Prediabetes Bukan Akhir Segalanya! Yuk, Kendalikan Gula Darah Mulai Saat Ini
Anda baru saja melakukan pemeriksaan gula darah, lalu dokter menyebut kondisi prediabetes? Berbahagialah, tandanya Anda masih punya waktu untuk mengubah gaya hidup, agar tidak terserang diabetes di masa depan!
Melansir laman Cleveland Clinic, Prediabetes terjadi ketika kadar gula darah Anda meningkat, tetapi belum cukup tinggi untuk dianggap sebagai diabetes tipe 2. Kadar gula darah normal berkisar antara 70 hingga 99 miligram per desiliter (mg/dL). Jika Anda memiliki prediabetes, biasanya kadar gula darah Anda berkisar antara 100 hingga 125 mg/dL.
Menurut Asosiasi Diabetes Amerika, orang berusia 45 tahun dengan prediabetes memiliki risiko 9% hingga 14% untuk terserang diabetes tipe 2 dalam waktu 10 tahun ke depan. Kabar baiknya, prediabetes bisa diatasi dengan perubahan gaya hidup sehat.
Ilustrasi gula darah (Pixabay.com/stevepb)Prediabetes sangat umum terjadi. Peneliti memperkirakan sekitar 84 juta orang dewasa di Amerika Serikat memiliki prediabetes. Kondisi ini mempengaruhi lebih dari 1 dari 3 orang dewasa di bawah usia 65 tahun dan setengah dari orang di atas 65 tahun di AS. Lebih dari 80 persen orang dengan prediabetes tidak menyadari mereka memilikinya karena seringkali tidak menunjukkan gejala.
Baca Juga: Bikin Kondisi Dorman Borisman Drop, Ini Sebab Stroke ke-2 Lebih Berbahaya dan Mematikan!
Gejala dan Penyebab
Kebanyakan orang dengan prediabetes tidak memiliki gejala. Inilah mengapa penting untuk rutin memeriksakan diri ke penyedia layanan kesehatan utama Anda agar mereka dapat melakukan skrining, seperti panel metabolik dasar, untuk memeriksa kadar gula darah Anda. Ini adalah satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda memiliki prediabetes.
Bagi sedikit orang yang mengalami gejala prediabetes, gejalanya bisa berupa:
- Kulit gelap di ketiak atau belakang leher (acanthosis nigricans).
- Tanda kulit.
- Perubahan mata yang bisa menyebabkan retinopati terkait diabetes.
Apa penyebab prediabetes?
Penyebab prediabetes sama dengan penyebab diabetes tipe 2, yaitu resistensi insulin. Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel di otot, lemak, dan hati Anda tidak merespons insulin sebagaimana mestinya. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas yang penting untuk kehidupan dan mengatur kadar gula darah. Ketika Anda tidak memiliki cukup insulin atau tubuh Anda tidak meresponsnya dengan baik, kadar gula darah Anda meningkat.
Baca Juga: Dialami Dorman Borisman Sebelum Meninggal, Ini Sebab Diabetes Bikin Kaki Diamputasi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan resistensi insulin meliputi:
- Genetika.
- Kelebihan lemak tubuh, terutama di perut dan sekitar organ (lemak visceral).
- Kurang aktivitas fisik.
- Mengonsumsi makanan olahan tinggi karbohidrat dan lemak jenuh secara sering.
- Obat tertentu, seperti penggunaan steroid jangka panjang.
- Gangguan hormonal, seperti hipotiroidisme dan sindrom Cushing.
- Stres kronis dan kurang tidur berkualitas.
- Apa saja faktor risiko prediabetes?
Faktor risiko prediabetes meliputi:
- Riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2 (orang tua atau saudara).
- Kelebihan berat badan atau obesitas (BMI lebih dari 25).
- Kurang aktif secara fisik (kurang dari tiga kali seminggu).
- Usia 45 tahun atau lebih.
- Merokok.
- Sleep apnea obstruktif.
- Pernah mengalami diabetes gestasional.
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Tangani Prediabetes dengan Gaya Hidup dan Pola Makan Sehat
Untuk bisa terhindari dari diabetes tipe 2 di masa depan, penyandang prediabetes perlu mengubah gaya hidup dan pola makan menjadi lebih sehat. Terkait hal ini, dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK., dari Program Doktor Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) telah melakukan penelitian terkait diet spesifik untuk penyandang prediabetes yang disesuaikan dengan faktor genetik.
Dalam penelitiannya, dr. Witri mengembangkan rekomendasi diet khusus untuk mencegah perkembangan prediabetes menjadi diabetes berdasarkan analisis interaksi asupan zat gizi masyarakat Indonesia terhadap delapan varian genetik yang terkait dengan resistensi insulin, komposisi tubuh, dan preferensi makanan.
Melansir laman Universitas Indonesia, dr. Witri melakukan penelitian terhadap 193 penyandang prediabetes dan 376 orang sehat berusia 20-55 tahun. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan bermakna antara variasi genetik LEPR rs1137101 (SNP yang menyandi reseptor leptin) dan GCKR rs780094 (SNP yang menyandi protein pengatur metabolisme glukosa) dengan prediabetes. Artinya, varian tertentu pada kedua SNP ini meningkatkan risiko seseorang mengalami prediabetes.
Analisis asupan zat gizi subjek penelitian menunjukkan bahwa penyandang prediabetes memiliki pola asupan zat gizi berisiko tinggi, seperti kelebihan asupan energi, proporsi karbohidrat, lemak, dan asam lemak jenuh yang lebih tinggi, serta asupan serat yang lebih rendah. Skor DII (Dietary Inflammatory Index) mereka juga lebih tinggi, yang menunjukkan potensi pola makan terhadap inflamasi. Interaksi antara varian genetik berisiko dengan pola asupan zat gizi yang berisiko meningkatkan risiko progresivitas prediabetes.
“Dengan demikian, untuk mencegah perkembangan prediabetes menjadi diabetes pada individu yang memiliki varian genetik risiko tinggi, diberikan rekomendasi diet yang spesifik yang berbeda dengan individu tanpa varian genetik risiko tinggi. Penelitian ini menghasilkan rekomendasi diet spesifik untuk 8 varian genetik risiko tinggi prediabetes,” ujar dr. Witri.
Tag: #prediabetes #bukan #akhir #segalanya #kendalikan #gula #darah #mulai #saat