Brigade Al-Quds Rilis Pernyataan soal Masa Depan Gaza, Sebut akan Buat Sejarah di Bulan Ramadhan
Pada hari Sabtu, Abu Hamzah menyerukan untuk tidak meninggalkan pertempuran Banjir Al-Aqsa yang dipimpin oleh para pahlawan di Gaza selama Ramadhan.
“Kami mendeklarasikan kelanjutan Pertempuran Banjir Al-Aqsa atas dasar Persatuan Medan di Gaza, Tepi Barat, Lebanon, Irak, Yaman dan Suriah,"
“Biarkan musuh tahu bahwa kita bersama Lebanon, Yaman dan Irak, satu front dalam perdamaian dan perang, mitra dalam takdir dan pengambilan keputusan," tegasnya, dikutip dari Palestine Chronicle.
Tidak hanya itu, pesan Abu Hamzah sebagian besar terletak dalam konteks pemerintah Arab dan Muslim.
Ia mengkritik pemerintahan Arab dan Islam yang dianggap telah meninggalkan Palestina selama ini.
Menurutnya, tidak ada alasan untuk meninggalkan Palestina dalam kondisi seperti ini.
“Tidak ada alasan bagi siapa pun untuk mengabaikan pertempuran yang kami lakukan atas nama negara Islam, terutama mereka yang memiliki tentara, pesawat, dan artileri," kata Abu Hamzah yang disampaikan Resistance News Network di saluran Telegramnya pada Sabtu 2 Maret.
Dia mengecam pemerintah yang terus mengikuti perintah Amerika Serikat dan tidak mendukung rakyat Palestina yang tertindas.
"Bukankah sudah waktunya bagi Anda untuk memobilisasi artileri Anda seperti orang-orang merdeka di Yaman, Lebanon dan Irak? Bukankah sudah waktunya bagi Anda untuk menanggalkan pakaian perbudakan dan penghinaan terhadap Amerika, Setan Besar, dan mengikuti teladan orang terhormat?” jelasnya, dikutip dari Al Mayadeen.
Abu Hamzah memuji ketabahan rakyat Palestina yang berani di Jalur Gaza dan ia berjanji akan berbagi kondisi dengan rakyat Palestina dan akan mengungkapkan rincian pertempuran yang akan dihadapi.
“Kami mengatakan kepada orang-orang kami bahwa perlawanan berbagi dengan Anda semua keadaan yang Anda alami, dan kami kemudian akan mengungkapkan adegan pertempuran ini dan perlindungan para pejuang di lorong-lorong bahaya dan medan kemartiran," jelasnya.
Ia juga menyerukan selama bulan Ramadhan ini, negara-negara Arab dan Islam sebaiknya memecah keheningan dan mendekatkan diri kepada Allah.
“Kami katakan kepada bangsa Arab dan umat Islam, sebagaimana kalian menghadap Allah dengan shalat wajib dan puasa, maka berpalinglah ke Palestina dengan senjata dan kewajiban jihad," terangnya.
Ia berbicara kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza yang terkepung, dengan berjanji tidak akan melepaskan hak-hak mereka terhadap warga sipil.
“Kami mengatakan kepada rakyat kami, Anda adalah simbol martabat, kebanggaan, dan mahkota kepala kami, dan kami tidak akan melepaskan hak-hak Anda, tidak peduli seberapa besar kami berbagi rasa sakit dan luka dengan Anda," tegasnya.
Ia berjanji akan terus bertempur demi keselamatan dan kemerdekaan warga Palestina.
“Kami dapat melanjutkan pertempuran, tidak peduli berapa lama itu berlangsung," jelasnya.
Masa Depan Gaza
Mengomentari dokumen baru-baru ini yang dikeluarkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai rencana pemerintahannya untuk hari setelah perangan, Abu Hamzah menegaskan bahwa semua hal yang berkaitan dengan Gaza hanya ditentukan oleh rakyat Jalur Gaza, pejuang dan mereka yang mempunyai kepentingan.
“Pesan kami kepada musuh dan pemimpin kelompok ini, Netanyahu, adalah bahwa masalah hari berikutnya di Gaza ditentukan oleh perlawanan Palestina," jelasnya.
Ia mengatakan, bulan Ramadhan ini akan menjadi bulan yang berbeda bagi para pejuang.
Pejuang akan menargetkan pendudukan pada hari pertama Ramadhan.
“Biarlah Ramadhan menjadi bulan yang penuh kengerian dan kegelisahan bagi pendudukan, dan kami menyerukan agar hari pertama Ramadhan menjadi hari mobilisasi global di segala bidang. Serang pos pemeriksaan, hadapi musuh, dan tingkatkan serangan," terangnya.
Di bagian lain pidatonya, juru bicara tersebut meminta rakyat Palestina di Tepi Barat, al-Quds, dan wilayah pendudukan tahun 1948 untuk melakukan operasi terhadap pos pemeriksaan militer Israel dan memblokir jalan bagi para pemukim.
“Saya katakan kepada rakyat kami di Tepi Barat dan Al-Quds, keluarlah, ringan atau berat, untuk menyerang musuh," katanya.
Menurutnya, dengan adanya persatuan akan membuat Ramadhan ini menjadi hari bersejarah bagi rakyat Palestina.
“Kami yakin bahwa persatuan bangsa akan melakukan hal yang mustahil, dan akan menjadikan Ramadhan sebagai hari bersejarah untuk menghilangkan rasa malu dan mengancam keberadaan entitas musuh dan arogansi global," tutupnya.
Sebagai informasi, serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah menewwaskan 30.320 warga Palestina dan 71.533 lainnya terluka.
Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza, menyebabkan penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Abu Hamzah, Konflik Palestina vs Israel
Tag: #brigade #quds #rilis #pernyataan #soal #masa #depan #gaza #sebut #akan #buat #sejarah #bulan #ramadhan