



Prevalensi Gangguan Pendengaran Meningkat Sejak 2015, Penting Mengenal Pemeriksaan REM
–Kementerian Kesehatan menyebutkan prevalensi gangguan pendengaran meningkat selama 25 tahun terakhir. Dari 14,3 persen menjadi 18,1 persen sejak 2015 di seluruh populasi dunia.
Bagaimana dengan kondisi di Indonesia? Berdasar data Riskesdas 2013 Kementerian Kesehatan, kasus pendengaran pada anak usia 5 tahun ke atas cukup banyak. Tiap 100 anak, ada 2 sampai 3 anak mengalami gangguan pendengaran. Nah, alat bantu dengar menjadi salah satu opsi untuk membantu kelompok dengan gangguan pendengaran.
Agar memastikan alat pendengaran bekerja dengaan baik dan berfungsi dengan maksimal, ada pemeriksaaan Real Ear Measurement (REM). REM salah satu metode pengukuran tingkat suara yang dihasilkan alat bantu dengar di dalam liang telinga, saat perangkat tersebut digunakan. Pemeriksaan itu untuk memastikan bahwa alat bantu dengar bekerja dengan optimal sesuai dengan kebutuhan unik setiap pengguna.
Teknologi REM membantu pengguna mendapatkan manfaat maksimal dari alat bantu dengar mereka, termasuk peningkatan kualitas suara, kenyamanan dalam penggunaan, serta kemampuan berkomunikasi yang lebih baik dalam berbagai situasi.
Deputy CEO Kasoem Hearing Group Trista Mutia Kasoem menyatakan, REM merupakan standar internasional dalam dunia audiologi. Kasoem Hearing Center menjadi satu-satunya pusat pendengaran di Indonesia yang mampu menyediakan layanan ini secara menyeluruh.
”Kasoem menjadi satu-satunya hearing center yang mampu melakukan pemeriksaan REM untuk memaksimalkan manfaat alat bantu dengar. Kini, seluruh pengguna alat bantu dengar dapat dengan mudah datang ke Kasoem Hearing Center untuk memeriksa dan memastikan alat bantu dengar mereka berfungsi secara optimal,” ujar Trista Mutia Kasoem.
”Kami berharap layanan ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kualitas hidup masyarakat Indonesia yang mengalami gangguan pendengaran,” tambah dia di Surabaya.
Trista menuturkan, pihaknya menggelar pemeriksaan REM di belasan kota di Indonesia. Salah satunya di Surabaya. Selama 2024, pihaknya menghelat pemeriksaan REM di 12 kota. Selain Surabaya, ada Cirebon, Bandung, Jakarta, Lampung, hingga Semarang.
”Melalui REM ini, peserta bisa mendapatkan penyesuaian yang lebih presisi pada alat bantu dengar mereka, mengurangi ketidaknyamanan yang sering muncul akibat pengaturan suara yang kurang tepat, dan meningkatkan kemampuan mendengar dalam situasi yang menantang, seperti di keramaian atau saat berbicara dengan banyak orang,” papar Trista Mutia Kasoem.
Tag: #prevalensi #gangguan #pendengaran #meningkat #sejak #2015 #penting #mengenal #pemeriksaan