Hamas ke Dunia: Ratusan Ribu Warga Sipil Jadi Korban Jika Tentara Israel Serbu Rafah
Foto dari udara menunjukkan tenda-tenda pengungsi Palestina di Kota Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, 31 Desember 2023. 
22:50
10 Februari 2024

Hamas ke Dunia: Ratusan Ribu Warga Sipil Jadi Korban Jika Tentara Israel Serbu Rafah

- Hamas mengingatkan publik internasional kalau tindakan militer apa pun akan menimbulkan dampak bencana yang "dapat menyebabkan puluhan ribu orang meninggal dan terluka jika Rafah diserbu".

Hamas dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (10/2/2024), menyatakan akan menuntut balas ke Israel dan Amerika Serikat (AS) jika hal itu terjadi.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu minggu ini mengatakan dia telah memerintahkan pasukannya untuk bersiap memasuki kota yang penuh dengan pengungsi Palestina.

Mengklaim ada empat batalion Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas di Rafah, Tentara IDF diperintahkan Netanyahu untuk memburu mereka yang bertanggung jawab atas serangan mematikan pada 7 Oktober di Israel selatan.

Pengumuman tersebut telah memicu kekhawatiran dari lembaga PBB dan badan kemanusiaan serta pemerintah dunia internasional yang bergulat dengan krisis kemanusiaan yang semakin meningkat di Gaza akibat perang tersebut.

Warga Palestina di tengah kehancuran akibat serangan udara Israel di Rafah, di Jalur Gaza selatan, pada Jumat (9/2/2024). Warga Palestina di tengah kehancuran akibat serangan udara Israel di Rafah, di Jalur Gaza selatan, pada Jumat (9/2/2024). ((Kredit Foto: Fatima Shbair/Associated Press))

Bakal Menuntut Balas ke Israel dan AS

Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan kalau tindakan militer apa pun akan menimbulkan dampak bencana yang "dapat menyebabkan puluhan ribu orang meninggal dan terluka jika Rafah diserbu".

Kelompok Hamas Palestina yang menguasai Jalur Gaza mengatakan mereka akan meminta pertanggungjawaban “pemerintah Amerika, komunitas internasional, dan pendudukan Israel” jika hal itu terjadi.

Rafah, di perbatasan selatan Gaza dengan Mesir, telah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi warga sipil yang melarikan diri dari kampanye pemboman Israel yang tiada henti di wilayah lain di Jalur Gaza.

Awan asap akibat pemboman Israel menutupi cakrawala Khan Yunis dari Rafah di Jalur Gaza selatan pada 27 Desember 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. Awan asap akibat pemboman Israel menutupi cakrawala Khan Yunis dari Rafah di Jalur Gaza selatan pada 27 Desember 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. (MAHMUD HAMS / AFP)

Kini Dihuni Jutaan Pengungsi

PBB mengatakan sekitar setengah dari 2,4 juta penduduk Gaza kini berlindung di kota tersebut, banyak dari mereka yang tidur di luar tenda dan tempat penampungan sementara, serta meningkatnya kekhawatiran mengenai kekurangan makanan, air dan sanitasi.

Pada Jumat, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, mengatakan serangan besar-besaran Israel di Rafah “hanya akan menambah lapisan tragedi yang tak berkesudahan”.

Netanyahu telah memerintahkan para pejabat militer untuk menyusun rencana untuk “mengevakuasi” Rafah sekaligus “menghancurkan” pejuang Hamas di kota tersebut.

Perintah ini dianggap sejumlah pihak cuma formalitas dan basa-basi karena Israel sudah memulai bombademen ke Rafah dan menewaskan warga sipil termasuk anak-anak.

Para saksi mata melaporkan serangan baru di Rafah pada Sabtu pagi yang menewaskan puluhan warga sipil -termasuk 10 anak-anak- meningkatkan ketakutan di kalangan warga Palestina akan adanya invasi darat.

(oln/ndtv/*)

Tag:  #hamas #dunia #ratusan #ribu #warga #sipil #jadi #korban #jika #tentara #israel #serbu #rafah

KOMENTAR