Gencatan Senjata Tercemar: Ancaman Houthi ke Israel dan Dampaknya
Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengancam akan melancarkan serangan ke kota Tel Aviv dan kapal dagang Israel jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melanggar perjanjian gencatan senjata 
13:30
19 Januari 2025

Gencatan Senjata Tercemar: Ancaman Houthi ke Israel dan Dampaknya

Militan Houthi dari Yaman mengeluarkan ancaman serius kepada Israel, menyatakan bahwa mereka akan melancarkan serangan ke kota Tel Aviv dan kapal dagang Israel jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melanggar perjanjian gencatan senjata yang baru disepakati.

Ancaman ini disampaikan oleh juru bicara Houthi, Brigadir Jenderal Yahya Saree, setelah kelompok tersebut meluncurkan serangan ke beberapa kota Israel, termasuk Eilat dan Ashkelon.

Kenapa Houthi Mengancam Israel?

Serangan oleh Houthi ini merupakan respons terhadap serangan udara yang terus dilakukan Israel di wilayah Gaza, meskipun telah disepakati gencatan senjata pada tanggal 19 Januari 2025.

Saree menyebutkan bahwa pesawat tempur Israel masih melancarkan serangan, yang menciptakan ketidakpuasan di pihak Houthi. "Kami akan terus memantau tahapan pelaksanaan perjanjian ini," ujar Mohammed al-Bukhaiti, seorang pejabat Houthi.

Dia menegaskan bahwa jika Israel tidak menghentikan agresi di Gaza, Houthi akan tetap melanjutkan operasi mereka, termasuk serangan terhadap kapal komersial yang beroperasi di Laut Merah dan Teluk Aden.

Apa Implikasi dari Serangan Houthi?

Serangan ini bukanlah yang pertama bagi Houthi;

sebelumnya mereka juga telah meluncurkan roket sebagai bentuk solidaritas kepada warga Palestina di Gaza.

Sementara itu, serangan terhadap angkatan laut dan kapal komersial yang terkait dengan Israel dan sekutunya berdampak pada reputasi Israel sebagai mitra dagang yang aman.

Bagaimana Tanggapan Hamas terhadap Situasi Ini?

Menyusul kesepakatan gencatan senjata, Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Khalil al-Hayya, mengucapkan terima kasih kepada para sekutunya, termasuk Houthi, Hizbullah dari Lebanon, dan Iran yang telah memberikan dukungan kepada Palestina.

"Kami tidak akan melupakan, kami tidak akan memaafkan, dan tidak ada di antara kami yang akan mengabaikan pengorbanan rakyat kami di Jalur Gaza," katanya.

Bagaimana Mekanisme Gencatan Senjata Ini?

Gencatan senjata yang disepakati antara Hamas dan Israel akan berlangsung selama 42 hari, dibagi menjadi tujuh tahap.

Setiap tahap meliputi pertukaran sandera dan tahanan, dengan Hamas membebaskan sejumlah sandera sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina oleh Israel.

Misalnya, pada fase pertama, Hamas akan membebaskan 33 sandera, sementara Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera sipil dan 50 untuk setiap tentara perempuan.

Apa yang Terjadi Setelah Gencatan Senjata?

Selama gencatan senjata, diharapkan akan ada penghentian pertempuran, dengan pasukan Israel mundur dari wilayah berpenduduk ke pinggiran Jalur Gaza.

Ini diharapkan akan memungkinkan warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke rumah mereka dan memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza, di mana banyak bantuan mulai mengalir.

Dengan ketegangan yang masih tinggi dan ancaman dari Houthi, situasi di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Gaza, tetap menjadi perhatian dunia.

Pertanyaan kini adalah apakah gencatan senjata ini akan bertahan, dan bagaimana reaksi dari pihak-pihak yang terlibat ke depan.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Editor: timtribunsolo

Tag:  #gencatan #senjata #tercemar #ancaman #houthi #israel #dampaknya

KOMENTAR