Mantan PM Israel Ehud Barak Sebut Gagasan Trump soal Gaza sebagai Fantasi
Barak mengatakan kepada Radio Angkatan Darat Israel rencana Trump "lebih mirip balon percobaan, atau mungkin upaya untuk memberi sinyal dukungan terhadap Israel".
Ia menduga komentar Trump bisa jadi merupakan upaya untuk menekan para pemimpin Arab, dan memperingatkan mereka.
"Inilah yang akan terjadi jika kalian tidak bangun, mengusulkan jalur praktis untuk Gaza, dan membantu menyingkirkan Hamas dari kekuasaan," ucap Barak.
Barak mengatakan, bisa saja negara-negara Arab yang lebih moderat (yang tidak terlalu ekstrem) punya solusi yang lebih baik daripada rencana Trump.
Dia juga menyebut rencana Trump itu sebagai "sebuah fantasi", yang artinya, Barak menganggap rencana Trump tidak realistis atau tidak akan berhasil.
Ambil Alih Jalur Gaza
Dalam pernyataan pada konferensi pers Selasa (4/2/2025), Trump menyebut AS akan mengambil alih Jalur Gaza dan nantinya akan bekerja di sana juga.
Ini mengindikasikan bahwa Jalur Gaza akan dimilikinya dalam jangka panjang, AFP melaporkan.
"Kami akan memilikinya dan bertanggung jawab untuk mengungkap semua bom berbahaya yang belum meledak dan senjata lainnya di lokasi tersebut," katanya.
"Ratakan lokasi tersebut, dan singkirkan bangunan yang hancur, ratakan, ciptakan pembangunan ekonomi yang akan menyediakan lapangan pekerjaan dan perumahan dalam jumlah tak terbatas bagi penduduk di area tersebut," tambahnya.
Ketika didesak untuk memberikan rincian, Trump mengatakan ia "melihat posisi kepemilikan jangka panjang".
Menurutnya rencana itu dapat membawa stabilitas besar ke wilayah Timur Tengah itu dan mungkin seluruh Timur Tengah.
Relokasi Warga Gaza
Dikutip dari CNBC, Trump mengisyaratkan warga Palestina di Gaza direlokasi.
Pembangunan kembali tidak ditujukan oleh "orang-orang yang sama".
"Itu tidak boleh melalui proses pembangunan kembali dan pendudukan oleh orang-orang yang sama yang benar-benar telah berdiri di sana dan berjuang untuknya dan tinggal di sana dan mati di sana dan menjalani kehidupan yang ditelantarkan di sana,"; ujarnya.
"Satu-satunya alasan warga Palestina ingin kembali ke Gaza adalah karena mereka tidak punya alternatif," kata Trump.
"Saya membayangkan orang-orang dunia tinggal di sana. Orang-orang di dunia. Saya pikir Anda akan menjadikan tempat yang internasional dan luar biasa... Dan saya pikir seluruh dunia, perwakilan dari seluruh dunia, akan berada di sana," jelasnya lagi.
"Orang Palestina, juga, orang Palestina akan tinggal di sana. Banyak orang akan tinggal di sana. Namun, mereka telah mencoba cara lain dan mereka telah mencoba selama puluhan tahun dan puluhan tahun. Itu tidak akan berhasil. Itu tidak berhasil. Itu tidak akan pernah berhasil."
Terjunkan Pasukan AS ke Gaza
Di sisi lain Trump juga mengisyaratkan akan menurunkan pasukan AS.
Ia mengatakan hal itu dapat dilakukan "jika perlu".
"Sejauh menyangkut Gaza, kami akan melakukan apa yang diperlukan. Jika perlu, kami akan melakukannya," kata Trump ketika ditanya apakah pasukan Amerika akan dilibatkan.
Dalam pernyataannya, Trump menyebut akan menyulap Gaza menjadi Riviera Timur Tengah.
"Kami akan mengambil alih bagian itu, dan kami akan mengembangkannya, menciptakan ribuan dan ribuan lapangan kerja, dan itu akan menjadi sesuatu yang dapat dibanggakan oleh seluruh Timur Tengah,"; tambahnya.
"Saya pikir potensi di Jalur Gaza tidak dapat dipercaya."
Klaim Dukungan dari Para Pemimpin Arab
Trump mengklaim bahwa para pemimpin Arab mendukung rencana.
Meskipun, setelah diumumkannya Trump, Liga Arab sangat menentangnya.
"Saya dapat memberi tahu Anda, saya berbicara dengan para pemimpin negara-negara lain di Timur Tengah, dan mereka menyukai gagasan itu," katanya.
Komentar Trump ini sebenarnya memicu kecaman di seluruh dunia, khususnya di dunia Arab.
Ide Trump tampaknya menantang hak warga Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri, dengan para kritikus mengecamnya sebagai potensi "pembersihan etnis."
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Tag: #mantan #israel #ehud #barak #sebut #gagasan #trump #soal #gaza #sebagai #fantasi