Tipu-tipu Tentara Israel Agar Pemukim Utara Gak Ngamuk: Ngaku Menyusup ke Lebanon Padahal Kagak
Perbatasan wilayah pendudukan Israel dan Lebanon yang kerap diistilahkan sebagai garis biru, mengacu pada garis penarikan mundur pasukan saat perang kedua negara di 2006 silam. 
22:50
16 Januari 2024

Tipu-tipu Tentara Israel Agar Pemukim Utara Gak Ngamuk: Ngaku Menyusup ke Lebanon Padahal Kagak

- Radio Tentara Israel dilaporkan membuat klaim palsu tentang serangan infiltrasi di tanah Lebanon yang tidak pernah terjadi.

Disebutkan, Radio Tentara Israel membuat berita mengenai klaim kalau pasukan khusus Israel telah menyusup ke wilayah Lebanon dan melakukan serangan Senin (15/1/2024) malam, di wilayah Ayta al-Shaab, Lebanon.

Radio Tentara Israel juga mengklaim kalau ini adalah serangan pertama sejak perang tahun 2006 antara Israel dan Lebanon.

"Namun hal ini secara cepat dibantah oleh sumber-sumber kredibel Lebanon di wilayah tersebut," tulis laporan Al Mayadeen.

"Sumber informasi yang dikonfirmasi ke Al Mayadeen membenarkan bahwa media Israel menyebarkan berita palsu, menekankan bahwa tidak ada infiltrasi atau serangan darat," tambah laporan tersebut.

Ulasan tersebut menggambarkan, kalau para narasumber di Lebanon mengaitkan klaim Radio Tentara Israel ini dalam konteks yang lebih luas, sebagai upaya IDF untuk meningkatkan moral para pemukim yang tersisa di wilayah utara.

Kritik dan bahkan tuntutan kompensasi dari pemukim utara Israel belakangan makin gencar seiring tak bisa kembalinya mereka ke rumah-rumah mereka di perbatasan. 

"IDF menggunakan berbagai metode, termasuk mengarang pencapaian yang tidak ada, melalui aksi media," kata laporan tersebut mengutip narasumber di Lebanon.

Pun, sumber Al Mayadeen mengungkapkan, fakta yang terjadi adalah upaya tiga tentara dari unit pengintaian "Maglan" Israel untuk menyusup dari arah situs al-Raheb di wilayah pendudukan Israel menuju wilayah Lebanon yang telah dibebaskan.

"Unit IDF ditemukan dan rencana mereka digagalkan. Mereka kemudian kembali ke situs al-Raheb yang diduduki, dengan tangan kosong, dan kecewa," menurut sumber tersebut.

Sumber kemudian mengkonfirmasi kepada Al Mayadeen kalau milisi perlawanan Lebanon, Hizbullah tetap teguh berada di titik nol Garis Biru yang sering secara tidak akurat disebut sebagai perbatasan Lebanon-Palestina (wilayah pendudukan Israel).

Asap mengepul menyusul serangan udara Israel di desa Kfar Kila di Lebanon selatan dekat perbatasan dengan Israel pada 9 Januari 2024, di tengah ketegangan lintas batas yang sedang berlangsung ketika pertempuran terus berlanjut antara Israel dan militan Hamas di Gaza. Asap mengepul menyusul serangan udara Israel di desa Kfar Kila di Lebanon selatan dekat perbatasan dengan Israel pada 9 Januari 2024, di tengah ketegangan lintas batas yang sedang berlangsung ketika pertempuran terus berlanjut antara Israel dan militan Hamas di Gaza. (Rabih DAHER / AFP)

Media Israel Ulas Krisis Front Utara

Sebuah opini yang diterbitkan di surat kabar Israel Israel Hayom, berjudul Jangan beri tahu kami bahwa 'Hizbullah terhalang', mengulas krisis yang sedang dihadapi oleh pemukim Israel di wilayah utara Palestina yang diduduki.

Krisis ini, yang dikenal di "Israel" sebagai "krisis front utara" saat Hizbullah, semakin intensif menyerang seusai dimulainya Operasi Banjir Al-Aqsa oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober.

Saat itu, permukiman di utara dievakuasi dan pemukim dipindahkan ke daerah lain karena dianggap adanya ancaman dari milisi Hizbullah.

Laporan tersebut mengklaim, dalam beberapa pekan terakhir, Hizbullah telah menargetkan rumah penduduk di perbatasan utara.

"Koresponden surat kabar di Palestina utara menantang "para menteri, anggota kabinet, dan unit staf umum untuk bertanya kepada anggota keluarga mereka apakah ada di antara mereka yang bersedia pindah ke tempat tinggal di perbatasan utara," sindir tulisan tersebut.

Menurut laporan tersebut, selama akhir pekan, dikatakan kalau  warga Israel yang tinggal di permukiman yang terletak 3,5 kilometer dari perbatasan dengan Lebanon akan diizinkan untuk kembali ke tempat tinggal mereka, namun militer pendudukan Israel kemudian membantahnya.

Sebelum berita tersebut dibantah, para pemukim “yang takut akan hari dimana mereka akan diminta untuk kembali ke pemukiman mereka merasakan tekanan dan kecemasan setelah mendengar rumor tersebut,” kata laporan tersebut.

Laporan tersebut mengingatkan bahwa mediator Amerika, Amos Hochstein, melakukan perjalanan antara Lebanon dan “Israel” untuk memastikan bahwa Hizbullah tidak menargetkan para pemukim yang kembali ke tempat tinggal mereka,” namun beberapa hari kemudian, Hizbullah dilaporkan menargetkan tempat tinggal para pemukim di perbatasan utara, yang membalikkan keadaan menjadi "permainan rolet yang mematikan".

Setelah berhari-hari terjadi penurunan intensitas operasi di wilayah utara, beberapa orang menyatakan bahwa “Hizbullah terhalang”, namun, lanjut laporan tersebut, segera setelah keadaan menjadi lebih jelas, kelompok Perlawanan Lebanon muncul kembali.

(oln/almydn/*)

Tag:  #tipu #tipu #tentara #israel #agar #pemukim #utara #ngamuk #ngaku #menyusup #lebanon #padahal #kagak

KOMENTAR