Prabowo Yakinkan Ekonom Indonesia Tak Gelap
Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri panen raya padi di Desa Randegan Wetan, Ligung, Majalengka, Jawa Barat, Senin (7/4/2025). (Cahyo - Biro Pers Sekretariat Presiden)
19:09
8 April 2025

Prabowo Yakinkan Ekonom Indonesia Tak Gelap

 

Lama direncanakan, Presiden Prabowo Subianto akhirnya bertemu dan berbicara dengan para ekonom dan investor di Menara Mandiri Jakarta, Selasa (8/4). Momen itu, Prabowo gunakan untuk menjelaskan visi ekonominya lima tahun ke depan. Selain itu, Prabowo juga mencoba meyakinkan jika masa depan Indonesia cerah.

Mengawali paparannya, Prabowo menyadari jika pemerintah kurang komunikatif. Termasuk dalam menjelaskan situasi nasional kepada pelaku pasar. "Karena saya menganut filosofi evidence based performance. Jadi saya enggan bicara tanpa bukti nyata," ujarnya.

Namun belakangan, dia menyadari jika itu tidak sepenuhnya tepat. Karena di era sekarang pemimpin harus terbuka dan tidak anti kritik. Prabowo menjelaskan, visi pembangunan yang dicanangkan tertuang dalam buku strategi transformasi bangsa yang ditulis.

Di mana basisnya adalah Pancasila dan UUD 1945 yang harus berketuhanan, mengandung persatuan, melindungi kemanusiaan, dan harus mencerminkan keadilan sosial. "Tidak boleh ada yang lapar di republik merdeka 80 tahun. Tidak boleh ada yang tinggal di bawah kolong jembatan, ini menusuk rasa keadilan," imbuhnya.

Oleh karenanya, strategi pihaknya sejalan dengan sustainable development goals. Yakni food, energy, water.

"Karena itu swasembada pangan menjadi sasaran kita, swasembada energi, swasembada dan manajemen air yang baik dan tentunya industrialisasi supaya ada nilai tambah," jelasnya.

Dia menambahkan, saat ini situasi dunia tengah dalam goncangan ekonomi. Teranyar diakibatkan kebijakan peningkatan tarif impor oleh Amerika. Sejatinya, lanjut dia, para pendiri bangsa sudah mengingatkan sejak dulu untuk bangun ekonomi dengan berdiri di atas kaki sendiri.

Kepada para investor dan ekonom, Prabowo menepis wacana Indonesia gelap. Baginya, itu hanya narasi untuk mendestabilisasi suatu negara. Padahal, dia meyakini masa depan Indonesia cerah.

"Kalau saya ketemu petani, mereka gembira, peningkatan hasil mereka naik secara drastis, produksi naik drastis," kata dia. Ke depan, lanjutnya, kekayaan alam Indonesia akan dikelola untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat.

Hal itu, akan menciptakan lapangan kerja yang baru. Di sektor kelautan misalnya, pihaknya akan membuka budidaya ikan dan udang di pantai utara Jawa hingga 40 ribu hektare. Di mana setiap hektarnya, akan menyerap 2-4 pekerja. "Dunia butuh protein. Kita punya pantai salah satu terpanjang di dunia," jelasnya.

Prabowo juga meyakinkan jika Indonesia mampu merespon dampak pengenaan tarif resiprokal yang dikeluarkan Amerika Serikat (AS). Selain upaya negosiasi, Dia menjelaskan akan memaksimalkan pasar domestik Indonesia yang sangat besar. Contohnya untuk industri tekstil, jumlah seragam yang dibutuhkan saja 50 juta siswa. Jika masing-masing punya 4, maka bisa menjadi demand yang tinggi.

Pada kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan berbagai indikator ekonomi domestik masih resilien. Meski begitu, dia mengakui adanya kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden AS Donald Trump memicu adanya guncangan dan ketidakpastian global.

"Pengumuman penetapan tarif oleh Trump 2.0 kita lihat ekonomi uncertainty langsung melonjak, yang tertinggi ini akibat kebijakan tersebut probability resesi juga meningkat," ujarnya.

Probabilitas resesi global turut muncul. Meski begitu, probabilitas Indonesia relatif rendah, yakni hanya 5 persen akibat ketidakpastian kebijakan perdagangan ini. Sementara itu, probabilitas resesi di AS mencapai 60 persen.

"Indonesia tapi relatif rendah di 5 persen trade policy uncertainty juga tinggi sehingga kita masuk dalam kebijakan yang uncertain," tambah mantan Menperin itu.

Dia melanjutkan, gejolak pasar keuangan seluruh dunia pun terjadi. Indonesia sebagai emerging market turut mengalami tekanan. Kondisi itu makin diperparah dengan retaliasi tarif oleh Tiongkok, yang memicu gangguan rantai pasok global. Hal itu turut membuat banyak korporasi mengambil sikap menahan diri atau wait and see untuk melakukan investasi maupun ekspansi.

Airlangga juga menyinggung guncangan yang memicu tekanan pada IHSG. Pelemahan itu disebutnya tidak hanya dialami Indonesia, tapi juga negara-negara lainnya.

"IHSG masih negatif, tadi pagi negatif namun sudah berada pada tren positif sudah naik. Nilai tukar rupiah juga relatif terjaga walaupun ada pelemahan. Tapi kalau kita bandingkan negara lain seperti Jepang pelemahannya itu sampai 50 persen, demikian juga beberapa negara lain," ujar Airlangga.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan dunia berubah luar biasa. Sekarang seluruh institusi global seperti World Trade Organization (WTO), International Monetary Fund (IMF), dan World Bank menjadi kurang efektif. Bahkan tidak efektif karena shareholder utamanya yaitu G7, terutama Amerika Serikat (AS) yang melahirkan institusi tersebut sekarang tidak lagi percaya. Sehingga memunculkan suatu sistem yang sifatnya unilateral.

"Ini rule based yang selama dikenal sejak Perang Dunia Kedua sekarang menjadi tidak pasti. Di sisi lain memunculkan blok-blok baru termasuk BRIC dan juga kebijakan yang semuanya cenderung menjadi dalam situasi tidak pasti," ujar perempuan yang akrab disapa Ani itu.

Akibatnya, memunculkan intensitas dari persaingan yang sangat runcing. Insting setiap negara pasti adalah menjaga domestiknya. Maka, banyak kebijakan ekonomi negara-negara di dunia menjadi inward looking.

"My country first, American first, China first, Indonesia first, dan yang lain-lain. Karena ini memang pada saat external environment tidak bisa diandalkan maka yang harus dilakukan adalah menjaga kepentingan nasional," bebernya.

Semula, Indonesia masih berharap adanya supply chain yang berdasarkan perkawanan. Makanya muncul friend-sharing dan near-sharing. Saat ini, istilah tersebut sudah tidak ada terdefinisi. Tidak lagi istilah kawan.

Misalnya, hubungan antara AS, Kanada, dan Meksiko yang memiliki North American Free Trade Agreement (NAFTA). Perjanjian perdagangan bebas antara ketiganya. Yang mana kesepakatan itu juga diinisiasi oleh AS dan kini justru ditinggalkan, bahkan menjadi persaingan akibat kebijakan tarif Trump.

"Inilah dunia yang kita hadapi. Kebijakan tarif Amerika menjadikan risiko ketidakpastian yang luar biasa," ucap Ani.

Kalau melihat timeline 1 Februari hingga April 2025, telah mengubah lanskap perekonomian global. Pada saat Trump mengeluarkan executive order untuk Kanada diberikan tarif 10 persen dan untuk energinya 25 persen. Kemudian Meksiko diberikan tarif 25 persen dan Tiongkok 10 persen telah mengubah seluruh tatanan perkawanan yang semula dianggap taken for granted.

Seiring berjalannya waktu, muncul retaliasi atau respons dan ancaman tambahan untuk produk tertentu seperti baja dan aluminium. Kemudian muncul executive order yang baru pada 4 Maret 2025, persis sebulan yang lalu, untuk menambah tarif Tiongkok sebesar 20 persen dan Kanada melakukan retaliasi. Timeline ini menggambarkan hanya dalam waktu 1 bulan, dunia yang tadinya diatur dengan rule based, sekarang tidak ada lagi kepastian.

"Ini yang menjadi salah satu yang perlu kita perhatikan di dalam kita mengelola ekonomi. Tidak kita terus-menerus terkaget-kaget. Namun pada saat yang sama kita tetap waspada," tegasnya.

Menurut Ani, tarif resiprokal AS terhadap 60 negara menggambarkan cara penghitungan tarif yang tidak bisa dipahami. Dia merasa semua yang sudah belajar ekonomi menjadi sia-sia. Sudah tidak berlaku lagi ilmunya. Yang penting pokoknya tarif duluan. Karena tujuannya adalah menutup defisit.

"Menutup defisit itu artinya, saya tidak ingin tergantung atau beli kepada orang lain lebih banyak dari apa yang saya bisa jual kepada orang lain. Itu is purely transactional. Tidak ada landasan ilmu ekonominya," tandasnya.

Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menambahkan, Indonesia akan melakukan penguatan Sumber Daya Manusia melalui gizi yang cukup. Tak hanya itu, MBG juga akan menciptakan efek yang besar pada ekonomi.

Dia mencontohkan, jika MBG sudah menjangkau 82,9 juta penerima manfaat, maka dana APBN yang terserap mencapai 25 triliun per bulan. "1 triliun per hari," ujarnya.

Dari jumlah itu, 90 persen akan menyerap hasil pertanian, ternak dan perikanan. Kemudian 10 persen anggaran akan menjadi penghasilan para pekerjanya.

Sementara itu, sejumlah pelaku usaha memberikan masukannya. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani meminta pemerintah hati-hati dalam negosiasi terkait tarif. Jangan sampai, keuntungan yang ditawarkan ke Amerika justru mengancam produk dalam negeri. "Karena Indonesia market yang besar," jelasnya.

Praktisi investor Budi Khidmat memberi masukan terkait perubahan komposisi bursa saham Indonesia. Dia menilai, bursa saham Indonesia masih didominasi bank. Padahal di berbagai negara, saham yang sedang menarik kalangan investor justru yang terkait teknologi seperti perusahaan AI.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #prabowo #yakinkan #ekonom #indonesia #gelap

KOMENTAR