Mengenal Sejarah dan Fakta Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Siapa Saja Tokoh yang Terlibat?
Mengenal sejarah dan fakta Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. (Freepik)
07:04
8 Oktober 2024

Mengenal Sejarah dan Fakta Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Siapa Saja Tokoh yang Terlibat?

 

 

 

Sumpah Pemuda merupakan ikrar kebangsaan yang dirumuskan melalui sebuah putusan Kongres Pemuda Kedua di Jakarta pada 27-28 Oktober 1928.

Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI pada Selasa (8/10), ikrar ini adalah pernyataan kebangsaan pemuda pemuda Indonesia.

Dari berbagai latar belakang daerah, suku, dan agama, menyatukan keyakinan mereka bahwa tumpah darah, bangsa, dan bahasa persatuan: ialah Indonesia. 

Keyakinan itu, disebarluaskan untuk dijadikan asas bagi semua perkumpulan kebangsaan Indonesia setelah peristiwa Kongres Pemuda Kedua.

Kongres Pemuda Kedua digagas oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI).

PPPI ialah sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia. 

Kongres ini bertujuan untuk memperkuat rasa persatuan dan kebangsaan Indonesia yang telah tumbuh di dalam benak dan sanubari pemuda-pemudi. 

Sebelum kongres digelar, para pemuda mengadakan pertemuan terlebih dahulu pada 3 Mei 1928 dan 12 Agustus 1928. 

Mereka membahas tentang pembentukan panitia, susunan acara kongres, waktu, tempat, dan biaya. 

Kemudian, pertemuan itu menyepakati bahwa Kongres Pemuda Kedua akan diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928 di tiga lokasi berbeda.

Adapun lokasinya yaitu gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw (Rumah Indekos, Kramat No. 106). 

Keseluruhan biaya akan ditanggung oleh organisasi-organisasi yang menghadiri kongres serta sumbangan sukarela.

pertemuan juga menyepakati pembentukan kepanitiaan kongres dengan susunan sebagai berikut: 

  • Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI) Wakil Ketua: R.M. Djoko Marsaid (Jong Java) 
  • Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
  • Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
  • Pembantu I: Johan Mahmud Tjaja (Jong Islamieten Bond)
  • Pembantu II: R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
  • Pembantu III: R.C.L. Sendoek (Jong Celebes)
  • Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
  • Pembantu V: Mohammad Rochjani Su’ud (Pemoeda Kaoem Betawi)

1. Rapat Pertama

Rapat pertama ini diselenggarakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng pada Sabtu, 27 Oktober 1928. 

Dalam sambutannya, Sugondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda.

Acara kemudian dilanjutkan dengan uraian Muhammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. 

Menurutnya, ada lima faktor yang akan memperkuat persatuan Indonesia diantaranya sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

2. Rapat Kedua 

Rapat kedua diselenggarakan di Gedung Oost-Java Bioscoop dengan bahasan utama seputer pendidikan pada Minggu, 28 Oktober 1928. 

Kedua pembicaranya adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, yang sependapat bahwa setiap anak harus mendapat pendidikan kebangsaan. 

Selain itu, setiap anak juga harus dididik secara demokratis dan ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dengan di rumah.

3. Rapat Ketiga

Rapat yang ketiga diselenggarakan di Gedung Indonesische Clubhuis Keramat yang kini diabadikan sebagai Gedung Sumpah Pemuda pada Minggu, 28 Oktober 1928. 

Pada sesi ini, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.

Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak dapat dipisahkan dari pergerakan nasional. 

Gerakan kepanduan sejak dini akan mendidik anak-anak agar lebih disiplin dan mandiri, keduanya adalah hal-hal yang dibutuhkan dalam hal perjuangan. 

Pada rapat ketiga inilah diumumkan rumusan hasil kongres yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda.

Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia. Sebelum kongres ditutup, WR Supratman menampilkan lagu ciptaannya Indonesia Raya yang mendapat sambutan meriah.

Satu hal yang menarik dari lagu ini, tidak banyak yang mengetahui bahwa lagu tersebut selama ini dinyanyikan hanya satu bait. 

WR Supratman menciptakan lagu tersebut dalam tiga bait (stanza). Dari ketiganya, stanza pertama jauh lebih populer dan dihafal masyarakat Indonesia daripada kedua dan ketiga. 

Indonesia Raya kemudian diresmikan menjadi lagu kebangsaan yang menjadi identitas bangsa Indonesia.

Putusan Kongres Pemuda-Pemudi Indonesia

Kerapatan pemuda-pemuda Indonesia diadakan oleh perkumpulan-perkumpulan pemuda Indonesia yang berdasarkan kebangsaan dengan namanya Jong Java, Jong Soematra (Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten, Jong Bataksbond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi dan Perhimpoenan Peladjar2 Indonesia.

Membuka rapat pada tanggal 27 dan 28 Oktober tahun 1928 di negeri Djakarta:

Sesudahnya mendengar pidato-pidato pembicaraan yang diadakan didalam kerapatan tadi;

Sesudahnya menimbang segala isi-isi pidato-pidato dan pembicaraan ini.

Kerapatan lalu mengambil keputusan:

Pertama:

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Artinya: Kami, anak-anak Indonesia, bersumpah bahwa kami memiliki satu darah, yaitu darah Indonesia, dan bahwa kami berkomitmen untuk melindungi dan memperjuangkan tanah air Indonesia.

Kedua:

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Artinya: Kami, anak-anak Indonesia, menyatakan bahwa kami adalah satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia, dan bahwa kami bersatu untuk mencapai cita-cita bersama.

Ketiga:

Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Artinya: Kami, anak-anak Indonesia, berkomitmen untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang menyatukan kita semua.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #mengenal #sejarah #fakta #sumpah #pemuda #oktober #1928 #siapa #saja #tokoh #yang #terlibat

KOMENTAR