasi milenial dan Gen Z, yang bergulat dengan isu kecemasan, depresi, dan burnout di tengah tuntutan hidup yang tinggi.

Buku tersebut laris manis di Korea dan kemudian diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk Inggris, Jepang, dan Prancis.

Kesuksesan buku pertamanya disusul dengan sekuel, "I Want to Die but I Still Want to Eat Tteokbokki", yang melanjutkan eksplorasi kompleksitas emosional, citra diri, dan perjalanan panjang menuju penyembuhan diri.

Gaya penulisan Baek Sehee yang jujur dan apa adanya, berhasil membantu mendestigmatisasi pembicaraan mengenai kesehatan mental di Korea Selatan, sebuah topik yang sebelumnya kerap dianggap tabu.

Kepergiannya meninggalkan warisan penting dalam percakapan publik mengenai kejujuran emosional.

Karya Baek Sehee menekankan pentingnya mencari bantuan profesional saat menghadapi isu kesehatan mental, depresi, atau kecemasan.

Disclaimer: Artikel ini bertujuan memberikan informasi, bukan pengganti diagnosis, saran, atau perawatan medis profesional. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala depresi yang parah, pemikiran untuk menyakiti diri sendiri, atau memiliki kecenderungan bunuh diri, mohon segera cari pertolongan profesional.

Layanan Darurat dan Konsultasi:

Jangan ragu untuk mencari bantuan. Anda dapat menghubungi layanan kesehatan mental atau hotline bunuh diri berikut yang tersedia 24 jam:

Kemenkes (Kementerian Kesehatan) RI: Layanan Sehat Jiwa melalui nomor telepon (021) 500-454 (Layanan Kesehatan Jiwa) atau 0811-385-5454 (Chat WhatsApp).

NGO Into The Light Indonesia: Memberikan dukungan bagi individu yang mengalami krisis bunuh diri dan masalah kesehatan mental. Kunjungi laman resmi mereka untuk kontak terdekat.

Ingat, Anda tidak sendirian. Mengambil langkah untuk mencari bantuan adalah tindakan yang berani dan penting untuk proses pemulihan.

Editor: M Nurhadi

Tag:  #baek #sehee #meninggal #usia #tahun #selamatkan #lima #nyawa #lewat #donasi #organ

KOMENTAR