Buntut Israel Tarik Tim Negosiator, Perundingan Gencatan Senjata di Gaza Alami Kemunduran
Ilustrasi - Asap mengepul selama pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 12 Februari 2024. 
12:40
15 Pebruari 2024

Buntut Israel Tarik Tim Negosiator, Perundingan Gencatan Senjata di Gaza Alami Kemunduran

- Israel dilaporkan menarik tim perundingnya dalam perundingan gencatan senjata terkait perang di Gaza.

Hal itu membuat upaya internasional untuk menengahi gencatan senjata antara Israel dan Hamas disebut mengalami kemunduran, Rabu (14/2/2024).

Perundingan gencatan senjata di Gaza mengalami kemunduran juga disebut karena tudingan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Hamas.

Netanyahu menuduh Hamas menghambat perundingan berisiko tinggi dengan tetap berpegang pada tuntutan 'delusi'.

Diberitakan AP News, pernyataan Netanyahu muncul beberapa jam setelah media lokal melaporkan bahwa PM Israel telah memerintahkan delegasi Israel untuk tidak melanjutkan perundingan di Kairo.

Laporan itu meningkatkan kekhawatiran atas nasib perundingan dan memicu kritik dari keluarga sekitar 130 tawanan yang tersisa, sekitar seperempat di antaranya dikatakan sudah mati.

Keluarga para sandera mengatakan keputusan Netanyahu sama dengan 'hukuman mati' bagi orang yang mereka cintai.

Sementara itu, Hamas mengatakan Netanyahu-lah yang patut disalahkan.

Pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, mengatakan Israel telah mengajukan proposal yang menyimpang dari kesepakatan yang dicapai selama perundingan gencatan senjata sebelumnya.

Sebelumnya, upaya mediasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Mesir dan Qatar, telah berupaya untuk membawa pihak-pihak yang bertikai menuju sebuah perjanjian yang mungkin bisa menjamin gencatan senjata.

“Di Kairo, Israel tidak menerima proposal baru dari Hamas mengenai pembebasan tawanan kami,” ujar Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

“Perubahan posisi Hamas akan memungkinkan kemajuan dalam negosiasi," lanjutnya.

Pada Selasa (13/2/2024), kepala CIA William Burns dan David Barnea, kepala agen mata-mata Israel Mossad, menghadiri pembicaraan di ibu kota Mesir, namun tidak ada tanda-tanda terobosan.

Pembicaraan berlanjut pada hari Rabu pada tingkat yang lebih rendah, bahkan ketika kekerasan mematikan masih terjadi di Jalur Gaza dan di sepanjang perbatasan Israel dengan Lebanon.

Netanyahu akan Terus Lancarkan Serangan ke Rafah

Benjamin Netanyahu bersumpah untuk terus melancarkan serangan ke Rafah, Gaza Selatan.

Namun, hal itu hanya bisa dilakukan setelah warga sipil diizinkan meninggalkan 'zona pertempuran'.

PM Israel itu tidak menjelaskan dengan jelas ke mana warga sipil yang terjebak akan diizinkan pergi, dan tindakan pengamanan apa, jika ada, yang akan diterapkan untuk melindungi mereka.

Mengingat, lebih dari satu juta warga Palestina berlindung di kota tersebut.

Dilansir The Guardian, Koordinator Operasi Bantuan PBB, Martin Griffiths, memperingatkan bahwa serangan itu dapat menyebabkan pembantaian di Gaza.

Dalam panggilan telepon dengan Netanyahu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, jumlah korban tewas di Gaza 'tidak dapat ditoleransi' dan bersikeras serangan Israel harus dihentikan.

Pada hari Rabu, di perbatasan Israel lainnya pada masa perang, serangan roket ke Israel utara dari Lebanon dilaporkan menewaskan satu orang dan melukai tujuh lainnya.

Israel kemudian melakukan serangan udara balasan yang menewaskan delapan orang, kecuali satu warga sipil.

Orang-orang memeriksa kerusakan di reruntuhan masjid setelah pemboman Israel, di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 12 Februari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. Orang-orang memeriksa kerusakan di reruntuhan masjid setelah pemboman Israel, di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 12 Februari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (MOHAMMED ABED / AFP)

Di seluruh kawasan terdapat ketakutan yang nyata bahwa waktu hampir habis untuk menjadi perantara gencatan senjata yang akan memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan bagi 2,3 juta orang di wilayah yang terkepung.

Selain itu, mengembalikan sekitar 130 sandera Israel yang masih disandera Hamas kepada orang yang mereka cintai, dan mencegah terjadinya konflik yang lebih luas.

Update Perang Israel-Hamas

Dikutip dari Al Jazeera, Israel “harus mendengarkan teman-temannya dan harus mendengarkan komunitas internasional” bahwa warga sipil tidak dapat dipaksa “membayar akibat mengalahkan Hamas”, kata para pemimpin.

Sekjen PBB Antonio Guterres mengutuk serangan pesawat tak berawak Israel terhadap dua jurnalis di Gaza yang menyebabkan keduanya dalam kondisi kritis.

Serangan Israel terhadap kota Nabatieh di Lebanon selatan telah menewaskan empat orang dari satu keluarga, lapor Kantor Berita Nasional Lebanon.

Pemerintahan Joe Biden mengatakan bahwa Israel menolak mengizinkan pengiriman tepung penting ke Gaza, meskipun sudah ada jaminan sebelumnya.

Ismail Abu Omar dari Al Jazeera berada dalam kondisi “berbahaya” setelah terluka dalam serangan pesawat tak berawak Israel pada hari Selasa.

Pemimpin Palestina Marwan Barghouti telah dipindahkan ke penjara Israel untuk diisolasi, kata Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir.

Kantor Urusan Palestina Departemen Luar Negeri AS mengecam pembunuhan Mohammad Ahmad Khdour yang berusia 17 tahun, yang ditembak mati oleh pasukan Israel.

Serangan Israel di Gaza telah menewaskan 28.576 warga Palestina dan melukai 68.291 lainnya sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Editor: Nanda Lusiana Saputri

Tag:  #buntut #israel #tarik #negosiator #perundingan #gencatan #senjata #gaza #alami #kemunduran

KOMENTAR