Tahun Baru, Ratusan Ribu Orang Berunjuk Rasa di Istanbul Turki untuk Dukung Perjuangan Palestina
Puluhan ribu peserta, mengibarkan bendera Turki dan Palestina, berkumpul untuk menghadiri demonstrasi solidaritas bagi rakyat Palestina di Gaza, yang diselenggarakan oleh National Will Platform yang berbaris menuju Jembatan Galata di Istanbul, Turki pada 01 Januari 2025. Hakan Akgun / Anadolu 
17:00
3 Januari 2025

Tahun Baru, Ratusan Ribu Orang Berunjuk Rasa di Istanbul Turki untuk Dukung Perjuangan Palestina

Ratusan ribu orang berunjuk rasa di Istanbul pada Hari Tahun Baru untuk mendukung Palestina.

Para pengunjuk rasa berunjuk rasa memenuhi ruas jalan di Jembatan Galata, menuntut diakhirinya kekerasan di Palestina.

Lebih dari 450.000 orang berkumpul di Jembatan Galata Istanbul pada Hari Tahun Baru untuk menyatakan solidaritas dengan Palestina.

Para peserta berbaris dari masjid-masjid di seluruh semenanjung bersejarah dan sekitarnya setelah salat subuh, melawan dinginnya musim dingin dan membawa bendera Turki dan Palestina

Acara ini diselenggarakan oleh National Will Platform, sebuah koalisi yang terdiri dari 308 LSM.

Para demonstran, termasuk para lansia, wanita, dan anak-anak, berdoa agar pembantaian Israel di Palestina diakhiri sebelum berkumpul di jembatan, yang membentang di Tanduk Emas yang ikonik, untuk menuntut tindakan internasional terhadap kekejaman yang sedang berlangsung.

Di tengah jembatan, di mana tindakan pengamanan ketat dilakukan, terlihat spanduk besar bertuliskan: "Hentikan Genosida di Gaza" dalam bahasa Turki dan Inggris, disertai bendera Turki dan Palestina.

Perahu juga mendukung protes dari laut.

Selain itu, stiker "ForFairFuture" dipasang di panggung yang disiapkan untuk pers, dan layar raksasa serta sistem suara juga dipasang di area tersebut.

Beberapa anggota LSM Turki dan asing serta aktivis hak asasi manusia juga memberikan pidato selama acara tersebut.

Berbicara di rapat umum tersebut, Bilal Erdogan, ketua dewan pengawas yayasan, mengecam tindakan Israel di Gaza, yang menandai hari ke-453 genosida. Ia mengenang pembunuhan bayi, anak-anak, wanita, orang tua, dokter, jurnalis, dan pekerja bantuan oleh Israel, serta menargetkan sekolah, masjid, dan gereja.

"Topeng" Barat telah jatuh di Gaza, katanya, sambil bertanya: "Di mana hak asasi manusia? Di mana hak anak-anak? Di mana hak perempuan? Di mana kebebasan pers, kebebasan berekspresi? Semua nilai-nilai Barat telah mati di Gaza dan Barat."

Ibrahim Besici, pemimpin LSM lainnya, menambahkan: "Anak-anak yang seharusnya lelah bermain justru kelelahan karena perang. Mata para ibu tak lagi berlinang air mata, dan para ayah tak lagi punya kekuatan untuk bertekuk lutut. Setiap meter persegi Gaza telah disirami darah para martir."

Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan: “Pembunuh Israel akan dimintai pertanggungjawaban” dan “Martir tidak boleh mati.”


Aksi unjuk rasa besar-besaran diakhiri dengan pesan solidaritas global

Aksi unjuk rasa besar-besaran di Jembatan Galata ditutup dengan doa dan partisipasi luas, termasuk peserta asing dan liputan media internasional.

Acara tersebut, yang dihadiri oleh 450.000 orang sebagaimana diumumkan oleh penyelenggara, menampilkan nyanyian dan lagu tentang Palestina, dengan para peserta bergabung secara serempak.

Para pengunjuk rasa juga menunjukkan gambar-gambar yang mencolok, termasuk figur manusia tanpa kepala yang dicat dengan warna bendera Israel dan tertulis “Teroris Israel” di atasnya serta boneka berlumuran darah yang dibawa oleh seorang peserta yang memegang tanda bertuliskan: “Pembunuh Bayi.”

Emine Karatas, seorang peserta, mengungkapkan kesedihannya atas para korban Palestina yang tidak bersalah, dengan menyatakan: “Hati kami tidak sanggup lagi menahan tangisan anak-anak, ayah, dan ibu. Kami ingin ini segera berakhir.”

Ahmet Salih Ozturk, pengunjuk rasa lainnya, menyoroti keberagaman peserta aksi, dengan mengatakan: “Orang-orang dari berbagai agama hadir di sini untuk membela hak asasi manusia. ... Ini bukan hanya penindasan terhadap umat Muslim, tetapi juga kemanusiaan secara keseluruhan.”

Abdulai Embalo, seorang pelajar dari Guinea-Bissau, menyerukan persatuan melawan penindasan: “Kita harus bersatu sebagai Muslim dan mengakhiri kekejaman ini.”

Tentara Israel telah melancarkan perang genosida di Gaza, menewaskan lebih dari 45.500 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

Pada bulan November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.


SUMBER: AA

Editor: Muhammad Barir

Tag:  #tahun #baru #ratusan #ribu #orang #berunjuk #rasa #istanbul #turki #untuk #dukung #perjuangan #palestina

KOMENTAR