



Trump dan Putin Ngobrol via Telepon, Ukraina Kaget, Pakar: Rusia Sudah Menang Lawan Barat
Trump menelepon Putin hari Rabu kemarin, (12/2/2025). Setelah itu, dia baru menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Kepala negara AS itu awalnya mengaku ingin bertemu dengan Putin di Arab Saudi tanpa disertai Zelensky.
Namun, Kamis kemarin dia mengklarifikasinya dan menyebut pertemuan di Arab Saudi akan melibatkan para pejabat AS, Rusia, dan Ukraina.
The Washington Post menyebut percakapan telepon Trump dengan Putin itu membuat Ukraina kaget dan menjadi sinyal bahaya bagi Eropa.
Pasalnya, dalam pengumuman mengenai percakapan itu, Eropa tidak disebut.
Para pemimpin Eropa khawatir kepentingan mereka mengenai pertahanan akan dilupakan jika Trump mengesampingkannya dalam pembicaraan dengan Rusia.
Zelensky sudah lama bersikeras agar Ukraina disertakan dalam pembicaraan mengenai cara mengakhiri perang. Lalu, para pemimpin Eropa meminta Eropa turut dilibatkan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Pete Hegseth pada hari Rabu menyebut upaya mengembalikan wilayah Ukraina seperti sebelum tahun 2014 tidaklah realistis.
Kemudian, dia menyebut keinginan Ukraina untuk menjadi anggota NATO seharusnya menjadi opsi atau bahan diskusi.
Pernyataan AS dan peristiwa percakapan Trump dengan Putin menimbulkan kecaman atau respons negatif dari Eropa.
Sebagai contoh, Kepala Bidang Urusan Luar Negeri Uni Eropa Kaja Kallas menyebut AS kini memberi Rusia “segalanya yang mereka minta, bahkan sebelum perundingan”.
Adapun Zelensky mencoba mengurangi kekhawatiran bahwa Ukraina telah dikesampingkan oleh rezim Trump.
Banyak warga Ukraina yang dilaporkan cemas setelah Trump berbincangn dengan Putin.
Salah satu perwira militer Israel menyebut AS sebagai rekan yang tidak bisa diandalkan.
“Kekecawaan terbesar datang dari tindakan AS,” kata perwira itu secara anonim.
“Politikus kalian telah kehilangan martabat mereka.”
Para pemimpin Eropa menegaskan bahwa tidak ada negosiasi jika Ukraina atau Eropa tidak diikutkan di meja perundingan.
Menurut Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius, Eropa sangat penting bagi “setiap tatanan baru”.

Pakar: Rusia sudah menang melawan Barat
Sementara itu, seorang sejarawan dan pakar politik internasional asal Jerman bernama Tarik Cyril Amar mengklaim Rusia telah menang melawan Barat setelah Trump menelepon Putin.
“Itu jelas kabar baik bagi dunia karena AS akhirnya mengakhiri kebijakan buruk antidiplomasi terhadap Rusia, negara besar lainnya dengan banyak senjata nuklir,” kata Amar dikutip dari Russia Today.
“Poin terpenting dari perbincangan telepon kemarin adalah bahwa Rusia sudah menang dalam perang melawan Barat.”
Amar mengatakan perang di Ukraina adalah perang setengah proksi. Barat melawan Rusia secara tidak langsung, dan sering dengan setengah hati.
Menurut dia, kekalahan Barat ini sebenarnya bisa dengan mudah dihindari jika Barat bersedia berkompromi dengan Rusia atau tetap menjauh dari perang antara Rusia dan Ukraina.
“Sekaranga realitas terbarunya adalah bahwa Barat bisa dihentikan dan dipaksa untuk berunding dengan syarat-syarat dari musuhnya (Rusia), dan seluruh dunia mengetahui ini sebagai fakta yang telah teruji, empiris.”
“Ini titik balik yang bersejarah dan kabar baik bagi kemanusiaan. Gaungnya akan terdengar selama puluhan tahun.”
Amar berkata perang di Ukraina adalah tragedi yang begitu besar dan sebenarnya tidak diperlukan.
Lalu, dia mengatakan apa yang bakal terjadi antara AS dan Rusia belum bisa diprediksi. Meski demikian, dia menyebut hubungan buruk antara AS dan Rusia bisa jadi akan mereda.
(*)
Tag: #trump #putin #ngobrol #telepon #ukraina #kaget #pakar #rusia #sudah #menang #lawan #barat