Benarkah Konsumsi Suplemen Vitamin D Bisa Menyebabkan Keracunan hingga Kematian? Simak Hasil Penelitiannya
ilustrasi suplemen vitamin D. Sumber foto: Freepik
10:36
8 Maret 2024

Benarkah Konsumsi Suplemen Vitamin D Bisa Menyebabkan Keracunan hingga Kematian? Simak Hasil Penelitiannya

 

Banyak orang mengonsumsi suplemen vitamin D terutama pada musim dingin atau hujan lantaran sulit mendapatkan dosis harian dari sinar matahari.

Vitamin D larut dalam lemak, diperlukan untuk kesehatan secara umum, juga untuk beberapa fungsi spesifik dalam tubuh.

Seseorang mungkin memperhatikan bahwa beberapa susu cenderung diperkaya vitamin D guna membantu tubuh menyerap kalsium untuk tulang, dukung fungsi otot dan saraf, kesehatan jantung, dan kekebalan tubuh.

Adapun kondisi tertentu dapat memicu kekurangan vitamin D misal penuaan, osteoporosis, penyakit saraf, gangguan malabsorpsi, penyakit ginjal dan hati, depresi, dan rakhitis.

Meski begitu, kulit menghasilkan vitamin D saat terkena sinar matahari. Jika seseorang mendapat paparan sinar matahari, ada hal-hal tertentu yang bisa melindungi kulit seperti polusi, tabir surya, dan kandungan melanin, dikutip dari EatingWell, Jumat (8/3).

Menurut Frontiers in Nutrition, penelitian menunjukkan seseorang bisa mendapatkan cukup vitamin D dengan membiarkan tubuh terkena sinar matahari pada tengah hari antara jam 10 pagi dan 4 sore selama 5-30 menit setidaknya dua kali seminggu.

Selain sinar matahari dan suplemen, vitamin D juga terdapat pada beberapa makanan misal kuning telur, jamur yang terkena sinar UV, dan ikan salmon, tuna, serta sarden. Beberapa makanan juga diperkaya vitamin D termasuk susu, sereal, dan jus.

Sementara itu, menurut Brazilian Journal of Nephrology, banyak kasus keracunan vitamin D dimulai dari kekurangan vitamin D.

Dalam menganalisis data, para peneliti menemukan orang-orang yang kekurangan vitamin D mengonsumsi suplemen dalam dosis lebih tinggi dari yang direkomendasikan atau suplemen tersebut dikombinasikan dengan makanan mengandung vitamin D, sehingga kelebihan batas.

Biasanya jenis toksisitas ini terjadi seiring berjalannya waktu, dibandingkan dengan overdosis vitamin secara bersamaan.

“Tidak seperti vitamin lainnya, vitamin D bertindak seperti hormon, jika kelebihan vitamin D dalam tubuh dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti hiperkalsemia (kadar kalsium yang tinggi dalam darah),” jelas Senior Nutrition & News Editor Maria Laura Haddad Garcia.

“Penumpukan vitamin D dalam tubuh terjadi ketika mengonsumsi vitamin D dosis sangat tinggi selama beberapa bulan. Selain itu, vitamin D larut dalam lemak, tubuh tidak dapat membuangnya seperti halnya vitamin yang larut dalam air,” tambahnya.

Penting untuk dicatat bahwa keracunan vitamin D tidak terjadi akibat paparan sinar matahari karena tubuh membatasi jumlah vitamin D yang dihasilkan dari sinar UV, menurut National Institutes of Health (NIH).

Meskipun demikian, terlalu banyak terkena paparan sinar matahari membawa risiko lain termasuk sengatan matahari dan kanker kulit, jadi tetap penting untuk mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari risiko tersebut.

Kemudian perlu diingat bahwa supaya tubuh dapat memproduksi cukup vitamin D, seseorang memerlukan paparan sinar matahari tanpa tabir surya.

Menurut NIH, sebelum keracunan vitamin D terjadi, ada tanda-tanda peringatannya yakni mual, muntah, lemah otot, nyeri, hilang selera makan, nyeri, dehidrasi, BAK berlebihan, dan haus.

Jika tidak ditangani tepat waktu, keracunan vitamin D dapat berkembang menjadi gagal ginjal, detak jantung tidak teratur, dan akhirnya kematian. Jika mengonsumsi vitamin D dan mengalami salah satu tanda peringatannya, segera berhenti dan temui dokter.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #benarkah #konsumsi #suplemen #vitamin #bisa #menyebabkan #keracunan #hingga #kematian #simak #hasil #penelitiannya

KOMENTAR