Kejar Dominasi Robotika Dunia, Pembuat EV Tiongkok Percepat Lompatan Teknologi untuk Menyalip Amerika Serikat
- Dalam perlombaan teknologi global yang semakin ketat, para pembuat kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) asal Tiongkok seperti Xpeng, Chery, dan NIO kini melangkah lebih jauh dengan mengintegrasikan inovasi robotika ke dalam strategi bisnis mereka.
Hal ini dipandang sebagai strategi ambisius untuk menantang dominasi teknologi Amerika Serikat, sekaligus memperkuat posisi Tiongkok dalam ekonomi berbasis kecerdasan buatan (AI).
Melansir South China Morning Post, Sabtu (22/11), Xpeng mengumumkan rencana menjual hingga satu juta unit robot humanoid Iron pada 2030. CEO sekaligus salah satu pendiri Xpeng, He Xiaopeng, menegaskan bahwa biaya produksi robot humanoid pada akhirnya "akan turun ke kisaran biaya pembuatan mobil", sehingga memungkinkan penggunaan robot tersebut secara luas di rumah tangga.
Dia menegaskan, "Saya berharap robot Iron l akan menjadi anggota baru di toko, kantor, dan pabrik Xpeng pada akhir tahun depan," sambil menambahkan, "Saya percaya potensi pasar untuk robot lebih besar daripada mobil."
Optimismenya semakin kuat setelah CEO Tesla, Elon Musk, memuji robot Iron di media sosial dan memperkirakan bahwa perusahaan-perusahaan Tiongkok berpotensi mendominasi pasar robotika global bersama Tesla.
Robot Iron generasi ketujuh kini ditenagai oleh model AI Vision-Language-Action (VLA) 2.0, yang mengandalkan data visual untuk mengenali dan menafsirkan lingkungan sekitarnya.
Dengan teknologi ini, robot dapat mengambil keputusan secara langsung dari apa yang dilihatnya, tanpa harus mengubah gambar menjadi representasi bahasa terlebih dahulu. Alur pemrosesan yang lebih singkat ini meningkatkan efisiensi dan mengurangi potensi hilangnya informasi.
Menurut He Xiaopeng, produksi massal Iron dijadwalkan dimulai pada akhir 2026. Di saat bersamaan, perusahaan milik negara Chery Automobile juga ikut dalam persaingan, bekerja sama dengan perusahaan AI Aimoga untuk mengembangkan robot humanoid bernama Mornine, yang dirancang memahami bahasa manusia dan menangkap maksud interaksi secara alami.
Perusahaan EV Tiongkok lain, NIO, juga menyiapkan inovasi serupa dengan merancang robot berbentuk anjing, sementara BYD, GAC Group, dan Seres turut mengeksplorasi teknologi robotika dengan keyakinan bahwa kemampuan AI dalam kendaraan otonom dapat diterapkan untuk menjembatani interaksi antara manusia dan mesin di masa depan.
Dalam laporan keuangan terbarunya, Xpeng mencatat pendapatan tertinggi sepanjang sejarah dan memangkas kerugian secara signifikan. He Xiaopeng menegaskan bahwa masa depan perusahaan akan bertumpu pada ekspansi di bidang kecerdasan buatan, robotaksi, dan robot humanoid. "Kita berada pada tahap awal ekspansi cepat, di mana robotaksi dan humanoid bergerak menuju produksi massal," ujarnya.
Dia menambahkan bahwa Xpeng berkomitmen menjadi "perusahaan AI berwujud global" dengan fokus pada robotika dan kendaraan terbang sebagai pilar utama. Ambisi korporasi ini sejalan dengan kebijakan nasional Beijing yang menargetkan kepemimpinan Tiongkok dalam teknologi tingkat tinggi.
Analis menilai, kekuatan manufaktur besar serta rantai pasok yang efisien memberi Tiongkok keunggulan dalam menghadapi persaingan teknologi dengan Amerika Serikat.
Dengan menggabungkan keunggulan di sektor kendaraan listrik, kecerdasan buatan, dan robotika, perusahaan-perusahaan Tiongkok kini tidak sekadar menantang Tesla atau raksasa teknologi Amerika lainnya.
Mereka sedang membentuk lanskap baru bagi era "AI berwujud fisik", era di mana mesin cerdas akan menjadi bagian nyata dari kehidupan manusia, menandai lompatan global yang bisa mengubah keseimbangan kekuatan industri dunia.
Tag: #kejar #dominasi #robotika #dunia #pembuat #tiongkok #percepat #lompatan #teknologi #untuk #menyalip #amerika #serikat