Hamas: Deportasi Tahanan Palestina Bagian dari Strategi Israel Kosongkan Yerusalem
BENTUK PAGAR - Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, mengerahkan personelnya untuk membuntuk pagar manusia di lokasi pembebasan 3 sandera Israel di Gaza, Sabtu (8/2/2025). Hamas pada hari Rabu (12/2/2025) mengecam keputusan Israel untuk mendeportasi tiga tahanan Palestina yang baru-baru ini dibebaskan. 
16:30
13 Februari 2025

Hamas: Deportasi Tahanan Palestina Bagian dari Strategi Israel Kosongkan Yerusalem

Hamas pada hari Rabu (12/2/2025) mengecam keputusan Israel untuk mendeportasi tiga tahanan Palestina yang baru-baru ini dibebaskan dalam pertukaran tahanan Sabtu lalu.

Ketiga tahanan tersebut adalah Tasnim Odeh, Mohammad Abu Halwa, dan Zeina Barbar.

Deportasi ini juga melibatkan anggota keluarga mereka, yang membuat Hamas menyebut ini sebagai tindakan yang tidak adil.

"Keputusan Israel untuk mendeportasi tahanan Tasnim Odeh, tahanan Mohammad Abu Halwa, dan tahanan yang dibebaskan Zeina Barbar, yang dibebaskan dalam pertukaran tahanan terakhir, bersama dengan keluarga mereka dari Yerusalem, merupakan keputusan yang biadab dan tidak adil," katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Menurut Hamas, langkah ini adalah bagian dari strategi Israel untuk menghapus Yerusalem dari penduduk aslinya.

Tidak hanya itu, Hamas menilai bahwa ini juga merupakan kelanjutan rencana Israel ekspansi pemukiman serta Yudaisasi kota suci tersebut.

Respons Hamas ini menyusul pernyataan Menteri Dalam Negeri Israel, Moshe Arbel yang mengatakan akan mendeportasi tiga warga Palestina dari Yerusalem Timur.

Menurut laporan harian Israel Yedioth Ahronoth, deportasi mencakup Zeina Barbar, yang merupakan anggota Front Populer untuk Pembebasan Palestina, serta Tasnim Odeh dan Mohammad Abu Halwa.

Israel mengklaim bahwa mereka memiliki hubungan dengan warga Palestina yang terlibat dalam serangan terhadap target-target Israel dan telah menunjukkan dukungan terhadap organisasi-organisasi Palestina.

"Saya memutuskan untuk menggunakan kewenangan saya berdasarkan hukum dan berupaya mengusir tiga pendukung organisasi Palestina, yang merupakan kerabat penyerang dan memilih untuk berpihak pada musuh selama masa perang dan mendukung tindakan menyakiti warga Israel," kata Arbel.

Keputusan Israel ini menyusul undang-undang yang telah disahkan oleh parlemen Israel (Knesset) pada bulan November, lalu.

Di mana dalam undang-undang tersebut menyatakan pemerintah memungkinkan mendeportasi kerabat warga Palestina yang terlibat dalam serangan terhadap target Israel, bahkan jika mereka hanya mengetahui atau mendukungnya secara simbolis.

Keputusan ini menimbulkan kecaman dari berbagai kelompok hak asasi manusia dan organisasi internasional.

Keputusan Israel untuk mendeportasi ketiga warga Palestina ini muncul di tengah gencatan senjata yang mulai berlaku di Gaza pada 19 Januari.

Banyak yang menyebut kebijakan ini bertentangan dengan hukum internasional dan berpotensi memperburuk ketegangan di wilayah tersebut.

Dengan meningkatnya ketegangan dan terus berlanjutnya kebijakan kontroversial ini, masa depan proses perdamaian di Timur Tengah tampak semakin sulit. 

Hamas dan kelompok Palestina lainnya bersikeras bahwa tindakan seperti ini hanya akan memperburuk konflik dan memperpanjang penderitaan rakyat Palestina.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel

Editor: Tiara Shelavie

Tag:  #hamas #deportasi #tahanan #palestina #bagian #dari #strategi #israel #kosongkan #yerusalem

KOMENTAR